Sabtu, 21 Mei 2011

ANALISIS SELISIH DALAM DUNIA PRAKTIK

PENDAHULUAN
Anggaran yang dijalankan dalam satu tahun anggaran bisa terjadi penyimpangan (selisih) dalam realisainya. Penyimpangan tersebut bisa jadi karena kesalahan hitung atau karena situasi dan kondisi pada saat dijalankannya program tersebut berbeda dengan pada saat program tersebut ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan maka perlu dianalisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan cara apa yang harus dilakukan untuk masa yang akan datang.

ANALISIS SELISIH DALAM DUNIA PRAKTIK
Beberapa hal yang menyebabkan perbedaan dalam praktik :
a.Perbandingan periode waktu
Perbandingan anggaran sesungguhnya dengan harapan kinerja sesungguhnya untuk tahun tersebut menunjukkan bagaimana dekatnya manajer unit usaha mengharapkan untuk mencapai target laba tahunan. Jika prestasi untuk tahun ke tanggal lebih buruk daripada anggaran untuk tahun ke tanggal, memungkinkan defisit untuk prestasi yang dicapai bisa diatasi untuk bulan-bulan berikutnya. Di lain pihak kekuatan yang menyebabkan kinerja sesungguhnya atas anggaran yang rendah untuk tahun ke tanggal bisa saja diharapkan berlanjut untuk tahun yang tersisa, dimana akan menghasilkan jumlah yang berbada dari jumlah yang dianggarkan.
Manajer puncak membutuhkan estimasi realistik untuk tahun tersebut, baik karena disebabkan kebutuhan akan perubahan kebijakan dividen, memenuhi kas tambahan, atau mengubah tingkat pengeluaran biaya kebijakan dan juga karena estimasi saat ini dari kinerja tahun tersebut kerap dilengkapi untuk analis keuangan dan pihak luar lainnya.
b.Memfokuskan pada laba kotor
Pada banyak perusahaan perubahan harga ataupun faktor lain diharapkan akan membawa perubahan harga jual, dan tugas manajer pemasaran adalah untuk memperoleh laba kotor yang dianggarkan. Kebijakkan seperti ini khususnya penting pada periode terjadinya inflasi. Analisis selisih pada sistem seperti itu tidak akan menghasilkan selisih tentang harga jual. Juga, akan ada selisih harga laba kotor; laba kotor per unit berbeda antara harga jual dan harga pokok produk.
Hal ini dikakukan dengan mensubstitusi laba kotor untuk harga jual dalam persamaan pendapatan. Laba kotor merupakan perbedaan antara harga jual sesungguhnya dengan harga pokok standar. Harga pokok standar hendaknya memasukkan perhitunga tersebut ke harga pokok produksi yang disebabkan oleh perubahan harga bahan baku dan tenaga kerja. Standar ini lebih dari sesungguhnya, biaya yang digunakan atas ketidakefisienan produksi tidak mempengaruhi organisasi pemasaran.
c.Standar evaluasi
Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas sesungguhnya suatu unit usaha dalam sistem pengendalian manajemen yakni:
1.Standar atau anggaran yang ditentukan sebelumnya
Jika standar atau anggaran ini disusun secara hati-hati dan dikoordinasikan dengan baik, maka standar ini sangat bagus. Standar ini merupakan dasar kinerja sesungguhnya yang dipakai pada kebanyakan perusahaan. Jika anggaran tersebut disusun dengan cara tidak hati-hati, cara ini tidak layak menjadi dasar perbandingan.
2.Standar historis
Cara ini merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada masa lalu. Kelemahan mendasar dari standar ini: (1) keadaan sekarang mungkin sudah berubah antara dua periode yang dibandingkan. (2) kinerja periode sebelumnya belum tentu dapat diterima.
3.Standar eksternal
Standar ini diperoleh dari pusat pertanggungjawaban atau perusahaan lain. Kinerja dari satu kantor cabang berbeda dengan kinerja kantor cabang lainnya. Jika kondisi pada dua pusat pertanggungjawaban ini sama, perbandingan seperti ini memungkinkan menjadi dasar evaluasi kinerja.

Keterbatasan Standar
Selisih antara kinerja sesungguhnya dengan standarnya bermanfaat jika standar yang digunakan diperoleh dari standar yang valid. Walaupun cukup mengacu pada selisih menguntungkan dan tidak menguntungkan, kata-kata ini menunjukkan standar tersebut merupakan ukuran yang layak dari kinerja yang seharusnya. Walaupun biaya standar tidak akurat, estimasi dari biaya yang seharusnya mungkin di bawah kondisi. Situasi berikut tidak timbul karena alas an berikut: (1) standar tidak dibuat dengan sempurna. (2) walaupun dibuat dengan sempurna sesuai kondisi saat itu, kondisi yang berubah menjadikannya standar yang absolute.
d.Full cost system
Jika perusahaan menggunakan sistem biaya penuh (full cost system), maka baik biaya variabel maupun biaya tetap dimasukkan sebagai elemen persediaan pada biaya standar per unit. Jika persediaan akhir lebih besar dari persediaan awal, beberapa biaya overhead tetap yang terjadi pada periode tersisa pada persediaan lebih dari mengalirkannya ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika persediaan menurun selama periode tersebut, lebih banyak biaya overhead tetap dikurangkan pada harga pokok penjualan dari pada jumlah sesungguhnya terjadi pada periode tersebut.
Jika tingkat persediaan berubah, dan jika volume produksi sesungguhnya berbeda dari yang dianggarkan, bagian dari selisih volume produksi dimasukkan dalam persediaan. Juga, jumlah selisih volume produksi ini harus dihitung dan dilaporkan. Selisih ini merupakan perbedaan biaya tetap produksi yang sesungguhnya dan biaya produksi tetap standar pada volume bersangkutan.
Jika perusahaan tersebut menggunakan syitem biaya variabel (variabel cost system), biaya produksi tetap tidak dimasukkan dalam persediaan sehingga tidak ada selisih volume produksi. Selisih biaya produksi tetap secara sederhana merupakan perbedaan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah sesungguhnya.
e.Biaya teknik dan kebijakkan
Selisih menguntungkan pada biaya teknik biasanya memberikan indikasi kinerja yang baik; yakni makin rendah biaya maka lebih baik kinerjanya. Sebaliknya, kinerja pusat biaya kebijakkan biasanya dinilai atas dasar kepuasan jika biaya sesungguhnya sama dengan yang dianggarkan.

KETERBATASAN ANALISIS SELISIH
1.Tidak menjelaskan alasan terjadinya selisih & tidak menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sebagai tindak lanjutnya
2.Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut penting atau tidak
3.Penyeimbang selisih akan membingungkan pembaca laporan
4.Manajer menjadi lebih tergantung pada keterangan & ramalan
5 Hanya menunjukkan apa yang telah terjadi, tidak menunjukkan apa pengaruh dimasa mendatang terhadap tindakan yang telah dilakukan manajer.

INFORMASI LAIN
Disamping menerima laporan selisih terhadap anggaran data sesungguhnya manajer unit usaha tertentu juga menrima informai dari sumber lainnya.
Ø Variabel Kunci
Variabel ini merupakan indicator penting atas kesuksesan perusahaan. Yang terpenting adalah informasi atas variabel kunci harus menjadi perhatian utama manajer unit usaha.
Ø Tujuan Non keuangan
Disamping tujuan keuangan yang harus dicapai maka tujuan non keuangan perlu juga dicapai karena perlu untuk menganalisis kinerja sebagai tambahan informasi pada anggaran laba.
Ø Informasi Informal
Manajer memperoleh informasi bisa dari komunikasi dengan orang lain, memo, rapat, dan sumber informasi lainnya. Kepentingan relatif informasi informal, dibandingkan dengan laporan formal yang telah diuraikan, berbeda dengan yang diinginkan oleh manajer.
Ø Tindakan Manajemen
Bagaimanapun juga keseimbangan antara informasi formal dan informal, prinsip yang terpenting adalah laporan laba bulanan seharusnya tidak berisi banyak kejutan. Informasi yang signifikan hendaknya dikomunikasikan secara cepat segera setelah informasi tersebut diketahui. Laporan formal tetaplah penting.


Manfaat utama dari laporan formal adalah:
• Laporan ini menyediakan tekanan yang diperlukan pada manajer tingkat bawah untuk mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.
• Informasi informal bisa saja tidak lengkap atau salah arti.
• Jumlah dalam laporan formal menyediakan informasi yang lebih akurat.
• Laporan formal bisa mengkonfirmasikan atas informasi dari pihak luar.

Laporan laba akan menjadi tidak bermanfaat jika tidak diambil tindakan. Tindakan bisa berisi penghargaan atas tugas yang dilakukan dengan baik, saran untuk tugas tertentu secara berbada, atau lebih drastis tindakan personalia.

ASPEK PERILAKU PADA PENILAIAN PRESTASI
Ø Pengawasan Ketat
Pengawasan ketat didasarkan atas filosofi bahwa manajer bawahan bekerja secara efektif jika mereka hanya ditargetkan untuk jangka pendek saja, dan manajer puncak bisa membantu bawahan dalam mengatasi masalah harian. Sehingga manajer bawahan bisa menghasilkan keputusan yang lebih baik jika dibantu oleh atasan.
Ø Pengawasan Longgar
Pengawasan longgar didasarkan pada filosofi manajemen yang diilustrasikan dengan pernyataan : “Saya menyewa seseorang dan saya membiarkannya untuk melakukan pekerjaannya sendiri”. Dengan pengawasan longgar, anggaran tersebut pada dasarnya merupakan alat perencanaan dan komunikasi.


Pengaruh Perilaku Pengawasan Ketat dan Longgar
Sistem pengawasan ketat mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
Pengawasan ketat cenderung mencegah manajer untuk bersikap tidak efisien ataupun membuang-buang waktu.
Tekanan yang konsisten memotivasi manajer untuk mencari jalan yang lebih baik untuk menjalankan operasional perusahaan seperti saat ini.
Disamping keuntungan, kelemahan pengawasan ketat adalah:
Manajer lebih memfokuskan pada tindakan jangka pendek dari pada jangka panjang perusahaan.
Untuk memenuhi laba jangka pendek, manajer unit usaha tidak melakukan tindakan yang bermanfaat untuk jangka panjang. Misalnya manajer tidak akan melakukan investasi walaupun pada jangka panjang akan mendatangkan keuantungan.
Kegunaan laba yang akan dianggarkan sebagai tujuan yang akan dicapai, bisa mengubah komunikasi antara manajer unit usaha dan manajer puncak. Jika manajer unit usaha dievaluasi atas dasar anggaran laba, maka ia akan membuat target yang kira-kira mudah dicapai saja.
Pengawasan ketat akan mendorong manajer untuk memanipulasi data.


Studi empiris yang pernah dilakukan Hopwood mengemukakan bahwa pengawasan ketat akan menjadikan:
• Hubungan kerja yang tidak harmonis
• Jeleknya hubungan dengan atasan
• Jeleknya hubungan dengan rekan sejawat
• Kecenderungan memanipulasi laporan akuntansi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pengawasan Ketat dan Longgar
Kemampuan unit usaha untuk menciptakan pencapaian laba yang seimbang yang memungkinkan tercapainya tujuan tersebut akan tergantung pada:
•Besarnya keleluasaan bagi manajer unit usaha untuk melakukan uji coba.
•Tingkat dimana variabel kinerja secara kritis bisa dipengaruhi oleh manajer unit usaha.
•Tingkat ketidakpastian yang melekat pada operasional perusahaan.
•Rentang waktu pengaruh keputusan manajer yang dibuatnya.

RANGKUMAN

Manajer unit usaha melaporkan kinerja yang telah dilakukannya ke atasannya. Pelaporan ini dilakukan secara teratur. Isi laporan ini berupa perbandingan pendapatan dan biaya sesungguhnya dan anggaran yang telah ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan diberikan penjelasan terinci. Laporan yang diterima oleh manajer puncak diteliti dan dianalisis, disamping juga memperhatikan kebenaran laporan yang disampaikan. Pelaporan dalam hal ini juga akan menentukan tingkat kompensasi yang akan diberikan kepada manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.


sumber: Halim Abdul, Dkk. 2003. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakrta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar