tag:blogger.com,1999:blog-63417116627529603772024-02-08T10:10:20.210-08:00r.e.d_blogsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.comBlogger36125tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-84744800778949133862011-05-21T23:43:00.000-07:002011-05-21T23:58:00.447-07:00RESIKO PENGENDALIANAdanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tujuan Pengendalian Intern</span><br />Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan agar:<br />• Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.<br />• Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.<br />• Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.<br />Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Elemen-elemen Pengendalian Intern</span><br />Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk Assesment), Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Lingkungan Pengendalian</span> <span style="font-style:italic;">(Control Environment)<br /></span>Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Penilaian Resiko</span> (<span style="font-style:italic;">Risk Assesment)<br /></span>Semua organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya resiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Prosedur Pengendalian</span> (<span style="font-style:italic;">Control Procedure</span>)<br />Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan.<br /><span style="font-style:italic;">Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:</span><br />• Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.<br />• Pelimpahan tanggung jawab.<br />• Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.<br />• Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pemantauan</span> <span style="font-style:italic;">(Monitoring)<br /></span>Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.<br />Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari auditor atas laporan keuangan.<br />Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)<br />Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.<br />Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.<br /><br /><br />Sumber: Sugiarto, Pengantar Akuntansi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2002.siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-43914823117733562612011-05-21T23:27:00.000-07:002011-05-21T23:39:26.628-07:00INVESTASI JANGKA PANJANG DAN AKTIVA LAIN-LAIN<span style="font-weight:bold;">A. Investasi Jangka Panjang</span><br />Investasi jangka panjang adalah penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Investasi jangka pajang dapat berupa:</span><br />1. Penyertaan dalam bentuk saham, obigasi, dan surat berharga lainnya.<br />2. Dana untuk melunasi utang jangka panjang, atau dana khusus lainnya.<br />3. Aktiva lain-lain, seperti pembelian tanah dengan rencana penggunaan dimasa yang akan datang.<br /> Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapa tberupa hutang, selain hutang jangka pendek atau hutang dagang, atau instrumen ekuitas. Pada umumnya investasi memiliki hak finansial, sebagai berwujud seperti investasi tanah, bangunan, emas, berlian, atau komoditi lain yang dapat dipasarkan.Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar yang aktif yang dapat membentuk nilai pasar. Untuk jenis investasi tersebut nilai pasar digunakan sebagai indikator penetapan nilai wajar. <br />Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar aktif, cara lain digunakan untuk menentukan nilai wajar.Atas dasar seluruh uraian di atas maka akhirnya dapat disimpulkan bahwa hakekat investasi jangka panjang adalah:<br />a. Bagian dari aktiva perusahaan,<br />b. DitanamkanAtas dasar seluruh uraian di atas maka akhirnya dapat <br />disimpulkan bahwa hakekat investasi jangka panjang adalah:<br />a) Bagian dari aktiva perusahaan,<br />b) Ditanamkan dalam bentuk tertentu,<br />c) Dimaksudkan untuk mencari keuntungan/menambah kekayaan atau<br />untuk tujuan lainnya.<br />d) Dalam waktu lebih dari satu tahun.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tujuan Investasi Jangka Panjang:</span><br />1. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.<br />2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.<br />3. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.<br />4. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.<br />5. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.<br />6. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Bentuk-bentuk Investasi Jangka Panjang</span><br />Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan bentuk investasi jangka panjangnya. Ada perusahaan yang memilih investasi pada tanah atau bangunan (bukan untuk operasi perusahaan) yang disebut dengan investasi properti. Ada juga yang memilih investasi dalam bentuk tabungan atau deposito, atau pilihan investasi yang lain yaitu pembelian saham atau obligasi.<br /> Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham. Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal. Di lain pihak, investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan penghasilan yang lebih tinggi daripada tingkat bunga obligasi, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang tinggi dan sebaliknya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">B. Investasi dalam Saham</span><br />Investasi dalam bentuk saham merupakan pembelian/ penyertaan/ kepemilikan perusahaan lain dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang berupa deviden. Keuntungan lainnya bisa berupa control manajemen yaitu hak menentukan kebijakkan atas perusaan yang dibeli. Control manajemen diperoleh jika kepemilikan saham mencapai tujuan mayoritas. Perusahaan yang merupakan investasi saham disebut perusahaan induk, sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham disebut perusahaan anak, hubungan keduanya biasa disebut perusahaan berafiliasi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">C. Investasi pada Obligasi</span><br />Obligasi merupakan surat pinjaman uang yang akan dilunasi setelah jangka waktu tertentu. Umumnya obligasi memberikan penghasilan bunga dengan jumlah tetap kepada investor. Adakalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan. Kalau diterima oleh pemegang obligasi yang berbentuk badan, dengan rekarakterisasoi sebagai deviden, bagian keuntungan yang diterima itu tidak dikenakkan pajak. Namun, bagi pembayar bunga yang direkarakterisasi sebagi deviden itu bukan merupakan biaya pengurang penghasilan. <br />Karena pada saat jatuh temponya, obligasi akan dibayar (kembali) sejumlah nominalnya, agio obligasi merupakan kerugian bagi investor dan sebaliknya disagio merupakan penghasilan. Hal sebaliknya berlaku untuk perusahaan penerbit obligasi. Dalam praktek akuntansi komersial, dengan adanya agio dan disagio (diskonto) obligasi itu, investor mendapatkan penghasilan bunga efektif yang berbeda dengan tingkat bunga nominal. Perhitungan bunga efektif itu menghendaki adanya amortisasi agio dan disagio sebagai koreksi terhadap nilai buku obligasi. <br />Bertujuan memperoleh bunga tetap setiap tahun selama masa investasi. Penyesuaian Bunga Berjalan & Amortisasi:<br />• Jurnal penyesuaian terhadap bunga yg belum diterima jika tgl bunga tidak tepat pada tgl akhir periode akuntansi <br />• Jurnal penyesuaian terhadap amortisasi agio atau disagio, jika obligasi dibeli dengan harga diatas atau dibawah nilai nominal.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Penjualan Investasi:</span><br />• Selisih harga jual dan nilai buku investasi obligasi diakui sbg keuntungan & sebaliknya sbg kerugian <br />• Saat penjualan, Kas bertambah sebesar Harga Jual bersih + bunga (bila ada), sedang investasi obligasi berkurang <br /><br /><span style="font-weight:bold;">D. Investasi pada Surat Berharga yang Lain</span><br />Selain saham dan obligasi, perusahaan dapat melakukan investasi pada surat berharga lain, misalnya warkat komersial. Pencatatan pada investasi dalam warkat komersial itu hampir sama dengan obligasi. Perbedaan kecil kemungkinan terjadi dengan adanya diskonto pada jenis surat berharga itu. Diskonto dimaksud merupakan penghasilan dari pemegang warkat komersial yang akan direalisasi pada saat pelunasan warkat itu. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">E. Investasi dalam Dana</span><br />Perusahaan karena keharusan (sesuai dengan kontrak) atau secara sukarela setiap tahun dapat menyisihkan suatu dana dalam jumlah tertentu. Dana itu dapat dibentuk misalnya untuk pelunasan utang (obligasi), saham preferen atau pembelian aktiva. Dalam hubungan dengan ketentuan perpajakan, sebagai contoh dengan pembentukan dana (cadangan) reklamasi perusahaan pertambangan yang dananya harus dititipkan pada bank pemerintah. Selanjutnya, dana itu dapat dikelola sendiri atau diserahkan kepada pihak ketiga. <br />Penanaman dana itu dapat memberikan hasil bagi perusahaan, misalnya dalam bentuk bunga (dari deposito dan tabungan yang lain), dividen (saham), dan sewa (dari harta). <br /><br /><span style="font-weight:bold;">F. Investasi dalam Aktiva Lain-lain<br /></span>Perusahaan dapat melakukan investasi pada aktiva lain-lain, misalnya tanah dan bangunan atau properti. Selain karena ada kelebihan dana, investasi itu dimaksudkan untuk keperluan ekspansi masa yang akan datang. Penghasilan dari investasi itu pada umumnya merupakan penghasilan kena pajak. Begitu juga dengan keuntungannya apabila investasi itu dijual.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kesimpulan <br /></span>Investasi sekuritas semakin menjadi pilihan penting dalam pertimbangan investasi, tentunya dengan semakin merebaknya pasar modal. Terlebih lagi dengan penurunan suku bunga untuk pasar uang dapat menyebabkan orang berpaling ke pasar modal. Sesuai dengan maksudnya, investasi dalam saham dapat untuk tujuan jangka pendek atau tujuan jangka panjang. <br />Bagi beberapa perusahaan, aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan, dan penilaian kinerja perusahaan mungkin sebagian besar, atau seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan mengenai aktivitas ini. <br />Beberapa perusahaan melakukan investasi sebagai cara untuk menempatkan kelebihan dana dan beberapa perusahaan lain melakukan perdagangan investasi untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan.<br /><br />Sumber: Dr. Gunadi, M.Sc., Akt.. 1997. Akuntansi Pajak. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-72111260941536977722011-05-21T03:13:00.000-07:002011-05-21T03:16:30.567-07:00Computer Integrated Manufacturing (CIM)<span style="font-weight:bold;">1.1 Definisi</span> <br />Integrated Manufacturing, yang dikenal sebagai CIM adalah frasa yang digunakan untuk menggambarkan otomatisasi lengkap pabrik manufaktur, dengan semua proses berfungsi di bawah kendali komputer dan informasi digital mengikat mereka bersama-sama. Hal ini dipromosikan oleh produsen alat mesin di tahun 1980-an dan Society for Manufacturing Engineers (CASA / UKM). Cukup sering itu adalah keliru untuk konsep "lampu keluar" pabrik. Ini mencakup CAD / CAM,-dibantu desain komputer / komputer dibantu manufaktur, CAPP, dibantu komputer proses perencanaan, CNC, mesin kontrol numerik alat komputer, DNC, kontrol numerik mesin perkakas langsung, FMS, sistem mesin yang fleksibel, ASRS, penyimpanan otomatis dan pengambilan sistem, AGV, kendaraan dipandu otomatis, penggunaan robot dan alat angkut otomatis, penjadwalan terkomputerisasi dan kontrol produksi, dan sistem bisnis yang terintegrasi dengan basis data umum. <br />Dibantu Desain Komputer (CAD) dan komputer-aided manufacturing (CAM) sistem yang penting untuk mengurangi waktu siklus dalam organisasi. CAD / CAM adalah alat teknologi tinggi mengintegrasikan antara desain dan manufaktur. CAD teknik memanfaatkan teknologi kelompok untuk membuat geometri yang sama untuk pencarian cepat. File elektronik menggantikan ruang tamu. CAD / CAM sistem yang terintegrasi menyediakan desain / rancangan, perencanaan dan penjadwalan, dan kemampuan fabrikasi. CAD menyediakan gambar bagian elektronik, dan CAM menyediakan fasilitas untuk pemotong lintasan pahat untuk mengambil sepotong mentah. <br />Grafis komputer yang menyediakan CAD memungkinkan desainer untuk membuat gambar elektronik yang dapat digambarkan dalam dua dimensi, atau sebagai dimensi komponen padat tiga atau perakitan yang dapat diputar seperti yang dilihat. Program perangkat lunak Advanced dapat menganalisis dan menguji desain sebelum prototipe dibuat. Elemen program analisis hingga memungkinkan para insinyur untuk memprediksi poin stres pada bagian, dan efek pembebanan. <br />Setelah bagian telah dirancang, grafis bisa digunakan untuk program jalur alat untuk mesin bagian. Ketika terintegrasi dengan postprocessor NC, program NC yang dapat digunakan dalam mesin CNC dihasilkan. Desain grafis juga dapat digunakan untuk merancang peralatan dan perlengkapan, dan untuk inspeksi oleh koordinat mengukur mesin. Bagian hilir menggunakan lebih yang dibuat dari CAD, semakin banyak waktu yang tersimpan dalam proses secara keseluruhan. <br />Perencanaan proses generatif merupakan generasi maju CAD / CAM. Ini menggunakan program perangkat lunak yang lebih kuat untuk mengembangkan rencana proses berdasarkan geometri bagian, jumlah bagian yang akan dibuat, dan informasi tentang fasilitas di pabrik. Hal ini dapat memilih alat yang terbaik dan fixture, dan dapat menghitung biaya dan waktu. <br />Sistem mesin fleksibel (FMS) adalah perpanjangan dari teknologi kelompok dan konsep manufaktur selular. Menggunakan terintegrasi CAD / CAM, bagian dapat dirancang dan diprogram dalam setengah waktu biasanya akan diperlukan untuk melakukan rekayasa. Program bagian dapat didownload ke pusat mesin CNC di bawah kendali suatu komputer host FMS. Tuan rumah FMS dapat jadwal CNC dan bagian-bagian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya. <br />Manufaktur terintegrasi komputer dapat mencakup kombinasi yang berbeda dari alat yang tercantum di atas. <br />Terintegrasi manufaktur Komputer (CIM) adalah manufaktur pendekatan menggunakan komputer untuk mengontrol seluruh produksi proses. Integrasi ini memungkinkan proses individu untuk pertukaran informasi dengan satu sama lain dan melakukan tindakan. Melalui integrasi komputer, manufaktur dapat lebih cepat dan kurang rawan kesalahan, meskipun Keuntungan utama adalah kemampuan untuk membuat proses manufaktur otomatis. Biasanya CIM bergantung pada proses kontrol loop tertutup, berdasarkan masukan waktu nyata dari sensor. Disebut juga sebagai desain yang fleksibel dan manufaktur.<br /><br />Conputer integrated manufacturing merupakan sistem pemanufakturan yang terotomatisasi seluruh pabrik secara terintegrasi yang dikendalikan secara central prosesing unit (CPU) sehinggga memiliki kapabilitas dalam merancang produk yang baik (CAD), pengujian produk (CAE), perencanaan dan pengendalian produk (CAM) dan sytem informasi yang terkoneksi.<br />Sebagai metode menufaktur, tiga komponen membedakan CIM dari metodologi manufaktur lain:<br />• Sarana untuk data, pengambilan manipulasi penyimpanan, dan penyajian; <br />• Mekanisme untuk sensing negara dan memodifikasi proses; <br />• Algoritma untuk menyatukan komponen pengolahan data dengan sensor / komponen modifikasi.<br /><br />Beberapa faktor yang terlibat ketika mempertimbangkan implementasi CIM adalah volume produksi, pengalaman perusahaan atau personel untuk membuat integrasi, tingkat integrasi ke dalam produk itu sendiri dan integrasi proses produksi. CIM yang paling berguna dimana tingkat tinggi ICT digunakan dalam perusahaan atau fasilitas, seperti CAD / CAM sistem, ketersediaan perencanaan proses dan data.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">1.2 Sejarah SIM</span><br />Gagasan "manufaktur digital" adalah menonjol tahun 1980, ketika terintegrasi manufaktur komputer dikembangkan dan dipromosikan oleh produsen alat mesin dan Komputer dan Sistem Otomatisasi Asosiasi dan Masyarakat Industri Engineers (CASA / UKM).<br /><br />"CIM adalah integrasi perusahaan manufaktur total dengan menggunakan sistem yang terintegrasi dan komunikasi data digabungkan dengan filosofi manajerial baru yang meningkatkan efisiensi dan personil organisasi." ERHUM ERHUM <br /><br />Ada tiga tantangan utama untuk pengembangan sistem manufaktur lancar operasi komputer terpadu: <br />• Integrasi komponen dari pemasok yang berbeda. Ketika mesin yang berbeda, seperti CNC, konveyor dan robot, menggunakan protokol komunikasi yang berbeda. Dalam kasus AGVs, bahkan berbeda panjang waktu untuk pengisian baterai dapat menimbulkan masalah. <br /><span style="font-style:italic;">• Integritas Data :</span> Semakin tinggi derajat otomatisasi, yang lebih penting adalah integritas data yang digunakan untuk mengontrol mesin. Sedangkan sistem CIM menghemat tenaga kerja operasi mesin, itu membutuhkan tenaga kerja manusia tambahan dalam memastikan bahwa ada perlindungan yang tepat untuk sinyal data yang digunakan untuk mengendalikan mesin. <br /><span style="font-style:italic;">• Proses kontrol :</span> Komputer dapat digunakan untuk membantu operator manusia dari fasilitas manufaktur, tetapi harus selalu ada seorang insinyur yang kompeten di tangan untuk menangani keadaan yang tidak dapat diramalkan oleh para perancang perangkat lunak kontrol. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">1.3Subsi stem di-manufaktur komputer terpadu </span><br />Sebuah sistem manufaktur terintegrasi komputer tidak sama dengan lampu-out "pabrik", yang akan dijalankan sepenuhnya independen dari campur tangan manusia, meskipun itu adalah langkah besar ke arah itu. Bagian dari sistem melibatkan manufaktur yang fleksibel , di mana pabrik bisa cepat dimodifikasi untuk menghasilkan produk yang berbeda, atau dimana volume produk dapat diubah dengan cepat dengan bantuan komputer. Beberapa atau semua subsistem berikut mungkin ditemukan dalam sebuah operasi CIM: <br /><br /><span style="font-style:italic;">Computer-aided teknik:</span> <br />• CAD ( -dibantu desain komputer ) <br />• CAE ( -dibantu teknik komputer ) <br />• CAM ( -dibantu manufaktur komputer ) <br />• CAPP ( membantu proses perencanaan-komputer ) <br />• CAQ ( membantu kualitas jaminan-komputer ) <br />• PPC ( perencanaan produksi dan kontrol ) <br />• ERP ( enterprise resource planning ) <br />• Sebuah sistem bisnis terintegrasi dengan database yang umum.<br /> <br /><span style="font-style:italic;">Perangkat dan peralatan yang dibutuhkan: </span><br />• CNC , Komputer numerik mesin perkakas dikontrol <br />• DNC , numerik mesin perkakas kontrol langsung <br />• PLC , Programmable logic controller <br />• Robotics Robotika <br />• Computers Komputer <br />• Software Perangkat Lunak <br />• Controllers Controllers <br />• Networks Jaringan <br />• Interfacing Interfacing <br />• Pemantauan peralatan <br /><br /><span style="font-style:italic;">Teknologi:</span> <br />• FMS, ( sistem produksi yang fleksibel ) <br />• ASRS, penyimpanan otomatis dan sistem temu kembali <br />• AGV, kendaraan dipandu otomatis <br />• Robotics Robotika <br />• Otomatis sistem alat angkut <br /><br /><span style="font-weight:bold;">2.1 CIMOSA</span><br />CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing Open System Architecture), adalah usulan Eropa 1990 untuk arsitektur sistem terbuka untuk CIM dikembangkan oleh Konsorsium amik sebagai rangkaian ESPRIT proyek. Tujuan CIMOSA adalah "untuk membantu perusahaan untuk mengelola perubahan dan mengintegrasikan fasilitas mereka dan operasi untuk menghadapi persaingan dunia yang luas keduanya. Ini menyediakan kerangka kerja arsitektur yang konsisten untuk pemodelan perusahaan dan integrasi perusahaan yang diperlukan dalam lingkungan CIM ".<br />CIMOSA menyediakan solusi untuk integrasi bisnis dengan empat jenis produk: <br />The CIMOSA Enterprise Modeling Framework, yang menyediakan sebuah arsitektur referensi untuk arsitektur enterprise <br />• CIMOSA IIS, sebuah standar untuk integrasi fisik dan aplikasi. <br />• CIMOSA Sistem Life Cycle, adalah model siklus hidup untuk pengembangan CIM dan penyebaran. <br />• Masukan untuk standarisasi, dasar-dasar untuk pengembangan standar internasional. <br /><br />CIMOSA menurut Vernadat (1996), menciptakan istilah proses bisnis dan memperkenalkan pendekatan berbasis proses terintegrasi model perusahaan berdasarkan pendekatan lintas-batas, yang bertentangan dengan tradisional fungsi atau pendekatan berbasis kegiatan. Dengan CIMOSA juga konsep "Arsitektur Sistem Terbuka" (OSA) untuk CIM diperkenalkan, yang dirancang untuk menjadi vendor-independent, dan dibangun dengan modul-modul standar CIM. Sini ke OSA adalah "dijelaskan dalam hal fungsi mereka, informasi, sumber daya, dan aspek organisasi dengan. Ini harus dirancang rekayasa terstruktur metode dan membuat operasional dan evolusi arsitektur modular untuk penggunaan operasional ".<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2.2 Isu </span><br />Salah satu masalah utama tentang CIM adalah alat ketidakcocokan dan kesulitan integrasi protokol. Mengintegrasikan pengendali merek peralatan yang berbeda dengan robot, konveyor dan pengendali pengawasan merupakan tugas yang memakan waktu dengan banyak jebakan. Cukup sering, investasi besar dan waktu yang dibutuhkan untuk perangkat lunak, perangkat keras, komunikasi, dan integrasi tidak dapat dibenarkan secara finansial dengan mudah. <br />Isu penting lainnya adalah integritas data. Mesin bereaksi canggung untuk data yang buruk, dan biaya pemeliharaan data serta sistem informasi umum biaya departemen lebih tinggi daripada di fasilitas non-CIM. <br /><br /> Masalah lainnya adalah usaha untuk program logika yang luas untuk menghasilkan jadwal dan urutan bagian mengoptimalkan. Tidak ada pengganti pikiran manusia dalam bereaksi terhadap-hari jadwal hari manufaktur yang dinamis dan mengubah prioritas. <br />Sama seperti hal lain, komputer manufaktur yang terintegrasi adalah obat mujarab tidak, atau harus itu dipeluk sebagai agama. Ini adalah alat operasional yang, jika diterapkan dengan benar, akan memberikan dimensi baru untuk bersaing: cepat memperkenalkan produk-produk berkualitas tinggi yang baru customerized dan mengantarkan mereka dengan waktu tempuh belum pernah terjadi sebelumnya, keputusan cepat, dan produk manufaktur dengan kecepatan tinggi.siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-11197749112200409732011-05-21T02:59:00.000-07:002011-05-21T03:08:33.874-07:00PROSES MANAJEMEN STRATEGISTidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai manajemen strategis, tetapi perusahaan kecilpun sebaiknya dikelola dengan menggunakan manajemen strategis. Manajemen strategis merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian manajemen strategis melibatkan pengambilan keputusan berjangka panjang dan rumit serta berorientasi masa depan dengan membutuhkan sumberdaya yang besar dan partisipasi manajemen puncak. Manajemen strategis merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan para perencana di tingkat perusahaan, unit bisnis dan fungsional serta para perencana pendukung lainnya.<br />Manajemen strategis prosesnya terdiri dari beberapa langkah salah satunya yaitu menganalisis lingkungan eksternal Semua langkah ini menjaga terhambatnya unit usaha terhadap lingkungan dan berjaga-jaga terhadap peluang dan masalah-masalah yang baru. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Analisis lingkungan Eksternal </span><br />Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh, lingkungan industri dan lingkungan operasional. <br />Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak berkaitan dengan situasi operasi perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-budaya, teknologi, demografi, politik-hukum, dan ekologi.<br />Lingkungan industri terdiri dari persaingan diantara anggota industri, hambatan masuk, produk substitusi, daya tawar pembeli dan daya tawar pemasok.<br />Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga kerja.<br />Perencana Strategis mengadakan Penilaian Eksternal berupa Audit Eksternal Manajemen-Strategis terdiri dari Analisa industri dan Scanning Lingkungan . Pada Hakikatnya Audit Eksternal memusat pada identifikasi dan evaluasi peristiwa di luar pengawasan langsung dariperusahaan berupa : Peningkatan Kompetisi Asing, Pergeseran Populasi, Demografis ( contoh, usia populasi) dan Teknologi informasi. Mengungkapkan Kunci Peluang dan Kunci Ancaman. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Analisa Kompetensi</span><br />Para manajer kemudian berkompeten dalam merumuskan strategi dalam mengambil keuntungan dari peluang dan menghilangkan/mengurangi dampak ancaman. Audit Eksternal diarahkan pada identifikasi variabel kunci yang menawarkan tanggapan yang bisa ditindak lanjuti. Ada 5 kategori Kekuatan-kekuatan Eksternal Pokok:<br />1). Kekuatan ekonomi <br />2). Sosial, budaya, demografis, dan kekuatan lingkungan <br />3). Politis, bidang pemerintah,dan kekuatan sah/tentang undang-undang. <br />4). Kekuatan teknologi dan <br />5).Kekuatan kompetitif.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kontribusi terhadap Ketahanan Ekonomi</span><br /><br />A.Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam memproses pelaksanaan Audit Eksternal yang melibatkan sebanyak mungkin para manajer dan karyawan , mengumpulkan keunggulan kecerdasan/inteligen kompetitif, informasi tentang sosial, demografis, budaya, lingkungan, dan lain lain, memonitor sumber informasi (surat kabar, artikel, dll.), pemanfaatan internet , memanfaatkan para penyalur, distributor, pelanggan sebagai sumber informasi<br /><br />B.Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam memperoleh Kunci Faktor Eksternal Desa`yang bervariasi dari waktu ke waktu serta bervariasi dengan perkembangan industri. Hal ini penting bagi pencapaian keberhasilan sasaran hasil jangka panjang yang terukur meskipun faktor ini digunakan oleh semua perusahaan termasuk persaing serta adanya skala prioritas dalam Analisa Hirarki Proses . Contoh Kunci Faktor Eksternal ini antara lain: penguasaan pasar, arena persaingan produk, ekonomi dunia, kepemilikan dan kunci keuntungan , menghargai daya saing, kemajuan teknologi, serta tingkat bunga<br /><br />C.Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam memperoleh Kekuatan Ekonomi: yang meliputi Ketersediaan kredit, Tingkat pendapatan bersih stlh pajak, Tingkat bunga, Tingkat inflasi, Tingkat pasar uang , Defisit anggaran pemerintah pusat , Kecenderungan produk domestik kotor , Pola Konsumsi , Kecenderungan pengangguran, Tingkat produktivitas pekerja Nilai dolar di pasar dunia, Kecenderunagn bursa saham , kondisi-kondisi ekonomi negara asing, Faktor Import/Export , Pergeseran Permintaan barang/jasa, Perbedaan pendapatan karena daerah/pelanggan, Fluktuasi Harga Pengeksporan tenaga kerjadan modal, Tindakan keuangan, Kebijakan fiskal Tarif pajak, Kebijakan ECC , Kebijakan OPEC, Kebijakan LDC, Perubahan Sosial, Budaya, demografis dan lingkungan: Kekuatan Ekonomi yang berdampak pada Produk, Jasa, Pasar, Pelanggan Populasi dunia> 6 milyar, Populasi Indonesia< 300 juta, Potensi besar untuk perluasan produksi domestik ke pasar lain, Domestik saja adalah suatu strategi yang penuh resiko.<br /><br />D.Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam memperoleh Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Perspektif E-Commerce memunculkan pertanyaan:” Apakah revolusi internet membypass kaum lemah, miskin, minoritas?” Jawabannya :Ya! Revolusi internet sedang melebarkan gap antara yang kayadan yang lemah/miskin. 42% rumah tangga di Amerika mempunyai komputer pribadi. 80% di antara mereka adalah rumah tangga berpendapatan> $ 75,000. Pemakaian Internet paling rendah ( 3%) diantara orang Amerika mendapat gaji $ 10,000 atau lebih sedikit. 26.7% orang Amerika Kulit Putih menggunakan Internet di rumah dibandingkan 9.2% yang berkulit Hitam dan 8.8% Hispanics. 90% saham biasa dari perusahaan Amerika dipegang oleh 10% paling orang Amerika yang paling kaya. Kontribusi Perencana Strategis beserta Tim Manajemen dalam Kunci sosial, budaya, demografis,dan variabel lingkungan: Memeperoleh pengertian terhadap Tingkat kemampuan menanggung anak, Jumlah kelompok minat-khusus, Jumlah perkawinan, Jumlah perceraian, Jumlah kelahiran, Jumlah kematian, Tingkat Imigrasidan emigrasi , Tingkat harapan hidup, Pendapatan per kapita , Sikap ke arah bisnis, Rata-Rata pendapatan bersih stlh pajak, Kebiasaan membeli, Perhatian etis, Sikap menabung, Persamaan rasial, Rata-Rata tingkat pendidikan, Peraturan pemerintah, Sikap ke arah layanan pelanggan, Sikap ke arah mutu produk, Kekekalan energi, Tanggung jawab sosial , Nilai atas waktu santai, Pendauran ulang, Manajemen Limbah, Polusi Udara dan Air, Penghabisan ozon, serta Spesies langka <br /><br />E.Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam memperoleh pengertian terhadap Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum dimana terdapat Kunci Peluang dan Kunci Ancaman berupa Undang-undang penentang monopoli industri ( contoh :Microsoft), Tarif pajak, Usaha Lobi, Hukum paten . Terus meningkatnya saling ketergantungan Global berdampak pada variabel politis berupa Perumusan strategi, Implementasi strategi, Para ahli strategi didalam suatu ekonomi global, Meramalkan iklim politis, Ketrampilan sesuai dengan hukum, Kultur dunia berbeda Dalam Globalisasi Industri mengerti atas kecenderungan di seluruh dunia ke arah pola konsumsi serupa , para pembeli dan para penjual global, E-Commerce , transmisi uang dan informasi ke seberang benua dalam sekejap. Kunci Politis, pemerintah dan variabel sah/tentang undang-undang yaitu Regulasi/Deregulasi Pemerintah, Perubahan Hukum perpajakan , Tarif khusus, Panitia Tindakan Politis (PACS), Tingkat keikutsertaan pemberi suara, Jumlah hak paten, Perubahandidalam hukum paten, Hukum perlindungan lingkungan, Perundang-Undangan kesetaraan ketenaga-kerjaan , Tingkat tunjangan pemerintah, Legislasi/Kekuatan penentang monopoli industri , Hubungan Sino-American Hubungan Russian-American ,Hubungan European-American, Hubungan African-American hubungan, Peraturan Import-Export , Tindakan keuangan Kondisi-Kondisi politis di negara-negara lain, Anggaran pemerintah, Minyak dunia, mata uang,dan pasar tenaga kerja, Kekejaman dan Lokasi aktivitas teroris<br /> <br />F.Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam memperoleh pengertian terhadap Kekuatan Teknologi : Perubahan Teknologi yang menimbulkan efek dramatis atas kepentingan operasi perusahaan : seperti ilmu serat optik, WiMAX, WiBro, 3G, EV-DO, Biometri, EFT, Rancang-Bangun komputer, serta Kemajuan kedirgantaraan . Begitu pula Internet berdampak pada peluang dan ancaman: yang mengubah siklus hidup produk, terus meningkatkan kecepatan distribusi. Menciptakan produksi baru dan jasa, penghapusan pembatasan pasar tradisional dan batas bumi, mengubah skala ekonomi , mengubah penghalang import eksport, redefinisi hubungan antara para penyalur, kreditur, pelanggan, dan pesaing industri. Pengguna modal yang berkompeten pada teknologi informasi ( IT) yaitu Kepala Divisi Informasi( CIO), dan Kepala Divisi Teknologi( CTO)<br /><br />G.Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam memperoleh pengertian terhadap Kekuatan Persaingan dengan mengidentifikasi perusahaan saingan Kekuatan Kelemahan Kemampuan Peluang Ancaman Sasaran hasil serta Strategi. Memperoleh informasi pesaing : sumber sumber informasi antara lain bisa saja Manual Moody, Uraian Standard Perusahaan, Survey Pasar, Peringkat Bisnis, LQ 45 , Mingguan Industri, Bisnis Indonesia. 7 Karakteristik Perusahaan paling Kompetitif di Amerika:<br />1) Penguasaan pasar dalam berbagai hal <br />2) Memahami bisnis apa yang dijalani <br />3) Pecahkan atau tidak, perbaiki <br />4) Menginovasi atau menguapkan <br />5) Akuisisi adalah penting untuk pertumbuhan <br />6) Masyarakat membeda bedakan <br />7) Tidak ada pengganti untuk kwalitas.<br /><br />H.Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam memperoleh pengertian terhadap Perseteruan di antara Perusahaan yang Bersaing dimana Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan lainnya. Perubahan strategi di sebuah perusahaan dapat diimbangi dengan serangan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan mutu, menambah fitur, menyediakan pelayanan, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan . Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam mengendus Potensi Masuknya Pesaing Baru dimana Perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu, Hambatan-hambatan terhadap masuknya pesaing baru yaitu skala ekonomi , teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, kuatnya loyalitas pelanggan, fanatisme terhadap merek tertentu, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan peraturan pemerintah, dan tarif, kurangnya akses bahan baku, kepemilikan paten, lokasi yang tidak menguntungkan, serangan balik oleh perusahaan yang bertahan, dan potensi kejenuhan pasar. Menetapkan Potensi Pengembangan Produk Pengganti Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk pengganti. Contohnya, produsen tempat dari plastik bersaing dengan produsen ternpat dati gelas, karton, dan aluminium. Mengendalikan Kekuatan Tawar Pemasok dimana Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama ketika jurnlah pemasok banyak, ketika hanya ada sedikit bahan baku pengganti yang baik, atau ketika biaya mengganti bahan baku amat tinggi. Sering kah derni kepentingan bersama, pemasok dan produsen saling membantu memberikan harga yang terjangleau, rnutu yang lebih baik, pengembangan pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya inventarisasi, sehingga meningkatkan kemampuan meraih laba jangka panjang semua pihak yang terkait. Mengendalikan Kekuatan Tawar Konsumen Ketika pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli dalam jumlah banyak, kekuatan tawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri<br /><br />I. Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam menjawab tantangan gobal . Sebagai ilustrasi Perbedaan antara Amerika Serikat dan Multi National Corporation telah mempengaruhi manajemen strategis meliputi Bahasa Kultur Politik Ekonomi Gangguan campur tangan pemerintah Hubungan perburuhan serta Penghalang perdagangan<br /> <br />J. Perencana Strategis beserta Tim Manajemen berkontribusi dalam Analisa Industri: <br />Analisa Industri : <br />Matriks Evaluasi Faktor Eksternal( EFE) : Ringkasan dan Evaluasi:<br /><br />Proses Lima Langkah:<br />1. Daftar kunci faktor eksternal ( 10-20) : Peluang dan ancaman<br />2. Beri bobot masing-masing ( 0 s/d 1.0) : Jumlah semua beban = 1.0 <br />3. Beri peringkat 1-4 pada tiap faktor : Strategi perusahaan yang sekarang menjawab faktor-faktor<br />4. Kalikan masing-masing beban faktor dengan peringkat : Menghasilkan suatu bobot nilai<br />5. Jumlahkan bobot nilai untuk masing-masing : Tentukan total bobot nilai untuk organisasi itu. Bobot nilai yang paling tinggi untuk organisasi adalah 4.0; yang paling rendah sebesar 1.0; rata-rata adalah2.5<br /><br />Analissis Industri : Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) <br />•Adalah penting pemahaman terhadap faktor yang digunakan didalam Matriks EFE lebih penting dibanding bobot sesungguhnya dan penilaian yang diterapkan.<br /><br />Matriks Profil Persaingan ( Competitive Profile Matrix CPM) <br />•Mengidentifikasi pesaing utama perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan mereka dalam hubungan dengan suatu posisi contoh perusahaan strategissiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-62732321173517531952011-05-21T02:45:00.000-07:002011-05-21T02:53:33.852-07:00ANALISIS SELISIH DALAM DUNIA PRAKTIK<span style="font-weight:bold;">PENDAHULUAN</span><br />Anggaran yang dijalankan dalam satu tahun anggaran bisa terjadi penyimpangan (selisih) dalam realisainya. Penyimpangan tersebut bisa jadi karena kesalahan hitung atau karena situasi dan kondisi pada saat dijalankannya program tersebut berbeda dengan pada saat program tersebut ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan maka perlu dianalisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan cara apa yang harus dilakukan untuk masa yang akan datang.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANALISIS SELISIH DALAM DUNIA PRAKTIK</span><br />Beberapa hal yang menyebabkan perbedaan dalam praktik :<br /><span style="font-style:italic;">a.Perbandingan periode waktu</span><br />Perbandingan anggaran sesungguhnya dengan harapan kinerja sesungguhnya untuk tahun tersebut menunjukkan bagaimana dekatnya manajer unit usaha mengharapkan untuk mencapai target laba tahunan. Jika prestasi untuk tahun ke tanggal lebih buruk daripada anggaran untuk tahun ke tanggal, memungkinkan defisit untuk prestasi yang dicapai bisa diatasi untuk bulan-bulan berikutnya. Di lain pihak kekuatan yang menyebabkan kinerja sesungguhnya atas anggaran yang rendah untuk tahun ke tanggal bisa saja diharapkan berlanjut untuk tahun yang tersisa, dimana akan menghasilkan jumlah yang berbada dari jumlah yang dianggarkan. <br />Manajer puncak membutuhkan estimasi realistik untuk tahun tersebut, baik karena disebabkan kebutuhan akan perubahan kebijakan dividen, memenuhi kas tambahan, atau mengubah tingkat pengeluaran biaya kebijakan dan juga karena estimasi saat ini dari kinerja tahun tersebut kerap dilengkapi untuk analis keuangan dan pihak luar lainnya.<br /><span style="font-style:italic;">b.Memfokuskan pada laba kotor<br /></span> Pada banyak perusahaan perubahan harga ataupun faktor lain diharapkan akan membawa perubahan harga jual, dan tugas manajer pemasaran adalah untuk memperoleh laba kotor yang dianggarkan. Kebijakkan seperti ini khususnya penting pada periode terjadinya inflasi. Analisis selisih pada sistem seperti itu tidak akan menghasilkan selisih tentang harga jual. Juga, akan ada selisih harga laba kotor; laba kotor per unit berbeda antara harga jual dan harga pokok produk.<br />Hal ini dikakukan dengan mensubstitusi laba kotor untuk harga jual dalam persamaan pendapatan. Laba kotor merupakan perbedaan antara harga jual sesungguhnya dengan harga pokok standar. Harga pokok standar hendaknya memasukkan perhitunga tersebut ke harga pokok produksi yang disebabkan oleh perubahan harga bahan baku dan tenaga kerja. Standar ini lebih dari sesungguhnya, biaya yang digunakan atas ketidakefisienan produksi tidak mempengaruhi organisasi pemasaran. <br /><span style="font-style:italic;">c.Standar evaluasi</span><br />Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas sesungguhnya suatu unit usaha dalam sistem pengendalian manajemen yakni:<br /><span style="font-style:italic;">1.Standar atau anggaran yang ditentukan sebelumnya</span><br />Jika standar atau anggaran ini disusun secara hati-hati dan dikoordinasikan dengan baik, maka standar ini sangat bagus. Standar ini merupakan dasar kinerja sesungguhnya yang dipakai pada kebanyakan perusahaan. Jika anggaran tersebut disusun dengan cara tidak hati-hati, cara ini tidak layak menjadi dasar perbandingan. <br /><span style="font-style:italic;">2.Standar historis<br /></span>Cara ini merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada masa lalu. Kelemahan mendasar dari standar ini: (1) keadaan sekarang mungkin sudah berubah antara dua periode yang dibandingkan. (2) kinerja periode sebelumnya belum tentu dapat diterima. <br /><span style="font-style:italic;">3.Standar eksternal</span><br />Standar ini diperoleh dari pusat pertanggungjawaban atau perusahaan lain. Kinerja dari satu kantor cabang berbeda dengan kinerja kantor cabang lainnya. Jika kondisi pada dua pusat pertanggungjawaban ini sama, perbandingan seperti ini memungkinkan menjadi dasar evaluasi kinerja. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Keterbatasan Standar</span><br />Selisih antara kinerja sesungguhnya dengan standarnya bermanfaat jika standar yang digunakan diperoleh dari standar yang valid. Walaupun cukup mengacu pada selisih menguntungkan dan tidak menguntungkan, kata-kata ini menunjukkan standar tersebut merupakan ukuran yang layak dari kinerja yang seharusnya. Walaupun biaya standar tidak akurat, estimasi dari biaya yang seharusnya mungkin di bawah kondisi. Situasi berikut tidak timbul karena alas an berikut: (1) standar tidak dibuat dengan sempurna. (2) walaupun dibuat dengan sempurna sesuai kondisi saat itu, kondisi yang berubah menjadikannya standar yang absolute. <br /><span style="font-style:italic;">d.Full cost system</span><br />Jika perusahaan menggunakan sistem biaya penuh (full cost system), maka baik biaya variabel maupun biaya tetap dimasukkan sebagai elemen persediaan pada biaya standar per unit. Jika persediaan akhir lebih besar dari persediaan awal, beberapa biaya overhead tetap yang terjadi pada periode tersisa pada persediaan lebih dari mengalirkannya ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika persediaan menurun selama periode tersebut, lebih banyak biaya overhead tetap dikurangkan pada harga pokok penjualan dari pada jumlah sesungguhnya terjadi pada periode tersebut.<br />Jika tingkat persediaan berubah, dan jika volume produksi sesungguhnya berbeda dari yang dianggarkan, bagian dari selisih volume produksi dimasukkan dalam persediaan. Juga, jumlah selisih volume produksi ini harus dihitung dan dilaporkan. Selisih ini merupakan perbedaan biaya tetap produksi yang sesungguhnya dan biaya produksi tetap standar pada volume bersangkutan.<br />Jika perusahaan tersebut menggunakan syitem biaya variabel (variabel cost system), biaya produksi tetap tidak dimasukkan dalam persediaan sehingga tidak ada selisih volume produksi. Selisih biaya produksi tetap secara sederhana merupakan perbedaan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah sesungguhnya.<br /><span style="font-style:italic;">e.Biaya teknik dan kebijakkan</span><br />Selisih menguntungkan pada biaya teknik biasanya memberikan indikasi kinerja yang baik; yakni makin rendah biaya maka lebih baik kinerjanya. Sebaliknya, kinerja pusat biaya kebijakkan biasanya dinilai atas dasar kepuasan jika biaya sesungguhnya sama dengan yang dianggarkan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KETERBATASAN ANALISIS SELISIH</span> <br />1.Tidak menjelaskan alasan terjadinya selisih & tidak menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sebagai tindak lanjutnya<br />2.Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut penting atau tidak<br />3.Penyeimbang selisih akan membingungkan pembaca laporan<br />4.Manajer menjadi lebih tergantung pada keterangan & ramalan<br />5 Hanya menunjukkan apa yang telah terjadi, tidak menunjukkan apa pengaruh dimasa mendatang terhadap tindakan yang telah dilakukan manajer.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">INFORMASI LAIN</span> <br />Disamping menerima laporan selisih terhadap anggaran data sesungguhnya manajer unit usaha tertentu juga menrima informai dari sumber lainnya.<br /><span style="font-style:italic;">Ø Variabel Kunci</span><br />Variabel ini merupakan indicator penting atas kesuksesan perusahaan. Yang terpenting adalah informasi atas variabel kunci harus menjadi perhatian utama manajer unit usaha.<br /><span style="font-style:italic;">Ø Tujuan Non keuangan</span><br />Disamping tujuan keuangan yang harus dicapai maka tujuan non keuangan perlu juga dicapai karena perlu untuk menganalisis kinerja sebagai tambahan informasi pada anggaran laba.<br /><span style="font-style:italic;">Ø Informasi Informal</span><br />Manajer memperoleh informasi bisa dari komunikasi dengan orang lain, memo, rapat, dan sumber informasi lainnya. Kepentingan relatif informasi informal, dibandingkan dengan laporan formal yang telah diuraikan, berbeda dengan yang diinginkan oleh manajer.<br /><span style="font-style:italic;">Ø Tindakan Manajemen</span><br />Bagaimanapun juga keseimbangan antara informasi formal dan informal, prinsip yang terpenting adalah laporan laba bulanan seharusnya tidak berisi banyak kejutan. Informasi yang signifikan hendaknya dikomunikasikan secara cepat segera setelah informasi tersebut diketahui. Laporan formal tetaplah penting. <br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Manfaat utama dari laporan formal adalah:</span><br />• Laporan ini menyediakan tekanan yang diperlukan pada manajer tingkat bawah untuk mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.<br />• Informasi informal bisa saja tidak lengkap atau salah arti.<br />• Jumlah dalam laporan formal menyediakan informasi yang lebih akurat.<br />• Laporan formal bisa mengkonfirmasikan atas informasi dari pihak luar.<br /><br />Laporan laba akan menjadi tidak bermanfaat jika tidak diambil tindakan. Tindakan bisa berisi penghargaan atas tugas yang dilakukan dengan baik, saran untuk tugas tertentu secara berbada, atau lebih drastis tindakan personalia.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">ASPEK PERILAKU PADA PENILAIAN PRESTASI</span><br />Ø Pengawasan Ketat<br />Pengawasan ketat didasarkan atas filosofi bahwa manajer bawahan bekerja secara efektif jika mereka hanya ditargetkan untuk jangka pendek saja, dan manajer puncak bisa membantu bawahan dalam mengatasi masalah harian. Sehingga manajer bawahan bisa menghasilkan keputusan yang lebih baik jika dibantu oleh atasan.<br />Ø Pengawasan Longgar<br />Pengawasan longgar didasarkan pada filosofi manajemen yang diilustrasikan dengan pernyataan : “Saya menyewa seseorang dan saya membiarkannya untuk melakukan pekerjaannya sendiri”. Dengan pengawasan longgar, anggaran tersebut pada dasarnya merupakan alat perencanaan dan komunikasi.<br /><br /><br />Pengaruh Perilaku Pengawasan Ketat dan Longgar<br />Sistem pengawasan ketat mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:<br />Pengawasan ketat cenderung mencegah manajer untuk bersikap tidak efisien ataupun membuang-buang waktu.<br />Tekanan yang konsisten memotivasi manajer untuk mencari jalan yang lebih baik untuk menjalankan operasional perusahaan seperti saat ini.<br />Disamping keuntungan, kelemahan pengawasan ketat adalah:<br />Manajer lebih memfokuskan pada tindakan jangka pendek dari pada jangka panjang perusahaan.<br />Untuk memenuhi laba jangka pendek, manajer unit usaha tidak melakukan tindakan yang bermanfaat untuk jangka panjang. Misalnya manajer tidak akan melakukan investasi walaupun pada jangka panjang akan mendatangkan keuantungan.<br />Kegunaan laba yang akan dianggarkan sebagai tujuan yang akan dicapai, bisa mengubah komunikasi antara manajer unit usaha dan manajer puncak. Jika manajer unit usaha dievaluasi atas dasar anggaran laba, maka ia akan membuat target yang kira-kira mudah dicapai saja.<br />Pengawasan ketat akan mendorong manajer untuk memanipulasi data.<br /><br /><br />Studi empiris yang pernah dilakukan Hopwood mengemukakan bahwa pengawasan ketat akan menjadikan:<br />• Hubungan kerja yang tidak harmonis<br />• Jeleknya hubungan dengan atasan<br />• Jeleknya hubungan dengan rekan sejawat<br />• Kecenderungan memanipulasi laporan akuntansi<br /><br />Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pengawasan Ketat dan Longgar<br />Kemampuan unit usaha untuk menciptakan pencapaian laba yang seimbang yang memungkinkan tercapainya tujuan tersebut akan tergantung pada: <br />•Besarnya keleluasaan bagi manajer unit usaha untuk melakukan uji coba.<br />•Tingkat dimana variabel kinerja secara kritis bisa dipengaruhi oleh manajer unit usaha.<br />•Tingkat ketidakpastian yang melekat pada operasional perusahaan.<br />•Rentang waktu pengaruh keputusan manajer yang dibuatnya.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />RANGKUMAN</span><br />Manajer unit usaha melaporkan kinerja yang telah dilakukannya ke atasannya. Pelaporan ini dilakukan secara teratur. Isi laporan ini berupa perbandingan pendapatan dan biaya sesungguhnya dan anggaran yang telah ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan diberikan penjelasan terinci. Laporan yang diterima oleh manajer puncak diteliti dan dianalisis, disamping juga memperhatikan kebenaran laporan yang disampaikan. Pelaporan dalam hal ini juga akan menentukan tingkat kompensasi yang akan diberikan kepada manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.<br /><br /><br />sumber: Halim Abdul, Dkk. 2003. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakrta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPNsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-72034160279905793412011-05-21T02:39:00.000-07:002011-05-21T02:44:29.801-07:00AKUNTANSI ISLAMAkuntansi, menurut sejarah konvensional, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli yang menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”.<br />Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan). Bahkan Al Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah) dalam bermuamalah (bertransaksi), penunjukan seorang pencatat beserta saksinya, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut.. Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494M.<br />Mungkin belum banyak orang yang mengetahui bahwa Akuntansi yang merupakan cabang ilmu ekonomi yang saat ini sangat pesat perkembangannya disemua sektor baik swasta maupun publik, ternyata konsep dasarnya telah diperkenalkan oleh Al- Quran, jauh sebelum Lucas Pacioli (dikenal dengan “Bapak Akuntansi”) memperkenalkan konsep akuntasi double-entry bookkeeping dalam salah satu buku yang ditulisnya pada tahun 1494. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Surat Al-Baqarah ayat 282 di atas, Allah secara garis besar telah menggariskan konsep akuntansi yang menekankan pada pertanggungjawaban atau akuntabilitas. Tujuan perintah dalam ayat tersebut jelas sekali untuk menjaga keadilan dan kebenaran yang menekankan adanya pertanggung jawaban. Dengan kata lain, Islam menganggap bahwa transaksi ekonomi (muamalah) memiliki nilai urgensi yang sangat tinggi, sehingga adanya pencatatan dapat dijadikan sebagai alat bukti (hitam di atas putih), menggunakan saksi (untuk transaksi yang material) sangat diperlukan karena dikhawatirkan pihak-pihak tertentu mengingkari perjanjian yang telah dibuat. Untuk itulah pembukuan yang disertai penjelasan dan persaksian terhadap semua aktivitas ekonomi keuangan harus berdasarkan surat-surat bukti berupa: faktur, nota, bon kuitansi atau akta notaries untuk menghindari perselisihan antara kedua belah pihak. Dan tentu saja adanya sistem pelaporan yang komprehensif akan memantapkan manajemen karena semua transaksi dapat dikelola dengan baik sehingga terhindar dari kebocoran-kebocoran. Menariknya lagi, penempatan ayat tersebut sangat relevan dengan sifat akuntansi, karena ditempatkan pada surat Al-Baqarah yang berarti sapi betina yang sebenarnya merupakan lambang komoditas ekonomi.<br />Akuntansi (accounting) sendiri dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah al-muhasabah. Dalam konsep Islam, akuntansi termasuk dalam masalah muamalah, yang berarti dalam masalah muamalah pegembangannya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia.<br />Pada perkembagangan selanjutnya, konsep-konsep praktik akuntansi Islam pada saat ini mulai berkembang dengan pesat. Bahkan di Indonesia, konsep tersebut telah teruji pada saat krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998. Hal ini terbukti Bank yang mengunakan konsep akuntansi syariah ternyata lebih bertahan menghadapi krisis ekonomi, dibandingkan dengan Bank umum lainnya. Tercatat pada saat ini banyak lembaga-lembaga keuangan Islam, seperti: Bank Syariah, perusahaan asuransi (takafful), dana reksa syariah dan leasing syariah.<br /><br />Adapun prinsip akuntansi syariah yang diperkenalkan oleh Islam secara garis besarnya adalah sebagai berikut:<br />Transakasi yang menggunakan prinsip bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah.<br />Transaksi yang menggunakan prinsip jual beli seperti murabahah, salam dan istishna.<br />Transaksi yang menggunakan prinsip sewa, seperti ijarah<br />Transaksi yang mengunakan prinsip titipan, seperti wadiah<br />Transaksi yang menggunakan prinsip penjaminan, seperti rahn<br /><br />Karakteristik perbedaan antara prinsip akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional adalah akuntansi syariah tidak mengenal riba dalam prakteknya, tidak mengenal konsep time-value of money, uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan serta menggunakan konsep bagi hasil. Hal ini sejalan dengan konsep Islam seperti yang tercantum dalam Al-Quran (2:275-281), dimana Allah telah menjelaskan tentang hukum riba dan akibatnya bagi orang yang memakan riba, dan agar terhindar dari riba dianjurkan menunaikan zakat. Selain itu dalam ayat lain (QS, 2:283) dalam bermuamalah dapat dilakukan dalam perjalanan, dan hal ini menuntut adanya pembuktian agar suatu waktu hendak menagih memiliki bukti yang cukup atau adanya barang yang dibawa senilai barang dagangan yang ditinggalkan (borg).<br />Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam akuntansi berdasarkan perspektif Islam adalah dalam rangka menyajikan laporan keuangan secara benar sehingga diperoleh informasi yang akurat sebagai dasar perhitungan zakat. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah akuntansi sebagai bukti tertulis yang dapat dipertanggug jawabkan dikemudian hari. Pesan ini jelas dapat dilihat pada akhir surat (QS 2:283) tersebut.<br />“….dan bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarmu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu….”<br /> <br />Pesan ini ini mengisyaratkan bahwa Allah senantiasa menganjurkan untuk bertakwa (takut kepada Allah) dalam menjalankan kegiatan apapun termasuk dalam menjalankan pekerjaan akuntansi, dan membuktikan bahwa Allah senantiasa memberi petunjuk dalah hal-hal yang bermanfaat bagi manusia. Terbukti pada saat Al-Quran diturunkan, kegiatan muamalah belum sekomplek sekarang. Namun demikian Allah telah mengajarkan untuk melakukan pencatatan (akuntansi/al-muhasabah), menganjurkan adanya bukti dan kesaksian hingga lahirlah seperti sekarang ini adanya notaris, pengacara, akuntan dan sebagainya supaya terhindar dari masalah.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Dari Normatif ke Teoritis <br /></span>Dalam pelaksanaannya, ajaran agama sebagai “pesan-pesan langit” perlu penerjemahan dan penafsiran. Inilah masalah pokoknya : “membumikan” ajaran langit. Di dunia, agama harus dicari relevansinya sehingga dapat mewarnai tata kehidupan budaya, politik, dan sosial-ekonomi umat. Dengan demikian, agama tidak melulu berada dalam tataran normatif saja. Karena Islam adalah agama amal. Sehingga penafsirannya pun harus beranjak dari normatif menuju teoritis-keilmuan yang faktual. <br />Eksistensi akuntansi dalam Islam dapat kita lihat dari berbagai bukti sejarah maupun dari Al-Qur’an. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282, dibahas masalah muamalah. Termasuk di dalamnya kegiatan jual-beli, utang-piutang dan sewa-menyewa. Dari situ dapat kita simpulkan bahwa dalam Islam telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran, kepastian, keterbukaan, dan keadilan antara kedua pihak yang memiliki hubungan muamalah. Dalam bahasa akuntansi lebih dikenal dengan accountability. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Wacana Akuntansi Syariah</span><br />Akuntansi konvensional yang sekarang berkembang adalah sebuah disiplin dan praktik yang dibentuk dan membentuk lingkungannya. Oleh karena itu, jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka informasi yang disampaikannyapun mengandung nilai-nilai kapitalis. Kemudian keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna informasi tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. Singkatnya, informasi akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa yang kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirnya mengikat manusia dalam samsara kapitalisme.<br />Bila diperhatikan, budaya dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Islam dan barat terdapat perbedaan yang sangat besar. Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang melandasi setiap aktivitas masyarakat, baik pribadi maupun komunal. Hal ini tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat. Perbedaan dalam budaya dan sistem nilai ini menghasilkan bentuk masyarakat, praktik, serta pola hubungan yang berbeda pula.<br />Tujuan akuntansi syariah adalah terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transendental, dan teologis. Dengan akuntansi syariah, realitas sosial yang dibangun mengandung nilai tauhid dan ketundukan kepada ketentuan Allah swt.<br />Dengan demikian pengembangan akuntansi Islam, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan harus diaktualisasikan dalam praktik akuntansi. Secara garis besar, bagaimana nilai-nilai kebenaran membentuk akuntansi syariah dapat diterangkan.<br /><br />1.Akuntan muslim harus meyakini bahwa Islam sebagai way of life (Q.S. 3 : 85).<br />2.Akuntan harus memiliki karakter yang baik, jujur, adil, dan dapat dipercaya (Q.S. An-Nisa : 135).<br />3.Akuntan bertanggung jawab melaporkan semua transaksi yang terjadi (muamalah) dengan benar, jujur serta teliti, sesuai dengan syariah Islam (Q.S. Al-Baqarah : 7 – 8).<br />4.Dalam penilaian kekayaan (aset), dapat digunakan harga pasar atau harga pokok. Keakuratan penilaiannya harus dipersaksikan pihak yang kompeten dan independen (Al-Baqarah : 282).<br />5.Standar akuntansi yang diterima umum dapat dilaksanakan sepanjang tidak bertentangan dengan syariah Islam.<br />6.Transaksi yang tidak sesuai dengan ketentuan syariah, harus dihindari, sebab setiap aktivitas usaha harus dinilai halal-haramnya. Faktor ekonomi bukan alasan tunggal untuk menentukan berlangsungnya kegiatan usaha.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Konsepsi Pelaporan Keuangan</span> <br />Karena akuntansi konvensional yang dikenal saat ini diilhami dan berkembang berdasarkan tata nilai yang ada dalam masyarakat barat, maka kerangka konseptual yang dipakai sebagai dasar pembuatan dan pengambangan standar akuntansi berpihak kepada kelompok kepentingan tertentu.<br />Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Agar informasi keuangan yang disajikan bermanfaat bagi para pemakai, maka proses penyajiannya harus berdasarkan pada standar akuntansi yang berlaku. Dalam merumuskan standar akutansi, diperlukan acuan teoritikal yang dapat diterima umum, sehingga standar akuntansi yang diterapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik akuntansi yang berlangsung. Acuan teoritikal ini disebut kerangka konseptual penyusunan laporan keuangan.<br />Fenomena kegagalan akuntansi konvensional dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan informasi keuangan yang benar, jujur dan adil, meningkatkan kesadaran di kalangan intelektual muslim akan perlunya pengetahuan akuntansi yang islami. Perumusan kembali kerangka konseptual pelaporan keuangan dengan mendasarkan pada prinsip kebenaran, kejujuran dan keadilan menjadi sangat mendesak untuk dilakukan. Mengingat akuntansi syariah sesuai dengan fitrah (kecenderungan) manusia yang menghendaki terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang menjunjung tinggi etika dan tanggung jawab sosial.<br />Islam yang disampaikan Rasulullah saww melingkupi seluruh alam yang tentunya mencakup seluruh umat manusia. Di sinilah perbedaan antara paham akuntansi konvensional dengan akuntansi syariah. Paham akuntansi konvensional hanya mementingkan kaum pemilik modal (kapitalis), sedangkan akuntansi syariah bukan hanya mementingkan manusia saja, tetapi juga seluruh makhluk di alam semesta ini.siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-56317594881227973782011-05-20T05:21:00.000-07:002011-05-20T05:25:58.322-07:00Pelaporan dan Pengungkapan Akuntansi Internasional<span style="font-weight:bold;">PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN<br /></span><br />Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya. <br /><br />Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.<br /><br />Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PENGUNGKAPAN SUKARELA</span><br /><br />Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.<br /><br />Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KETENTUAN PENGUNGKAPAN WAJIB</span><br /><br />Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”<br /><br />Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">PRAKTIK PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN</span><br /><br />Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:<br /><br /><span style="font-style:italic;">1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan</span>“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:<br />(a) ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya<br />(b) informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah <br />(c) laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan. <br /><br />Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.<br /><br /><span style="font-style:italic;">2. Pengungkapan segmen</span><br />Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.<br /><br /><span style="font-style:italic;">3. Laporan arus kas dan arus dana</span><br />IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.<br /><br /><span style="font-style:italic;">4. Pengungkapan tanggung jawab sosial</span><br />Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.<br /><br />Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.<br /><span style="font-style:italic;"><br />5. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan</span><br />Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :<br />1. ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestik<br />2. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi<br />3. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.<br /><br />Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN</span><br /><br />Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERN</span><br /><br />World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA PASAR BERKEMBANG</span><br /><br />Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.<br /><br />Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.<br /><br />Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN PARA MANAJER<br /></span><br />Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat. <br /><br />sumber:edithmarhaeni.blogspot.comsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-17520441566623531232011-05-20T04:31:00.000-07:002011-05-20T04:36:28.076-07:00AKUNTANSI KOMPARATIF 2<span style="font-weight:bold;">PENDAHULUAN</span><br /><br />Negara <span style="font-weight:bold;">Taiwan</span><br />Perekonomian Taiwan telah berkembang dalam tiga tahap yang berbeda sejak tahun 1949. Selama tahun 1050-an, pertanian dan industry substitusi impor mendominasi pertumbuhan ekonomi. Kemudian dimulai pada tahun 1960-an dan berfokus pada perluasan ekspor, yang didorong oleh perakitan komponen-komponen yang di impor untuk barang-barang komsumsi dan industri ringan berteknologi rendah. Tahap yang terakhir meliputi industri padat modal dan berteknologi tinggi.<br /><br />Taiwan memiliki perekonomian kapitalis yang dinamis dengan pengurangan tuntutan pemerintah atas investasi dan perdagangan luar negeri secara perlahan-lahan. Dapat dikatakan bahwa Taiwan memiliki system keuangan lebih berdasarkan kredit yang sama dengan system di Jerman dan Jepang ketimbang system berdasarkan pasar uang. Meskipun kebanyakan perusahaan Taiwan merupakan perusahaan kecil dan sangat dimiliki oleh keluarga pengendali, Bursa Efek Taiwan memiliki kapitalisasi pasar terbesar kedua di antara pasar saham yang sedang berkembang. Taiwan merupakan perekonomian terbesar ke-17 di dunia Amerika Serikat merupakan mitra dagang Taiwan yang terbesar, mengambil 23% ekspor Taiwan dan mengirimkan 17 % dari impornya.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi<span style="font-weight:bold;"></span></span><br />Hukum Akuntansi Komersial yang diamendemen pada tahun 1987, mengatur catatan akuntansi dan laporan keuangan di Taiwan. Hukum tersebut berlaku bagi perusahaan-perusahaan yang didirikan berdasarkan Hukum Perusahaan dan Aturan Bisnis. Hukum tersebut menetapkan bahwa catatan akuntansi harus disimpan dan mengatur bentuk provisi dasar laporan keuangan, catatan dan pengungkapan laporan keuangan lainnya. Ketentuan lain meliputi akuntansi dasar akrual dan periode fiscal tahun kalender. Hukum ini juga menekankan akuntansi keuangan berbeda dari akuntansi pajak.<br />Standar akuntansi ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Keuangan (FASB) dari Lembaga Pengembangan dan Penelitian Akuntansi (ARDF), yang dibentuk pada tahun 1984 oleh lembaga akuntansi keuangan di Amerika Serikat, untuk meningkatkan level studi akuntansi, memajukan perkembangan standar akuntansi dan auditing dan membantu perusahaan industry dan komersial untuk memperbaiki system akuntansinya.<br />Sebelum mengeluarkan standar, FASB menyyusun draf sementara, meminta opini nasihat dari pihak-pihak yang terkait, menyelenggarakan dengan pendapat umu jika diperlukan, dan kadang-kadang menyusun revisi draf sementara. Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya pada Bursa Efek Taiwan menghadapi ketentuan pengungkapan tambahan yang dikeluarkan oelh komisi sekuritas dan future (SPC – Securities and Futures Commission), sebuah lembaga yang berada di bawah Kementerian Keuangan.<br />Kerangka Dasar Konsep Akuntansi Keuangan dan Penyusunan Laporan Keuangan direvisi tahun 2002 didasar pada kerangka dasar IASC. Perbedaan-perbedaan anrata prinsip Taiwan dengan IAS/IFRS yang masih ada juga akan diidentifikasi sehingga prinsip-prinsip Taiwan akan direvisi agar sesuai dengan IFRS/IAS. SFC juga mendorong perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat untuk mengadopsi IAS/IFRS dalam topic-topik yang tidak diatur dalam standar akuntansi Taiwan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pelaporan Keuangan</span><br />Hukum Akuntansi Komersial mewajibkan laporan keuangan berikut ini :<br />1. Neraca<br />2. Laporan Laba Rugi<br />3. Laporan Perubahan Ekuitas Pemilik<br />4. Laporan Arus Kas<br />5. Catatan<br /><br />Catatan harus mengungkapan informasi beriku ini :<br />a. Ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan<br />b. Alasan-alasan perubahan atas kebijakan akuntansi dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan<br />c. Hak kreditor terhadap aktifa tertentu<br />d. Komitmen dan kewajiban kontinjen yang berjumlah material<br />e. Pembatasan atas pembagian laba<br />f. Peristiwa penting yang berkaitan dengan ekuitas pemilik<br />g. Peristiwa setelah tanggal neraca yang penting<br />h. Pos-pos lain yang memerlukan penjelasan untuk menghindari kesan kesalahpahaman<br /><br />Laporan keuangan harus dikomperatif dan periode fiscal haruslah tahun kalender. Laporan keuanan yang diaudit oleh CPA adalah perusahaan milik public atau bukan perusahaan public tapi yang lebih besar, seperti laporan keuangan bank, perusahaan asuransi, dan perusahaan sekuritas.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pengukuran Akuntansi</span><br />• Laporan keuangan konsolidasi diwajibkan ketika sebuah perusahaan mengendalikan entitas lain, umumnya dengan kepemilikan lebih dari 50%.<br />• Metode pembelian diwajibkan untuk pengabungan usaha, metode penyatuan kepemilikan tidak digunakan.<br />• Berdasarkan metode pembelian, aktiva diahlikan berdasarkan nilai bukunya, meskipun dapat disesuaikan karena nilai pasar yang lebih tinggi.<br />• Goodwill umunya dikapitalisasi dan diamortisasi selama paling lama 20 tahun.<br />• Metode ekuitas digunakan apabila terdapat kepemilikan di perusahaan lain sebesar 20 % atau lebih.<br />• Aktiva tetap, termasuk tanah dan sumber daya alam dan aktiva idak berwujud dapat direvalusi. Akiva lainnya dapat direvaluasi sesuai dengan indeks harga pemerintah apabila harga meningkat lebih dari 25 % sejak pembelian atau penilain terdahulu. Akun cadangan modal dikreditkan apabila aktiva direvaluasi.<br />• Depresiasi dan amortisasi dihitung didasarkan estimasi masa manfaat. Metode yang digunakan tidak harus sama dengan hukum pajak.<br />• Aktiva tidak berwujud diamortisasi selama periode maksimusasi 20 tahun.<br />• Persedian disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan pasar; baik metode LIFO,FIFO, maupun rata-rata merupakan asumsi arus data yang dapat diterima.<br />• Alokasi pajak antar periode di wajibkan apabila terdapat perbedaan karena waktu, dengan demikian, pajak tanguhan di akru.<br />• Perusahaan-perusahaan Taiwan harus memiliki cadangan wajib dalam ekuitas pemegang saham : yaitu sepuluh persen dari laba bersih disisihkan setiap tahunya hingga nilai cadangan sama dengan total saham dasar perusahaan.<br /><br />Sumber: <br />Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 1. Jakarta : Salemba Empat.siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-49378693374383764902011-05-15T23:11:00.000-07:002011-05-15T23:24:25.711-07:00CARA BERTAHAN HIDUP DI ALAM TERBUKA (SURVIVAL)<span style="font-weight:bold;">Survival</span> adalah suatu cara untuk bertahan hidup , dalam bahasa Inggris Survival dijadikan sebagai ‘survive’ yang memiliki makna sama antara keduanya . Arti setiap huruf dari kata survival antara lain :<br /><br /><span style="font-weight:bold;">S = Sadar<span style="font-style:italic;"></span></span> <br />Arti kata sadar disini adalah kondisi seseorang yang sepenuhnya sadar dirinya dalam keadaan ingin mempertahankan hidupnya dan menghindari bahaya yang senantiasa mengancam keselamatan jiwanya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">U = Untung<span style="font-style:italic;"></span></span> <br />Arti kata Untung adalah tenang , dalam kondisi bertahan hidup , misalnya di alam liar kita harus tetap tenang , walaupun kondisi sangat mencekam sekalipun . Karena dengan tenang , maka kita dapat berfikir secara jernih.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">R = Rekam<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Rekam berarti secara teliti kita mengamati dan mengobservasi lingkungan sekitar kita , untuk mencari cara bertahan hidup . Misalnya melihat sumber air , ataupun segala macam sumberdaya yang kita bisa manfaatkan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">V = Vakum<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Vakum disini berarti kosong , artinya kita harus menghindari fikiran negatif dan mengosongkan pikiran kita dari hal – hal tersebut .<br /><br /><span style="font-weight:bold;">I = Inspirasi<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Inspirasi mempunyai arti berfikir secara kreatif untuk mempertahankan hidup .<br /><br /><span style="font-weight:bold;">V = Viva<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Viva berarti hidup , dimana tujuan (goal) kita dalam bertahan dari kondisi di alam bebas adalah untuk tetap hidup.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">A = Adat Istiadat<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Dalam praktik bertahan hidup kita harus mengenali adat istiadat dari wilayah tempat kita bertahan hidup , agar kita dapat menyesuaikan diri dan diterima di lingkungan tersebut.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">L = Lancar<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Jika anda telah menjalankan poin – poin diatas maka anda dapat bertahan hidup dengan Lancar dan tanpa kendala . Karena esensi dari bertahan hidup itu sendiri adalah dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi.<br /><br />Setelah mengerti arti kata survival kita melangkah ke rumus selamat dari tersesat , apabila anda tersesat di<br />dalam hutan maupun di tempat asing yang tidak anda kenali , maka anda harus menerapkan rumus <span style="font-weight:bold;">STOP</span> :<br /><br /><span style="font-weight:bold;">S = sit down / duduk<span style="font-style:italic;"></span></span> <br />Pada waktu tersesat ada baiknya hal pertama yang anda lakukan adalah beristirahat sejenak .<br /><br /><span style="font-weight:bold;">T = Think<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Setelah anda beristirahat dan fikiran anda sudah mulai tenang , maka saatnya anda berpikir untuk mencari jalan keluar.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">O = Observasi<span style="font-style:italic;"></span></span> <br />Sambil berfikir ada baiknya anda memperhatikan sekeliling anda , anda dapat berjalan disekitar anda untuk mencari petunjuk ataupun bila ada orang – orang disekitar anda dapat bertanya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">P = Plan<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Setelah anda melakukan ketiga hal diatas , maka saatnya merencanakan perjalanan anda kembali. Karena segala sesuatu yang terorganisir akan mendapatkan jalan keluar.<br /><br />Bila hari sudah malam dan anda masih tersesat di hutan /gunung , maka sebaiknya anda cari adalah hal – hal berikut :<br /><br /><span style="font-weight:bold;">1. Air</span><br />Hal pertama yang mendasar bila anda tersesat adalah air , karena menurut penelitian seseorang dapat bertahan hidup dengan mengkonsumsi air selama kurang lebih 4 minggu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2. Tempat , bisa bifak atau shelter.</span><br />Setelah itu hal kedua yang perlu cari adalah tempat berlindung yang aman , baik berupa bifak ataupun shelter .Hal ini dimaksudkan agar anda dapat terhindar dari ancaman binatang buas.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">3. Api</span><br />Api berfungsi sebagai penerangan pada waktu malam hari , dan juga berfungsi mengusir binatang buas . Selain itu Api bisa berfungsi sebagai penanda anda , atau sinyal S.O.S.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">4. Makan</span><br />Setelah anda mencari ketiga poin diatas , maka tentunya salah satu syarat bertahan hidup adalah mencari makan . Agar anda dapat bertahan hidup hingga pertolongan datang.<br /><br />Sumber: http://ilmu.gudangmateri.comsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-90478533770566020602011-05-15T18:11:00.000-07:002011-05-15T18:16:41.178-07:00TRANSLASI VALUTA ASINGAkuntansi bagi translasi valuta asing tidak diragukan lagi merupakan salah satu isu teknis yang paling kontroversial yang dihadapi oleh perusahaan- perusahaan multinasional yang merasa perlu menyiapkan laporan keuangan konsolidasi menyangkut hasil-hasil operasi domestik maupun dari luar negeri. Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan translasi valuta berasal dari fakta bahwa kurs-kurs valuta asing yang digunakan dalam proses translasi jarang konstan. Konsekuensinya, hasil operasi dapat bervariasi, seringkali dengan sangat menyolok, akibat adanya perbedaan dalam kurs-kurs translasi yang dipakai dan disposisi akuntansi dari efek-efek keuangan yang dihasilkannya.<br /><br />Walaupun sebagian besar isu teknis dalam akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu pengecualian. Bahwa tren ini akan terus berlanjut didukung oleh perkembangan-perkembangan seperti runtuhnya dominasi mata uang dolar, pergerakan nilai mata uang yang disetujui oleh pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar modal dunia, yang telah meningkatkan pentingnya pelaporan dan pengungkapan keuangan. Perkembangan-perkembanganseperti ini telah berperan besar meningkatkan ketertarikan eksekutif-¬eksekutif keuangan, akuntan, dan komunitas keuangan pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari translasi valuta asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki akuntansi intemasional ini.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Single Rate Method<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs berlaku.<br />Karena semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs berlaku.<br />Meskipun menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk, hasil-hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit pengukuran. Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan mencerminkan perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva dip=roleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000; dari perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1, biaya historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap $1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan sebagai unit pengukuran, nifai aset akan diekspresikan sebesar $200 (translasi kurs berlaku).<br />Metode kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Multiple Rate Methods<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi. 3 metode semacam itu akan dibahas berikut ini.<br />Metode berlaku-historis. Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan kurs historis.<br />Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh.<br />Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi.<br />Metode moneter-nonmoneter. Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.<br />Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.<br />Metode Temporal Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi (harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang ini.<br />Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa<br />uang, piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban yang diukur pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Keuntungan dan Kerugian Translasi<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Perlakuan-perlakuan akuntansi menyebabkan penyesuaian-penyesuaian intemasional ini sama beragamnya dengan prosedur-prosedur translasi yang melatarbelakanginya. Karenanya, solusi-solusi yang masuk akal atas masalah bagaimana memperlakukan “keuntungan atau kerugian” translasi ini sangat dibutuhkan.<br />Pendekatan-pendekatan atas akuntansi bagi penyesuaian translasi dimulai dari pendekatan deferral (penundaan) hingga pendekatan yang tidak mengharuskan penundaan sama sekali, dengan perlakuan-perlakuan hibrida diantara keduanya.<br />Mayor deferal.Memasukkan penyesuaian-penyesuaian translasi dalam laba berjalan secara umum umum ditentang dengan alasan bahwa penyesuaian-penyesuaian tersebut hanyalah produk dari proses penyajian ulang. Yaitu, perubahan-perubahan dalam valuta domestik ekivalen dari aktiva bersih perusahaan anak di luar negeri “belum terealisasi”, tidak memiliki efek atas arus kas valuta lokal yang ditimbulkan oleh entitas di luar negeri yang mungkin sedang melakukan investasi ulang atau membayar kembali kepada perusahaan induk. Memasukkan penyesuaian-penyesuaian semacam itu dalam laba berjalan, dengan demikian, akan menyesatkan. Dalam situasi-situasi ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.<br />Meskipun begitu, pendekatan deferral, mungkin ditentang dengan alasan bahwa nilai tukar tidak kembali ke keadaan semula dengan sendirinya. Bahkan jika hal itu terjadi, penyesuaian-penyesuaiati deferral atau transaksi akan didasari pada prediksi nilai tukar, upaya yang paling susah dalam praktik. Situasi-situasi bisa timbul dimana hasil-hasil operasi mengalami salah saji hanya karena kesalahan peramalan. Bagi beberapa pihak, penundaan kerugian atau keuntungan translasi menutupi perilaku perubahan nilai tukar; yaitu, perubahan-perubahan kurs merupakan fakta historis dan pemakai-pemalcai laporan keuanganakan terlayani dengan baik jika dampak-dampak fluktuasi nilai tukar dicatat ketika dampak-dampak ini muncul. Menurut FAS No. 8(paragraf 199), “Kurs selalu berfluktuasi; akuntansi seharusnya tidak memberi kesan bahwa kurs tersebut stabil”.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Deferral dan Amortisasi<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Beberapa pengamat menyukai penundaan keuntungan dan kerugian translasi dan mengamortisasikan penyesuaian-penyesuaian ini selama usia item-item neraca yang bersangkutan. Apresiasi marka terhadap dolar antar tanggal konsolidasi menghasilkan kerugian translasi. Berdasarkan asumsi bahwa biaya dari aset termasuk pengorbanan yang diperlukan untuk mengurangi dan menghapus kewajiban yang terkait, kerugian translasi akan diperlakukan sebagai bagian dari biaya aset yang bersangkutan dan diamortisasikan menjadi beban selama usia produktif aset Tersebut.<br />No deferral. Pilihan ketiga dalam akuntansi bagi keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian atau keuntungan tersebut dalam laporan laba-rugi secepatnya. Penundaaan macam apapun dianggap semu dan menyesatkan. Selain itu, kriteria-kriteria penundaan dianggap tidak mungkin diimplementasikan dan secara internal tidak konsisten. Jadi, pendekatan tradisionalnya adalah mengakui kerugian dengan segera tetapi hanya mengakui keuntungan sejauh keuntungan tersebut telah terealisasi. Walaupun bersifat konservatif, penundaan keuntungan translasi semata-mata dilakukan karena keuntungan “menolak” bahwa perubahan kurs telah terjadi.<br />Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba berjalan, sayangnya, berarti melibatkan elemen random dalam laba yang bisa mengakibatkan gejolak laba yang signifikan setiap kali nilai tukar berubah. Selain itu, memasukkan keuntungan dan kerugian “di atas kertas” semacam itu ke dalam laba yang dilaporkan bisa menyesatkan pembaca laporan keuangan, karena penyesuian-penyesuaian ini tidak selalu menyediakan informasi yang cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas perusahaan.<br /><br />sumber: http://muttaqinhasyim.wordpress.comsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-8056310125420638532011-05-10T20:27:00.000-07:002011-05-10T20:48:45.006-07:00AKUNTANSI KOMPARATIF 1<span style="font-weight:bold;">SISTEM AKUNTANSI DI BEBERAPA NEGARA MAJU</span><br /><br />Standar Akuntansi adalah regulasi aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Dapat dikatakan standar akuntansi merupakan hasil dari penetapan standar, meskipun praktiknya tidak sesuai dengan standar. <br /><br />Empat (4) Alasan mengapa praktik tidak sesuai dengan standar yaitu :<br />1.Di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif<br />2.Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan<br />3.Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik<br />4.Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dan bukan untuk laporan konsolidasi.<br /><br />Profesi auditing cenderung dapat mengatur sendiri di negara-negara yang menganut penyajian wajar (khusus yang dipengaruhi Inggris) dan auditor lebih dapat melakukan pertimbangan apabila tujuan audit adalah untuk melakukan atestasi terhadap penyajian wajar laporan keuangan. Sedangkan di negara dengan hukum kode, profesi akuntansi cenderung diatur oleh negara karena tujuan utama audit adalah memastikan bahwa catatan dan laporan keuangan perusahaan sesuai dengan ketentuan hukum.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ENAM SISTEM AKUNTANSI NASIONAL</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Perancis<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />Perancis merupakan pendukung utama penyeragaman akuntansi nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptale General ( kode akuntansi nasional ) resmi yang pertama pada bulan September 1947. Pada Tahun 1986, renana tersebut diperluas untuk melaksanakan ketentuan dalam Direktif Ketujuh UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan revisi lebih lanjut pada tahun 1999. Plan Comptable General berisi :<br />o tujuan dan prinsip akuntansi seta pelaporan keuangan<br />o definisi aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham, pendapatan dan beban<br />o atauran pengakuan dan penilaian<br />o daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya<br />o contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya2<br /><br />Ciri khusus akuntansi di Perancis adalah terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasikan. Meskipun akun-akun perusahaan secara tersendiri harus memenuhi ketentuan pelaporan wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Perancis untuk mengikuti Standar Pelaporan Keuangan internasional.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi</span><br />Lima organisai utama yang terlibat dalam proses penetapan standar di Prancis adalah :<br />1.Counseil National de la Comptabilite atac CNC (Badan Akuntansi Nasional)<br />2.Comite de la Reglemetation Comptable or CRC (Komite Regulasi Akntansi)<br />3.Autorite des Marches Financiers or AMF (Otoritas Pasar Keuangan)<br />4.Ordre des Experts-Comtable or OEC (Ikatan Akuntansi Publik )<br />5.Compagnie Nationale des Commisaires aix Comptes or CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional)<br /><br />Di Perancis profesi akuntansi dan auditing sejak dahulu telah terpisah. Akuntan dan auditor Perancis diwakili oleh kedua lembaga, yaitu OEC dan CNCC, meski terdapat sejumlah orang yang menjadi anggota keduannya. Sesungguhnya, 80% akuntan dengan kualifikasi di Perancis memiliki kedua klasifiksi tersebut. Dua lembaga profesional memiliki hubungan dekat dan bekerja sama untuk kepentingan bersama. Kedua terlibat dalam pengembangan standar akuntansi melalui CNC dan CRC dan keduannya mewakili Perancis di IASB<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Pelaporan Keuangan</span><br />Perusahaan Prancis harus melaporkan berikut ini :<br />1.Neraca <br />2.Laporan laba rugi<br />3.Catatan atas laporan keuangan<br />4.Laporan direktur<br />5.Laporan auditor<br /><br />Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroaan dan perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi ukuran tertentu harus diaudit. Perusahaan besar juga harus menyiapka dokumen yang terkait dengan pencegahan kepailitan perusahaan dan laporan sosial, yang keduanya hanya terdapat di Perancis.<br /><br />Ciri utama pelaporan di Perancis adalah ketentuan mengenai pengungkapan catatan kaki yang ekstensif dan detail yang meliputi hal-hal berikut :<br />• Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang diberlakukan <br />• Perlakuan akuntansi untuk pos-pos dalam mata uang asing<br />• Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi<br />• Detail provisi<br />• Detail revaluasi yang dilakukan <br />• Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo<br />• Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham<br />• Jumlah komitmen pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya<br />• Detail pengaruh pajak terhadap laporan keuangan<br />• Rata-rata jumlah karyawan sesuai golongan<br />• Analisis pendapatan menurut aktivitas dan geografis<br /><br /><span style="font-style:italic;">Pengukuran akuntansi</span><br />Akuntansi di Perancis memiliki karakteristik ganda : Perusahaan secara tersendiri harus mematuhi paraturan yang tetap, sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas lebih besar. Akuntansi untuk perusahaan secara individual merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan menghitung pendapatan kena pajak.<br /><br />Metode pembelian (purchase method) umumnya digunakan untuk mencatat penggabungan usaha, namum metode penyatuan kepemilikan (pooling method) dapat digunakan dalam beberapa kondisi. Muhibah (goodwill) umumnya dikapitalisasi dan diamortisasi terhadap laba, namun tidak ditentukan berapa lama periode amortisasi yang maksimum. Goodwill tidak perlu diuji untuk penurunan nilai . Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan dan metode ekuitas digunakan untuk mencatat investasi pada perusahaan yang tidak dikonsolidasikan, yang dapat dipengaruhi secara signifikan. Praktik translasi mata uang asing sama dengan IAS 21. Aktiva dan kewajiban anak perusahan yang berdiri sendiri ditranslasikan dengan menggunakam metode kurs penutupan (akhir tahun) dan perbedaan translasi dimasukan ke dalam ekuitas. <br /><br /> <br /><span style="font-weight:bold;">Jerman<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />Pada awal tahun 1970-an, uni Eropa (UE) mulai mengeluarkan direktif harmonisasi, yang harus diadopsi oleh negara-negara anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang keempat, ketujuh, kedelapan seluruhnya masuk kedalam hukum Jerman melalui Undang-undang Akuntansi Komprehensif yang diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985<br /><br />Karakteristik fundamental ketiga dari Akuntansi di Jerman adalah ketergantungannya terhadap anggaran dasar dan keputusan pengadilan. Selain kedua hal itu tidak ada yang memiliki status mengikat atau berwenang. Untuk memahami akuntansi di Jerman, seseorang harus mmerhatikan HGB dan kerangka hukum kasus yang terkait.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi</span><br /><br />Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penetapan standar akuntansi keuangan sebagaimana yang dipahami di negara-negara berbahasa Inggris. Undang –undang tentang pengendalian dan transparansi tahun 1998 memperkenalkan keharusan untuk mengakui badan swasta yang menetapkan standar nasional untuk memenuhi tujuan berikut :<br />•Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi<br />•Memberikan nasihat kepada Kementrian Kehakiman atas legislasi akuntansi yang baru<br />•Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional, Seperti IASB<br /><br />Sistem penerapan standar akuntansi yang baru di Jerman secara garis besar mirip dengan sistem yang ada di Inggris dan Amerika Serikat. Namun untuk diperhatikan bahwa standar GASB adalah rekomendasi wajib yang hanya berlaku u/lapoaran keuangan konsolidasi.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Pelaporan Keuangan</span><br />Undang – Undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi :<br />1. Neraca<br />2. Laporan laba rugi<br />3. Catatan atas laporan keuangan<br />4. Laporan manajemen<br />5. Laporan auditor<br /><br />Ciri utama sistem pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan secara pribadi oleh auditor kepada dewan direktur pengelola perusahaan dan dewan pengawas perusahaan, untuk tujuan konsolidasi, seluruh perusahaan dalam kelompok tersebut harus menggunakan prinsip akuntansi dan penilaian yang sama.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Pengukuran Akuntansi</span><br />GAS lebih ketat bila dibandingkan dengan HGB dalam hal laporan keuangan konsolidasi, menurt GAS 4, metode revaluasi harus digunakan , sedangkan aktiva dan kewajiban yang diperoleh dalam penggabungan usaha harus direvaluasi menjadi nilai wajar dan kelebihan yang tersisa dialokasikan menjadi goodwill. Goodwill diamortisasi selama masa tidak lebih dari 20 tahun dan diuji untuk penurunan nilai tiap tahunnya.<br /><br />Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perusahaan – perusahaan Jerman sekarang dapat memilih untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan aturan Jerman sebagaimana dijelaskan di atas, standar akuntansi internasional, atau GAAP AS. Ketiga pilihan tersebut dapat ditemukan dalam praktik dan para pembaca laporan keuangan Jerman harus berhati-hati untuk mencari tahu standar akuntansi manakah yang digunakan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Jepang<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />Akuntansi dan Pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai pengaruh domestik dan internasional, untuk memahami akuntansi Jepang, seseorang harus memahami budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang. Perusahaan – perusahaan Jepang saling memiliki akuitas saham satu sama lain, dan sering kali bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi industri yang meraksasa – yang disebut sebagai keiretsu<br />Modal usaha keiretsu, ini sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an. Krisis keuangan yang mengikuti pecahnya ekonomi gelembung Jepang juga mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh atas standar pelaporan keuangan Jepang.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi</span><br />Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga undang – undang : Hukum Komersial, Undang-undang pasar modal dan Undang-undang pajak penghasilan perusahaan. Hukum komersial diatur oleh Kementrian Kehakiman (MOJ), hukum tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan paling memiliki pengaruh besar.<br />Perusahaan milik publik harus memenuhi ketentuan lebih lanjut dalam undang undang pasar modal yang diatur oleh kementrian keuangan dibuat berdasarkan Undang-undang pasar modal AS dan diberlakukan terhadap Jepang oleh Amerika Serikat selama masa pendudukan AS setelah perang dunia II Tujuan utama SEL adalah untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pelaporan Keuangan<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajibkan untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi hal-hal berikut :<br />1. Neraca<br />2. Laporan Laba rugi<br />3. Laporan Usaha<br />4. Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba ditahan<br />5. Skedul Pendukung<br /><br />Perusahaan yang mencatatkan sahamnya juga harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan Undang-undang pasar modal yang secara umum mewajibkan laporan keuangan dasar yang sama dengan Hukum komersial ditambah dengan laporan arus kas.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Pengukuran Akuntansi</span><br />Hukum komersial mewajibkan perusahaan perusahaan besar untuk menyusun laporan konsolidasi, perusahaan yang mencatat saham harus menyusun laporan konsolidasi sesuai dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduannya. Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya. <br /><br />Meskipun metode penyatuan kepemilikan diperbolehkan, metode pembelian untuk penggabungan usaha umumnya digunakan. Goodwill diukur menurut dasar nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun, metode ekuitas digunakan untuk mencatat usaha patungan.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Belanda<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradoks yang menarik. Belanda memiliki ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan yang relatif permisif, tetapi standar praktik profesiona yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Pelaporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas terpisah.<br /><br />Akuntansi Belanda bersedia untuk mempertimbangkan ide-ide dari luar. Belanda merupakan salah satu pendukung pertama atas standar internasional untuk akuntansi dan pelaporan keuangan, dan pernyataan IASB menerima perhatian besar dalam menentukan praktik yang dapat diterima.<br /><br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi</span><br /><br />Regulasi di Belanda tetap liberal sehingga tahun 1970 ketika Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan, Undang-undang tahun 1970 memperkenalkan audit wajib. Undang-undang tersebut juga mendorong pembentukan kelompok Studi Akuntansi Tiga Pihak (Tripaartif) (yang digantikan oleh Dewan Pelaporan Tahunan pada Tahun 1981)<br /><br />Dewan pelaporan Tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap prinsip akuntansi yang dapat diterima (bukan diterima) secara umum, Dewan tersebut memiliki anggota berasal dari tiga kelompok yang berbeda :<br />1. Penyusunan laporan keuangan (perusahaan)<br />2. Pengguna laporan keuangan (perwakilan serikat buruh dan analis keuangan)<br />3. Auditor laporan keuangan (institut Akuntansi Terdaftar Belanda atau NivRA)<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Pelaporan Keuangan</span><br /><br />Kualitas pelaporan keuangan Belanda sangat seragam, laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan Keuangan harus memuat hal-hal berikut :<br />1. Neraca<br />2. Laporan Laba Rugi<br />3. Catatan-catatan<br />4. Laporan Direksi<br />5. Informasi lain yang direkomendasikan<br /><br /><span style="font-style:italic;">Pengukuran Akuntansi</span><br /><br />Metode yang digunakan adalah metode pembelian, goodwill merupakan perbedaan antara biaya akusisi dengan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dibeli. Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat terlihat dengan diperbolehkannya penggunaan nilaii kini untuk aktiva berwujud seperti persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan Belanda Memiliki Flesibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba. Pos –pos tertentu dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :<br />• Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum untuk diasuransikan<br />• Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya<br />• Onsekuensi akibat restrukturisasi keuangan<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Inggris<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />Warisan Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar (pandangan benar dan wajar) juga berasal dari Inggris. <br /> <br /><br /><span style="font-style:italic;">Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi</span><br />Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Undang-undang tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar akuntansi :<br />1. Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar akrual<br />2. Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap kategori aktiva, dan kewajiban dinilai secara terpisah<br />3. Prinsip konservatisme<br />4. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke tahun diwajibkan<br />5. Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi<br />Undang-undang tersebut berisi aturan penilaian yang luas dimana akun-akun dapat ditentukan berdasarkan biaya historis atau biaya kini.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Pelaporan Keuangan</span><br />Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup :<br />1. Laporan Direksi<br />2. Laporan Laba dan Rugi dan Neraca<br />3. Laporan Arus Kas<br />4. Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang diakui<br />5. Laporan Kebijakan akuntansi<br />6. Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan<br />7. Laporan Auditor<br /><br /><span style="font-style:italic;">Pengukuran Akuntansi</span><br /><br />Inggris memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk Penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu ketat sehingga hampir tidak pernah digunakan.<br /><br />Pada Tahun 2003, Departemen perdagangan dan Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005, Seluruh perusahaan Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Amerika Serikat<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badab Standar Akuntansi Keuangan/FASB), hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik Bersertifikat.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi</span><br /><br />Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP) terdiri dari seluruh standar, aturan, dan regulasi keuangan yang harus diperhatikan ketika menyusun laporan keuangan, laporan keuangan seharusnya menyajikan secara wajar posisi keuangan suatu perusahaan dan hasil operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secar umum.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Pelaporan keuangan </span><br /><br />Laporan tahunan yang semestinya dibuat sebuah perusahaan AS yang besar meliputi :<br />1. Laporan manajemen<br />2. Laporan auditor independen<br />3. Laporan keuangan utama (laporan laba rugi,arus kas,laba komprehensif, ekuitas pemegang saham)<br />4. Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan<br />5. Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap laporan keuangan<br />6. Catatan atas laporan keuangan<br />7. Perbandingan data keuangan tertentu selama lima atau sepuluh tahun<br />8. Data kuartal terpilih<br /><br />Laporan keuangan konsolidasi bersifat wajib dan laporan keuangan AS yang diterbitkan biasanya tidak memuat hanya laporan induk perusahaan saja. Aturan konsolidasi mengharuskan seluruh anak perusahaan yang dikendalikan (yaitu, dengan kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham dengan hak suara) harus dikonsolidasikan secara penuh, walaupun operasi anak perusahaan tersebut tidak homogen. Laporan keuangan interim (kuartalan) diwajibkan untuk perusahaan yang sahamnya tercatat pada bursa efek utama. Laporan ini biasanya hanya berisi laporan keuangan ringkas yang tidak diaudit dan komentar manajemen secara singkat.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Pengukuran Akuntansi</span><br /><br />Aturan pengukuran akuntansi di Amerika Serikat mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha akan terus melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat tergantung pada konsep penanding.<br /><br /><br />Sumber : Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 1. Jakarta : Salemba Empat.<br />http://syudas.blogspot.com/2010/03/sistem-akuntansi-di-beberapa-negara.htmlsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-87860122563435469002011-05-08T06:07:00.000-07:002011-05-08T06:18:08.004-07:00Transfer Pricing Dalam Praktek Perpajakan Internasional<span style="font-weight:bold;">Definisi Transfer Pricing</span> <br />Bagi organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah divisi dipakai sebagai masukan bagi divisi lain. Transaksi antar divisi ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan divisi penjual (selling division) dan biaya divisi pembeli (buying divison). (Henry Simamora, 1999:272). Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Transfer pricing biasanya ditetapkan untuk produk-produk antara (intermediate product) yang merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok okeh divisi penjual kepada divisi pembeli. Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati. Oleh karena itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi jumlah pajak atau bea dari suatu negara. <br /><br />Dari uraian di atas nampak bahwa pada prinsipnya praktik transfer pricing (dengan harga yang tidak sama dengan harga pasar) dapat didorong oleh alasan pajak (tax motive) maupun bukan pajak (non-tax motive). Berbagai studi di luar Indonesia menunjukkan hal tersebut (Carson;1979, Vaitson;1974, dalam Caves;1996). Motivasi pajak atas praktik transfer pricing dilaksanakan dengan sedapat mungkin memindahkan penghasilan ke negara dengan beban pajak terendah atau minimal. Salah satu bentuk pengalihan penghasilan, misalnya dalam bentuk pembayaran royalti karena dengan sangat langkanya standar harga (tarif) pasar atas royalti sangat sulit bagi administrasi pajak untuk mengatasinya. Kopits (dalam Caves;1996) menyatakan bahwa paling kurang 13% pembayaran royalti dari negara bcrkcmhang (ke negara maju) merupakan transformasi royalti menjadi dividen. Selanjutnya, sehubungan dengan harga barang (bahan) input produksi, Lecras (dalam Caves;1996) menyatakan bahwa berdasarkan studi tahun 1985 perusahaan multinasional yang beroperasi di ASEAN memakai dasar selain harga pasar dalam menghitung transfer pricenya. Semakin mudah tingkat otonomi anggota perusahaan multinasional di mancanegara semakin tinggi pemanfaatan strategi transfer pricing. Semakin kurang menentu-nya lingkungan tempat operasi anggota perusahaan tersebut, semakin besar porsi penjualan ekspor ketimbang penjualan domestik dan semakin tinggi potensi penghasilan, maka motivasi pajak terhadap transfer pricing semakin ekstensif.<br /><br />Masalah transfer pricing ini juga tidak terlepas dari fenomena bisnis perusahaan besar yang multi unit yang akan melakukan ekspansi usaha ke luar negeri dengan mengoprasikan usahanya secara desentralisasi dan mengimplementasikan konsep cpst-reveneu atau konsep corporate profit center. Idealnya, konsep desentralisasi profit center tersebut merupakan pula alat yang dapat mengukur dan menilai kinerja yang juga salah satu tujuan manajemen serta motivasi pengelolaan unit-unit perusahaan multinasional yang bersangkutan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Di samping itu, masalah ketat/tidaknya pengawasan aparat pemerintah yang terkait serta kebutuhan informasi, merupakan hal vang akan mendorong; pelaksanaan transfer pricing, sehingga secara keselturuhan beberapa faktor pendorong pemicu munculnya masalah transfer pricing tersebut adalah:<br /><br />1)Pergeseran menuju desenhralisasi, divisionalisasi, dan penggunaan konsep cnrpu¬ ratc profit center <br />2)Pemanfaatan transfer pricing dalam bisnis dan invesatsi internasional.<br />3)Pengawasan transfer pricing oleh aparat perpajakan dan bea cukai di beberapa negara.<br />4)Keperluan pengungkapan segmentasi informasi dan transaksi antar-unit dalam group perusahaan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tujuan Transfer Pricing<br /></span>Secara umum, tujuan penetapan harga transfer adalah untuk mentransmisikan data keuangan di antara departemen-departemen atau divisi-diisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan barang dan jasa satu sama lain (Henry Simamora, 1999:273) Selain tujuan tersebut, transfer pricing terkadang digunakan untuk mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi penjual dan divisi pembeli menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. A transfer pricing system should satisfy three objectives: acurate performance evaluation, goal congruence, and preservation of divisional autonomy (Joshua Ronen and George McKinney, 1970:100-101).<br />Sedangkan dalam lingkup perusahaan multinasional, transfer pricing digunakan untuk, meminimalkan pajak dan bea yang mereka keluarkan diseluruh dunia Transfer pricing can effect overall corporate incame taxes. This is particulary true for multinational corporations (Hansen and Mowen, 1996:496).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tipe dan Metode Transfer Pricing<br /></span>Beberapa metode transfer pricing yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional dan divisionalisasi/departementasi dalam melakukan aktifitas keuangannya adalah:<br />1. Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Pricing)<br />Perusahaan yang menggunakan metode transfer atas dasar biaya menetapkan harga transfer atas biaya variabel dan tetap yang bisa dalam 3 pemelihan bentuk yaitu : biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).<br />2. Harga Transfer atas Dasar Harga Pasar (Market Basis Transfer Pricing)<br />Apabila ada suatu pasar yang sempurna, metode transfer pricing atas dasar harga pasar inilah merupakan ukuran yang paling memadai karena sifatnya yang independen. Namun keterbatasan informasi pasar yang terkadang menjadi kendala dalam mengunakan transfer pricing yang berdasarkan harga pasar.<br />3. Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)<br />Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan.<br />4. Transfer Pricing pada Perusahaan Multinasional<br />Menurut Zain (2003:297-298), kebijakan transfer pricing multinasional bertujuan:<br />1)Memaksimalkan penghasilan global<br />2)Mengamankan posisi kompetitif anak/cabang perusahaan dan penetrasi pasar<br />3)Evaluasi kenerja anak/cabang perusahaan manca negera<br />4)Penghidaran pengendalian devisa<br />5)Mengontrol kredibilitas asosiasi<br />6)Meningkatkan bagian laba joint ventura<br />7)Reduksi resiko moniter<br />8)Mengamankan cash flow anak/cabang di luar negeri<br /><br />Berikut ini akan diberikan sebuah ilustrasi untuk memperjelas praktek transferpricing yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Perusahaan induk (parent company) yang terletak di Belgia memproduksi suatu produk, dengan harga pokok Rp 100. Tarif pajak yang berlaku di negara tersebut adalah 42%. Untuk menghindari pengenaan pajak dengan tarif yang tinggi, perusahaan induk memutuskan untuk menjual produk tersebut ke anak perusahaan yang ada di Puerto Rico dengan harga transfer yang sama dengan harga pokok yaitu Rp 100, sehingga pajak yang terutang atas transaksi penjualan antara perusahaan induk dan anak perusahaan adalah Rp 0.<br /><br />Hal ini disebabkan karena harga transfer yang digunakan sama dengan harga pokok produk, sehingga atas transaksi ini tidak menimbulkan laba yang akan dikenakan pajak. Rekayasa atas harga transfer ini dibuat untuk menghindari pajak dengan tarif yang tinggi yang berlaku di negara tempat perusahaan induk berada. Kemudian barang yang sudah dibeli, dijual oleh anak perusahaan di Puerto Rico ke anak perusahaan lain yang ada di Amerika dengan harga transfer Rp 200. Tarif pajak yang berlaku di negara Puerto Rico adalah 0%. Transaksi penjualan ini menimbulkan laba sebesar Rp 200. Atas laba yang timbul, seharusnya terutang pajak. Tetapi karena tarif pajak yang berlaku di negara tersebut 0%, maka pajak yang terutang atas laba yang dihasilkan adalah sebesar Rp 0. Kemudian barang yang sudah dibeli oleh anak perusahaan yang ada di Amerika dijual kembali ke perusahaan yang tidak mempunyai hubungan istimewa di negara yang sama, dengan harga jual Rp 200. Kebijaksanaan menetapkan harga jual ini dimaksudkan untuk menghindari pajak dengan tarif yang tinggi yang berlaku di negara yang bersangkutan. Asumsi tarif pajak yang berlaku di negara Amerika 35%. Selanjutnya dapat dihitung bahwa pajak terutang atas transaksi penjualan ini adalah sebesar Rp 0.<br />Hal ini disebabkan karena harga jual atas produk tersebut sama dengan harga pokok pembelian barang, sehingga laba yang timbul atas transaksi ini adalah Rp 0. Kesimpulan yang dapat ditarik dari transaksi-transaksi di atas, adalah betapa pentingnya mengetahui tarif pajak yang berlaku di suatu negara, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan transaksi penjualan dan pembelian barang. <br /><br />Masalah transfer pricing ini perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut dari Pemerintah setempat, karena terkadang anak perusahaan yang didirikan dalam suatu negara, hanya bersifat sebagai transit place atau tempat persingahan semata. Suatu survey yang dilakukan oleh Ernst & Young LLp, 1999 menemukan bahwa masalah transfer pricing merupakan masalah utama dalam bidang perpajakan selama kurun waktu 2 tahun terakhir yang terjadi pada perusahaan-perusahaan multinasional di seluruh dunia. Oleh karena itu banyak kantor akuntan publik melakukan auditcompliance, untuk melakukan pemeriksaan atas masalah transfer pricing ini yang memang berpengaruh terhadap jumlah pajak yang harus dibayarkan. Gambar berikut ini akan memperlihatkan persentase dilakukannya audit compliance pada perusahaanperusahaan multinasional yang tersebar di berbagai negara besar di dunia.<br /><br />Biasanya cegah tangkal yang dilakukan oleh negara-negara dengan adanya transfer pricing adalah membuat suatu kewenangan, dimana pemerintah diberikan wewenang untuk menentukan kembali dengan cara me-realokasikan kembali jumlah laba dan biaya-biaya yang timbul di perusahaan multinasional yang notabene punya beberapa divisi, sehingga laba dan biaya-biaya yang timbul sebagai hasil transaksi antar divisi tersebut yang ditengarai sebagai suatu praktek transfer pricing yang bisa meminimalkan pajak terutang dapat di cegah. U.S.- Based multinationals are subject to Internal Revenue Code Section 482 on the pricing of intercompany transactions. This section gives the IRS the authority to reaalocate income and deductions among divisions if it believes that such reallocation will reduce potentiak tax evasion. (Hansen and Mowen, 1996:543). Lebih lanjut ditegaskan bahwa dalam IRS, apabila terjadi transaksi antar divisi dalam perusahaan multinasional atau terjadi transaksi dalam perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa, maka harga yang berlaku adalah harga yang timbul apabila transaksi tersebut dilakukan dengan pihak-pihak di luar perusahaan atau dengan kata lain, transaksi dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak punya hubungan istimewa. That is, the transfer pricing set should match the price that would be set if the transfer were being made by unrelated parties, adjusted for diffrences that have a measurable effect on the price. (Hansen and Mowen, 1996:543).<br /><br />sumber: http://muttaqinhasyim.wordpress.comsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-5897000820192986372011-05-05T21:31:00.000-07:002011-05-05T21:37:15.494-07:00Sejarah Akuntansi InternasionalSejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuanya untuk diterapkan dari satu kondisi ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan teres-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunia. Sebagai permulaan, sistem pembukuan berpasangan (doithfe-entru Lookkreping), yang umumnya dianggap sebagai awal penciptaaa akuntansi seperti yang kita ketahui selama ini, berawal dari negam-negah kota di Italia pida abad ke-14 dan 15.<br /><br />Perkernbangannya didorong oleh pertumbuhan perdagangan intemasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. ”Pembukuan Italia” kemudian berilih ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik. Pada waktu yang hampir bersamaan, para filsuf hitvis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan aparat pemerintah di Prancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.<br /><br />Perkembangan Inggris Raya menciptakan kebutuhan yang tak terelakkan lagi bagi kepentingan komersial Inggris untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan di daerah koloni, dan untuk pencatatan perusahaan kolonial mereka yang akan diperiksa ulang dan diverifikasi. Kebutuhan-kebutuhan mi menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi pada tshun 1850-an dan suatu profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 1870-an. Paktik akuntansi laggris memyebar luas tidak hanya di seluruh Amerika Utara, tetapi juga di seluruh wilayah Persemakmuran Inggris yang ada waktu itu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN OPERASI MULTINASIONAL</span><br />Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan ini, yang berakar dari masa lampau, akan terus berlanjut. Tren ekspor dan impor saat ini.<br /><br />Isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing. Sebagai contoh, misalkan Solvay melakukan ekspor sejumlah obal-obatan kepada sebuah importir Brasil dan mengirimkan tagihan dalam mala uang seal Brasil. Seandainya nital real mengalami penurunan relatif terhadap euro sebelum dilakukannya pembayaran, Solvay akan mengalami kerugian dalam mata uang asing karena real akan menghasilkan euro yang tehib keelt poch soit konyersi setelah devaluasi dibandingkan sebelum devaluasi. kerugian transaksi tidak langsung seperti itu.<br /><br />Saal ini bisnis internasional semakin berhubungan dengan inyestasi asing langsung, yang meliputi sistem manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya.<br />Jika terlihat jelas adanya bias dari negara maju terhadap inyestasi asing langsung, meledaknya anus inyestasi asing langsung ke negara-negara berkembang sejak awal tahun 1990-an menunjukkan bahwa MNC semakin menyadari bahwa negara-negara tuan rumah ini.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">MERGER DAN AKU1SISI LINTAS BATAS </span><br />Seiring dengan berlanjutnya tren global atas konsolidasi industri, serta mengenai merger dan akuisisi internasional praktis merupakan kenyataan sehari-hari. Apabila merger umumnya diringkas dengan istilah sinergi operasi atau skala ekonomi, akuntansi memainkan peranan yang penting dalam mega konsolidasi ini karena angka-angka yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan. Perbedaan aturan pengukuran nasional dapat memperumit proses penilaian perusahaan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">INOVASI KEUANGAN</span><br />Manajemen risiko telah menjadi istilah yang populer dalam lingkungan perusahaan dan manajemen. Alasannya tidaklah sulit dicari. Dengan deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan, volatilitas dalam harga komoditas, valuta asing, kredit menjadi hal yang biasa dewasa ini. Berdasarkan kondisi dunia saat ini, manajer keuangan perlu menyadari risiko yang mereka hadapi yang berasal dan volatilitas tersebut, risiko manakah yang perlu dilindungi dan mengevaluasi hasil strategi manajemen risiko yang dijalankan. Pada saat yang bersamaan, kemajuan dalam teknologi keuangan memungkinkan pergeseran risiko keuangan kepada pundak orang lain. Meski demikian, untuk mengukur risiko antar pihak tidak dapat dialihkan dan sekarang berada pada pundak sekelompok besar pelaku pasar, yang banyak di antaranya mungkin berada ribuan mil jauhnya. Tampak jelas adanya ketergantungan yang ditimbulkan terhadap praktik pelaporan internasional dan kebingungan yang timbul dari perbedaan pengukuran produk risiko keuangan. Mereka yang memiliki keahlian manajemen risiko sangat dihargai oleh pasar.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">INTERNASIONALISASI PASAR MODAL</span><br />Faktor yang mungkin banyak menyumbangkan perhatian lebih terhadap akuntansi internasional di kalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi, dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal seluruh dunia. Pricewaterhomms Coopers melaporkan bahwa volume penawaran ekuitas lintas batas dalam dolar meningkat hampir tiga kali lipat antara tahun 1995 dan 1999, dengan jumlah dana 1ebih dari sebesar 100 miliar yang diperoleh selama periode 5 tahun tersebut (penawaran ini hanya mencakup penjualan surat berharga di luar pasar domestik). Penawaran internasional atas obligasi, piujaman sindikasi, dan instrumen utang 1ainnya juga tumbuh secara dramatis selama tahun 1990-an. Tren ini kemudian memburuk selama tahun-tahun awal dekade<br />Akuntansi harus memberikan respons terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang tentu berubah dan mencerminkrn kondmsi budaya, ekonomi, hukum,<br />sosial, dan politik yang ada dalam lingkungan operasinya. Sejarah akuntansi dan<br />para akuntan memperlihatkan perubahan secara terus-menerus. Pada awalnya, akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk jasa perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak.<br /><br />Sistem pencatatan buku ganda kemudian dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah perusahaan dagang. Industrialisasi dan pembagian kerja memerlukan adanya analisis biaya dan akuntansi manajemen. Timbulnya perusahaan modern mendorong pe¬laporan keuangan dan auditing secara periodik. Agar dapat mengikuti perhatian masyara¬kat terhadap lingkungan yang makin meningkat dan perhatian terhadap integritas perusa¬haan, akuntan telah menemukan cara untuk mengukur dan melaporkan kewajiban pemu¬lihan kondisi lingkungan dan mengungkapkan praktik pencucian uang dan hal-hal sejenisyang berkaitan dengan kejahatan kerah putih. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada pasar surat berharga umum domestik dan internasional yang sangat besar.<br /><br />Akuntansi telah memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan meng¬gabungkan teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya. Mengapa kita harus mengetahui bagaimana dan mengapa akuntansi berkembang? jawabannya adalah sama seperli mengapa mempelajari perkembangan dalam bidang yang lain. Kita akan dapat memahami dengan lebih balk sistem akuntansi suatu negara dengan mengetahui faktor-faktor dasar yang memengaruhi perkembangannya. Tentu saja akuntansi berbeda dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia dan pengetahuan mengenai faktor perkembangan membantu untuk memahami mengapa hal itu terjadi.<br /><br />Dengan kata lain, perbedaan-perbedaan yang terlihat-serta persamaan-persamaan-dapat dijelaskan melalui faktor-faktor tersebut. Karena akuntansi bereaksi terhadap lingkungannya, lingkungan budaya ekonomi, hukum, dart politik yang berbeda-beda menghasilkan sistem akuntansi yang berbeda dan lingkungan yang serupa menghasilkan sistem yang serupa pula.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PERKEMBANGAN</span><br />Standar dan praktik akuntansi setiap negara merupakan hasil dari interaksi yang kompleks di antara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan budaya. Dapat diduga akan terjadinya perbedaan antar negara. Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga menihantu menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa.<br />Delapan faktor berikut ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan akuntansi. Tujuh faktor pertama berupa ekonomi, sejarah sosial, dan kelembagaan dan merupakan faktor yang sering disebutkan oleh para penulisa kuntansi. Akhir-akhir ini, hubungan antara budaya dan perkembangan aktuntansi mulai digali lebih lanjut.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">1. Sumber pendanaan<span style="font-style:italic;"></span></span> <br />Di negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan kepemilikan publik yang luas. Sebaliknya, dalam sisten, berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. Karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja yang dűnginkan, pengungkapan publik yang luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2. Sistem hukum<span style="font-style:italic;"></span></span><br /> Sistem hukum menentukan hagaimana individu dan lembaga hcrinteraksi. Dunia Rarat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukurn tirnuni (kasus). kode utamanya diambil dari hukum Rornawi dan Kode Napoleon. Kodifikasi standar dan prosedur ikuntansi rncrupìkan hal yang wajar dan sesuai di sana. Dengan demikian, di negara¬-negara hukum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakup banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak detail dan lebih fleksibel bi1a dibandingkan dengan sistem hukum kode. Ha1 ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari hukum kasus Inggris. Pada kebanyakan negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta. Hal ini memungkinkan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara langsung ke dalam hukum dasar.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">3. Perpajakan<span style="font-style:italic;"></span></span><br /> Di kebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Hal ini sebagai contoh merupakan kasus di Jerman dan Swedia. Di negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda: Laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. Penilaian persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama (ast-in,first-out-LlFO) di Amerika Serikat merupakan satu contoh.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">4. Ikatan Politik Dan Ekonomi<span style="font-style:italic;"></span></span><br />Teknologi akuntansi dialihkan melalaui perdagangan dan kekuatan sejenis. Sistem Pencatatan Berpasangan yang berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembakuan<br /><br /><span style="font-weight:bold;">5. Inflasi<br /><span style="font-style:italic;"></span></span>Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan. Israel, Meksiko, dan beberapa negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat harga umum karena pengalaman mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya tinggi, AS dan lnggris melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh peruhahan harga.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">6. Tingkat Perkembangan Ekonomi<br /><span style="font-style:italic;"></span></span>Faktor ini memenganihi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya, jenis lransaksi menentukan masafah akuitansi yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi aktiva merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industri berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru seperti penilaian aktiva tidak berwujud dan sumber daya manusia, semakin berkembang.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">7. Tingkat Pendidikan<br /><span style="font-style:italic;"></span></span>Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh, pela poran teknis yang kompleks mengenai vanan perilaku biaya tidak akan berarti apa¬apa, kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai risiko efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.<br /><br /><br />sumber: http://hedwigjapholic.blogspot.comsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-71109736946571075232011-05-05T05:04:00.000-07:002011-05-05T05:05:52.761-07:00Manfaat dan Kerugian Kopi<span style="font-weight:bold;">Manfaat kopi</span><br /><br />Dalam dunia kedokteran, kafein sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Dalam dosis yang rendah kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit stamina dan penghilang rasa sakit.<br />Mekanisme kerja kafein dalam tubuh adalah menyaingi fungsi adenosin (salah satu senyawa yang dalam sel otak bisa membuat orang cepat tertidur).<br />Dimana kafein itu tidak memperlambat gerak sel-sel tubuh, melainkan kafein akan membalikkan semua kerja adenosin sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah naik, otot-otot berkontraksi dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra.<br />Itulah sebabnya berbagai jenis minuman pembangkit stamina umumnya mengandung kafein sebagai bahan utamanya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kerugian Kopi</span><br /><br />Selain manfaatnya untuk kesehatan ternyata kopi juga memiliki kerugian. Salah satunya adalah efek ketergantungan.<br />Minum kopi ternyata dapat meningkatkan resiko terkena stroke. Sebuah penelitian yang dimuat dalam journal of neurology, neurosurgry and psychiatry tahun 2002 menyimpulkan bahwa minum lebih dari 5 gelas kopi perhari akan meningkatkan resiko terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah.<br />Kafein juga dapat menyebabkan insomnia, mudah gugup, sakit kepala, merasa tegang dan cepat marah.<br />Pada wanita hamil juga disarankan tidak mengkonsumsi kopi dan makanan yang mengandung kafein. Hal ini karena kafein dapat meningkatkan denyut jantung. Pada janin dapat menyerang plasenta dan masuk dalam sirkulasi darah janin. Dampak terburuknya, bisa menyebabkan keguguran.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Aman konsumsi kopi</span><br />Minum kopi dalam jumlah yang cukup atau sedang tidak akan membahayakan, bahkan akan bermanfaat bagi kesehatan.<br />Jumlah yang boleh dikonsumsi adalah 300 mg kafein atau setara dengan 3 cangkir kopi perhari. Kecanduan terhadap kafein diperkirakan jika mengkonsumsi lebih dari 600 mg kafein atau setara dengan 5-6 cangkir kopi perhari selama 8-15 hari berturut-turut.<br />Sedangkan dosis yang dapat berakibat fatal bagi manusia adalah sekitar 10 gram kafein atau 20-50 cangkir perhari.<br /><br />sumber: http://www.azk4.com/2009/02/manfaat-dan-bahaya-kopi.htmlsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-48203282906252005802011-05-05T04:45:00.000-07:002011-05-05T04:57:14.792-07:00Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional<span style="font-weight:bold;">PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL<br /></span><br />Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.<br /><br />Berikut ini karakteristik era ekonomi global:<br />1. Bisnis internasional<br />2. Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional<br />3. Ketergantungan pada perdagangan internasional <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Ada 8 (delapan) factor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional:</span><br /><span style="font-style:italic;">1. Sumber pendanaan</span><br />Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.<br /><br /><span style="font-style:italic;">2. Sistem Hukum</span><br />Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.<br /><br /><span style="font-style:italic;">3. Perpajakan</span><br />Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.<br /><br /><span style="font-style:italic;">4. Ikatan Politik dan Ekonomi</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">5. Inflasi</span><br />Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.<br /><br /><span style="font-style:italic;">6. Tingkat Perkembangan Ekonomi</span><br />Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.<br /><br /><span style="font-style:italic;">7. Tingkat Pendidikan</span><br />Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.<br /><br /><span style="font-style:italic;">8. Budaya</span><br />Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, maskulinitas. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Dimensi Nilai Akuntansi yang Mempengaruhi Praktek Akuntansi:</span><br />1. Profesionalisme versus control wajib preferensi terhadap pelaksanaan perimbangan professional individu dan regulasi sendiri kalangan professional dibandingkan terhadap kepatuhan dengan ketentuan hokum yang telah ditentukan.<br />2. Keseragaman versus fleksibilitas preferensi terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan fleksibilitas dalam bereaksi terhadap suatu keadaan tertentu<br />3. Konservatisme versus optimisme<br />4. Kerahasiaan versus transparansi preferensi atas kerahasiaan dan pembatasan informasi usaha menurut dasar kebutuhan untuk tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk mengungkapkan informasi terhadap public.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Alasan-alasan perusahaan Go Internasional:</span><br />1. Theory pf comparative advantage<br />2. Imperfect market theory<br />3. Product cycle theory<br />4. Transfer technology and Strategic Alliance<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tantangan bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi:<br /></span>1. Skill dan kompetensi yang dimiliki<br />2. Memahami Cross Functional Linkages, akuntan tidak hanya cukup mahir dalam teknik, prosedur dan standar akuntansi tetapi juga harus biasa memandang bisnis sebagai suatu bentuk terintegrasi. Seperti : kualitas produk, fleksibilitas produksi dan kemampuan untuk memproduksi dan mengekspor dengan cepat agar bias memenangkan persaingan global<br />3. Analisis keuangan dan perbandingannya<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL</span><br />Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara: Dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.<br /> <br /><span style="font-weight:bold;">Ada 4 (empat) pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:</span><br />1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktek akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. <br />2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi bekembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Tujuannya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup.<br />3. Berdasarkan pendekatan independent, akuntansi berasal dari praktek bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi.<br />4. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandariasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas pajak, dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.<br /><br />Akuntansi juga dapat diklasifikasikan dengan system hokum suatu Negara. <br />(1) Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter berorientasi terhadap penyajian wajar, transparansi, dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditunjukkan untuk kebutuhan infrmasi investor luar. Akuntansi hukum umum disebut sebagai Anglo Saxon. <br />(2) Akuntansi dalam Negara-negara hukum kode memiliki karakteristik beorientasi legalistic, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara ankuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah mendominasi ksumber keuangan dan pelaporan keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Akuntansi ini disebut juga continental. Pemberian karakter akuntansi memparalelkan hal yang disebut sebagai model pemegang saham dan pihak berkepentingan tata kelila perusahaan dalan Negara hukum umum dan hukum kode.<br /><br />Banyak perbedaan akuntansi di tingkat nasional menjadi semakin hilang. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini (1) Ratusan perusahaan saat ini mencatat sahamnya pada bursa efek di luar Negara asal mereka, (2) Beberapa Negara hukum kode, secara khusus Jerman dan Jepang mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sector swasta yang professional dan independent, (3) Pentingnya pasar saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh di seluruh dunia. <br />Klasifikasi yang didasarkan padada penyajian wajar versus kepatuhan hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti (1) depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum), (2) sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum), (3) pension dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat berhenti kerja (kepatuhan hukum). <br />Masalah lain adalah penggunaan cadangan diskrit untuk meratakan laba dari satu periode ke periode yang lain. Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over form) merupakan cii utama akuntansi hukum umum. Akuntansi kepatuhan hukum drancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenankan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau memenuhi rencana makroekonomi pemerintah nasional. Pengukuran yang konservatif mamastikan bahwa jumlah yang hati-hati dibagikan. Akuntansi kepatuhan hukum akan terus digunakan dalam laporan keuangan perusahaan secara individu yang ada di Negara-negara hukum kode di mana laporan konsolidasi menerapkan pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini, laporan konsolidasi dapat memberikan informasi kepada investor sedangkan laporan perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.<br /><br /><br />sumber: http://kornetcincang.blogspot.com/2009/02/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.htmlsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-89613856765042754572011-04-08T22:57:00.000-07:002011-04-08T23:11:07.376-07:00Perencanaan dan Kendali ManajemenPerencanaan dan kendali manajemen sangat penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan multinasional. Namun, pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional terus menerus, mata uang yang mengambang, resiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan dalam system pajak nasional, perbedaan tingkat suku bungan dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan merupakan variable yang memperumit keputusan manajemen. Persaingn global dan cepatnya penyebarn informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktek akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja serta koordinasi operasi global melalui joint venture dan kaitan strategis lainnya. <br /><br />Perusahaan dalam melakukan kendali manajemen memerlukan alat perencanaan yang dapat mengidentifikasi factor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal. Alat tersebut membantu perusahaan dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang ada. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Akuntan juga dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis. <br />Kemudian, keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional. Resiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yng diusulkan. Perbedaan dalam hokum pajak, system akuntansi, laju inflasi, resiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestic. Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran:<br />(1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional<br />(2) mengukur ekspektasi arus kas<br />(3) menghitung biaya modal perusahaan multinasional<br /><br />Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untk mengalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang: proyek luar negeri atau induk perusahaan. <br />Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal: <br />(1) pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal<br />(2) biaya izin, royalt, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan<br />(3) perbedaan laju inflasi nasional<br />(4) perubahan kurs valuta asing<br />(5) perbedaan pajak<br /><br />Manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan dengan memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya. Jika siatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan resiko yang nilainya lebih dari pengembalian yang diperoleh pesaing local, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan local. <br />Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan. Namun demikian, terdapat tambahan kerumitan yang harus dipertimbangkan:<br />- arus kas proyek vs induk perusahaan<br />- arus kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan<br />- pendanaan yang bersubsidi<br />- resiko politik<br /><br />Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh perubahan dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang asing.<br />Sumber utama arus kas induk meliputi pinjaman dari induk perusahaan, dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalty, harga transfer untuk pembelian dari atau penjualan kepada induk perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta perbedaan pajak.<br />Perbedaan dalam prinsip akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung pada laporan keuangan pro forma dengan dasar local ketika mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari aturan yang digunakan di Negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi perbedaan dalam estimasi arus kas.<br />Penyusunan system informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan. Keadaan geografi, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer operasi local dengan manajer kantor pusat. Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali kerumitan ini. Rancangan system berpengaruh pada keberhasilan yang dicapai:<br />1. penyebaran rendah dengan sentralitas yang tinggi, digunakan oleh organisasi yang lebih kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas, dan system informasi domestic yang mendominasi kebutuhan.<br />2. penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah, digunakan oleh perusahaan multinasional dengan operasi di wilayah geografis yang berbeda-beda.<br />3. penyebaran yang tinggi dengan sentralitas yang tinggi, dijalankan oleh perusahaan dengan aliansi strategi di seluruh dunia.<br />Akuntansi manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan mulai dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban. Factor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan secara internal. Misalnya pengaruh budaya. Budaya yang tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas cenderung untuk lebih siap menerima teknologi informasi dibandingkan mereka yang tidak nyaman. Factor translasi juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan. FAS No 52 mewajibkan penggunaan metode translasi temporal ketika melakukan translasi akun-akun perusahaan afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan berafiliasi tinggi. Meskipun demikian, ketentuan tersebut tidak memenuhi kebutuhan informasi perusahaan yang beroperasi di Negara-negara dengan inflasi tinggi karena cenderung menimbulkan distorsi realitas melalui:<br />- menilai lebih atau menilai kurang pendapatan dan beban<br />- melaporkan keuntungan atau kerugian translasi yang besar yang sulit untuk diinterpretasikan<br />- mendistorsi perbandingan kinerja antarwaktu.<br />Mengapa kita perlu memperhatikan distorsi ini?<br />- Sistem pelaporan tradisional memiliki pengaruh yang buruk terhadap perilaku tenaga penjualan<br />- System pelaporan trandisional tidak memberikan motivasi bagi tenaga penjualan untuk memfakturkan dan mengirimkan lebih dahulu di bulan itu<br />- System ini memanipulasi hasil<br />Agar suatu system pengendalian di perusahaan multinasional berfungsi dengan baik, maka biasanya system yang digunakan banyak perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal banyak hal sama dengan yang digunakan secara domestic. Bagian-bagian system yang umumnya dikirim keluar meliputi control keuangan dan anggaran serta kecenderungan untuk menerapkan standar yang sama yang dikembangkan untuk mengevaluasi operasi domestic.<br />Setelah tujuan strategis dan anggaran modal dibuat, selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan anggaran operasional atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi peramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen. Rencana laporan laba rugi perusahaan afiliasi asing pertama-tama dikonversikan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang dianut di Negara asal induk perusahaan dan ditranslasikan dari mata uang local ke dalam mata uang induk perusahaan. <br /><br /><br />sumber: http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/perencanaan-dan-kendali-manajemen.htmlsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-32769684036437041722011-03-19T00:25:00.001-07:002011-03-19T00:25:52.143-07:00Penulisan IlmiahABSTRAKSI<br /><br />EVI SISWIDYA KUSUMA DEWI. 20207420<br />“PENGARUH LABA PER LEMBAR SAHAM DAN RASIO LABA TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM” <br />PI Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010<br />Kata Kunci : Laba Per Lembar Saham, Rasio Laba, dan Perubahan Harga Saham<br /><br />( xi + 46+ Lampiran )<br /><br />Investasi dalam bentuk saham merupakan pembelian/ penyertaan/ kepemilikan perusahaan lain dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang berupa deviden. Keuntungan lainnya bisa berupa control manajemen yaitu hak menentukan kebijakkan atas perusahaan yang dibeli. Investor memerlukan banyak pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membeli saham. Salah satunya dengan menganalisa harga pasar per lembar saham dengan laba yang dapat dihasilkan. Tujuan dari penulisan ilmiah ini untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara EPS dan PER terhadap perubahan harga saham pada lima jenis perusahaan periode 2005-2009.<br />Penulis menggunakan analisis korelasi sebagai dasar perhitungan. Berdasarkan uji t hasil pengujian hipotesis secara parsial untuk variabel EPS diperoleh thitung = 1,663 < ttabel = 1,717 dan variabel PER diperoleh thitung = -0.411 < ttabel = 1,717. Sedangkan berdasarkan uji F secara simultan diperoleh Fhitung = 0,271 < Ftabel = 0,74.<br />Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan analisis korelasi, baik secara simultan maupun parsial terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara laba per lembar saham dan rasio laba terhadap perubahan harga saham pada kelima jenis perusahaan.<br /><br /><br /><br /><br />Daftar pustaka (2006-2009)siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-50346088829587012072011-03-19T00:15:00.000-07:002011-03-19T00:20:06.404-07:00ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL<span style="font-weight:bold;">PENDAHULUAN</span><br />Investor, analisis riset ekuitas, manajer keuangan, banker, dan para pengguna laporan keuangan lainnya memiliki kebutuhan yang semakin besar untuk membaca dan menganalisis laporan keuangan asing. Perbandingan keuangan lintas batas menjadi penting ketika melakukan analisis potensi dan kekuatan keuangan investasi asing langsung atau investasi portofolio asing.<br />Kebutuhan untuk menggunakan laporan keuangan asing juga meningkat karena kegiatan merger dan akuisisi telah semakin banyak terjadi secara internasional. Karena bisnis menjadi semakin semakin global, laporan keuangan menjadi jauh lebih penting dari pada masa sebelumnya Karen amenjadi dasar untuk analisis persaingan, keputusan kredit, negosiasi usaha, dan control perusahaan. Pengurangan hambatan perdagangan secara terus menerus, munculnya Eropa sebagai pasar tunggal, konvergensi selera dan preferensi konsumen, dan semakin rumitnya penetraasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan terhadap pasar LN telah meningkatkan kompetisi bisnis meltinasional secara signifikan.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />PELUANG DAN TANTANGAN DALAM ANALISIS LINTAS BATAS</span><br />Analisis keuangan lintas batas mencakup berbagai wilayah yurisdiksi. Sejumlah Negara memiliki perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, system hukum dan undang-undang, sifat dan ruang lingkup resiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha.<br />Analisis dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyak kontradiksi. Di satu sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi telah mengarah pada semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia.<br />Terlepas dari konradiksi yang masih terus berlanjut, hambatan untuk analisis dan penilaian keuangan internasional semakin menurun dan pandangan pada analisis secara umum masih positif. Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam teknologi informasi dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan perusahaan-perusahaan untuk menarik investor dan kegiatan perdagangan yang meningkat masih terus berlanjut.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">KERANGKA DASAR ANALISIS USAHA</span><br />Palepu, Bernard, dan Healy membuat suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisis dan penilaian usaha dnegan menggunakan data laporan keuangan. Kerangka dasar tersebut terdiri dari empat tahap analsis:<br />1. Analisis strategi usaha <br />2. Analisis akuntansi <br />3. Analisis keuangan <br />4. Analisis prospektif <br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANALISIS STRATEGI USAHA INTERNASIONAL</span><br />Analisis strategi usaha merupakan langkah penting dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memerikan pemahaman kualitiatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Hal ini memastikan bahwa analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan perspektif holistik. Dengan mengidentifikasikan faktor pendorong laba dan risiko usaha yang utama, analisis strategi usaha membantu para analis untuk membuat peralaman yang realistis.<br />Analisis strategi usaha sering kali rumit dan sukar dilakukan dalam lingkungan internasional.<br /><br />Ketersediaan Informasi<br />Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya dibeberapa negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Pemerintah di negara maju kadang-kadang dianggap telah menerbitkan statistik ekonomi yang keliru atau menyesatkan.<br />Memperoleh informasi mengenai industri juga sukar dilakukan di banyak negera dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di banyak negara berkembang.<br /><br />Rekomendasi untuk melakukan analisis<br />Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan analsis starategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali, perlu dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimana industri dan perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya dinegara-negara pasar berkembang. WWW juga menawarkan akses yang sangat cepat terhadap informasi yang hingga akhir-akhir ini masih belum tersedia atau sukar untuk diperoleh.<br />Informasi negara juga dapat ditemukan dalam penerbitan ”siaran internasional” yang disebarkan oleh kantor akuntan besar, bank, dan broker.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANALISIS AKUNTANSI</span><br />Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntasi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan<br />Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu paling banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka.<br />Healy dan rekannya menyarankan proses berikut ini dalam melakukan evaluasi kualitas akuntansi suatu perusahaan<br />1. identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama <br />2. Analisislah fleksibilitas akuntansi <br />3. Evaluasilah strategi akuntansi <br />4. Ecaluasilah kualitas pengungkapan <br />5. Identifikasikanlah potensi terjadinya masalah <br />6. Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi <br />Perbedaan antar negara dalam kualitas pengukuran akuntasi, pengungkapan, dan audit sangat dramatis. Karekteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan aturan dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan<br />Kualitas pengungkapan dan tingkat keyakinan audit harus diamati dengan sangat ketat pada saat melakukan analisis terhadap laporan keuangan sebuah perusahaan Jerman. Pengungkapan catatan kaki kebijakan akuntansi cukup terbatasjumlahnya dalam beberapa laporan tahunan perusahaan Jerman.<br />Lingkungan audit jerman sangat berbeda dibandingkan dengan lingkungan di negera-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat. Aturan independensi auditor di Jerman tidak terlalu komprehendif dan rumit bila dibandingkan dengan yang ada di Inggris dan di Amerika Serikat, dan para manajer di jerman mungkin saja menganggapnya tidak patut bagi auditor untuk menanyakan pernyataan lisan mereka. Auditor Jerman juga lebih segan menerima.<br />Auditor eksternal memainkan peranan yang penting dalam memastikan apakah standar akutansi dipatuhi. Sistem hukum memberikan mekanisme penegakan aturan yang memastkan para auditor untuk tetap independen dalam praktiknya.<br />Pelaporan keuangan di Cina menunjukkan bagaimana pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan kualitas audit dapat berbeda secara dramastis bila dibandingkan dengan praktik akuntansi di negara-negara Anglo-Amerika.<br /><br />Saran-saran untuk para analisis<br />Pada saat melakukan analisis, para analis harus sesering mungkin bertemu dengan manajemen untuk mengevaluasi insentif pelaporan keuangan dan kebijakan akuntansi mereka. Banyak perusahaan di negara pasar berkembang yang sangat tertutup dan para manajer mungkin tidak memiliki insentif yang kuat untuk melakukan pengungkapan yang lengkap dan kredibel.<br />Akhirnya teknologi komunikasi baru memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh tahap riset keuangan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANALISIS KEUANGAN INTERNASIONAL</span><br />Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu, dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Analisis rasio dan analisis arus kas merupakan alat yang penting dalam melakukan analisis keuangan. Analisis rasio mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiskal yang lain, dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku.<br />Analisis arus kas berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodik.<br />Analisis rasio<br />2 masalah yang harus dibahas ketika melakukan analisis rasio dalam lingkungan internasional:<br />1. Apakah pebedaan lintas negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari negara yang berbeda <br />2. seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi lokal memengaruhi interprestasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun pengukuran akuntansi dari negara yang berbeda disajikan ulang agar tercapai ’daya banding akuntansi’ <br />Sejumlah bukti kuat menunjukkan adanya perbedaan besar antar negara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan lainnya yang berasal dari faktor akuntansi dan non-akuntansi<br />Seberapa besar perbedaan dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan prinsip-prinsip akuntansi nasional. Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi LK oleh emiten asing yang disusun oleh SEC cukup informatif.<br />Lima jenis perbedaan laporan keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar emiten adalah:<br />1. Depresiasi dan amortisasi <br />2. Biaya yang ditangguhkan atau dikapitalisasi <br />3. Pajak tangguhan <br />4. Pensiun <br />5. Translasi mata uang asing <br />Penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga emiten yang mengungkapkan perbedaan laba yang material melaporkan bahwa laba menurut GAAP AS lebih rendah dibandingkan dengan laba menurut GAAP non AS. Hampir setengah dari antaranya melaporkan perbedaan laba lebih besar dari 25%<br />Dengan demikian, bukti dari pengungkapan rekonsiliasi emiten SEC mengindikasikan bahwa perbedaan GAAP dapat menyebabkan keragaman angka-angka laporan keuangan yang sig. Para analis sering kali harus memilih untuk membuat laporan keuangan lebih dapat dibandingkan dengan membuat penyesuaian prinsip akuntansi terhadap laporan keuangan yang sedang dianalisis.<br />Analisis arus kas<br />Analisis arus kas memberi masukan mengenai arus kas dan manajemen suatu perusahaan. Laporan arus kas yang sangat mendetail diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP Inggris, IFRS dan standar akuntansi di sejumlah negara yang jumlahnya makin bertambah. Ukuran-ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khususnya dalam analisis internasional karena tidak dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi, bila dibandingkan dengan ukuran-ukuran berbasis laba.<br />Mekanisme untuk mengatasinya<br />Beberapa pendekatan bisa digunakan. Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum. Beberapa lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di negara-negara tersebut.<br />Brown, Soybel, dan Stickney menggambarkan penggunaan algoritma penyajian ulang untuk meningkatkan perbandingan kinerja keuangan lintas negara. Mereka menyajikan ulang kinerja operasi perusahaan-perusahaan AS dan Jepang menurut dasar pelaporan yang sama.<br />Algoritma penyajian ulang yang relatif sederhana cukup efektif untuk digunakan. Satu pendekatan adalah memfokuskan pada beberapa perbedaan LK yang paling material, dimana tersedia cukup informasi untuk melakukan penyesuian yang dapat diandalkan.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />ANALISIS PROSPEKTIF INTERNASIONAL</span><br />Analisis prospektif Mencakup tahap peramalan dan penilaian. Ketika melakukan peramalan para analis membuat ramalan mengenai prospek perusahaan secara eksplisit berdasarkan strategi usaha, catatan akuntansi dan analisis keuangan. Ketika melakukan penilaian, analisis mengubah ramalan kuantitatif menjadi suatu estimasi nilai perusahaan. Penilaian digunakan secara implisit maupun eksplisit dalam banyak keputusan usaha. Terdeapat banyak pendekatan penilaian yang berbeda digunakan dalam praktik, mulai dari analisis arus kas terdiskonto hingga teknik yang lebih sederhana yang berdasarkan perkalian berbasis harga.<br />Para pakar dalam melakukan penilaian internasional memberikan peringatan berikut ini kepada mereka yang melakukan analisis prospektif internasional. Setiap aturan yang telah dipelajari di negera asal anda menjadi tidak berlaku di LN. Fluktuasi kurs, perbedaan akuntansi, perbedaan praktik, dan kebiasaan bisnis, perbedaan pasar modal, dan banyak faktor lainnya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peramalan dan penilaian internasional.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />ISU LEBIH LANJUT</span><br />Keempat tahap analisis usaha dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini<br />1. Akses informasi <br />2. Ketepatan waktu informasi <br />3. Hambatan bahasa dan terminologi <br />4. Masalah mata uang asing <br />5. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan <br /><br />Sumber: http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/laporan-keuangan-internasional.htmlsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-65235666019362416462011-03-04T05:43:00.000-08:002011-03-04T05:51:24.525-08:00Harmonisasi Akuntansi Internasional<span style="font-weight:bold;">HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">PENDAHULUAN</span><br />Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.<br />Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh modal di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan, dan audit.<br />Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-seolah keduanya memiliki arti yang sama. Namun berkebalikan dengan harmonisasi, secara umum standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk diimplemntasikan secara internasional. Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PERBEDAAN ANTARA HARMONISASI DAN STANDARISASI</span><br /> <br />Komparabilitas informasi keuangan merupakan konsep yang lebih jelas daripada harmonisasi. Informasi yang dihasilkan dari system akuntansi, pengungkapan dan atau audit yang berbeda dapat dibandingkan jika memiliki kemiripan dalam cara dimana para pengguna laporan keuangan dapat membandingkannya tanpa perlu membiasakan diri dengan lebih dari satu system.<br />Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi<br />1.Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya<br />2.Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan<br />3.Standar audit<br /><br /><span style="font-weight:bold;">SURVEI HARMONISASI INTERNASIONAL</span><br />Keuntungan harmonisasi internasional<br />•Bahasa <br />Mereka yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi bahasa kedua yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.<br />•Harmonisasi perpajakan an sistem jaminan sosial <br />Keuntungan. Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang cukuo besar dalam perencanaan, biaya sistem dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.<br />Kerugian. Perpajakan dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari kompetisi antar negera.<br />Sebuah tulisan yang terbaru juga mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi. Manfaatnya: <br />1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.<br />2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang<br />3. perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi<br />4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.<br /><br /><br />Kritik atas saran Internasional<br /><br />•Penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. <br />•Beberapa pengamat berpendapat bahwa penetapan standar akuntansi internasional pada dasarnya merupakan sebuah taktik kantor-kantor akuntan besar yang menyediakan jasa akuntnasi internasional untuk memperluas pasarnya. <br />•Adopsi standar internasional akan menimbulkan standar yang berlebihan. <br /><br />Rekonsiliasi atas pengakuan bersama<br />Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:<br />1.Rekonsiliasi <br />2.Pengakuan bersama (imbal balik/resiprositas) <br /><br />Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun LK dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting di negara asal dan di negara di mana laporan keuangan di laporkan.<br />Rekonsiliasi berbiaya lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangan lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda. Namun demikian rekonsiliasi hanya menyajikan ringkasan, dan bukan gambaran perusahaan yang utuh.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Evaluasi</span><br />Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat.<br />Perdebatan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk menjadi semakin internasional.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Penerapan standar Internasional</span><br />Standar akuntansi internasional digunakan seagai hasil dari<br />a) Perjanjian internasional atau politis<br />b) Kepatuhan secara sukarela<br />c) Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi nasional<br />Semakin banyak jumlah perusahaan yang memutuskan bahwa untuk kepentingan terbaik perusahaan untuk menggunakan IFRS meskipun tidak diwajibkan. Banyak negara saat ini telah memperbolehkan perusahaan untuk mendasarkan laporan keuangan mereka pada IFRS dan beberapa negara mengharuskannya.<br />Apabila standar akuntansi diterapakan melalui prosedur politik, hukum atau aturan, umumnya aturan wajib yang mendorong proses ini. Pihak-pihak yang berkepentingan menentukan apa saja aturannya dan bagaimana aturan ini harus diimplementasikan.<br />Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar itu akan diteima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi. Saat standar internasional dan standar nasional tidak sama, tidak akan jadi masalah, tetapi ketika kedua standar tersebut berbeda, standar nasioanl harus jadi rujukan pertama.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENENTUAN STANDAR AKUNTANSI</span><br />1959 - Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.<br />1961 - Groupe d’Etudes, yang terdiri dari akuntan profesional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi<br />1966 - Kelompok studi Internasional akuntan didirikan oleh institut profesionaol di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.<br />1973 - Komite Standar Akuntansi Internasional didirikan<br />1876 - organisasi untuk kerja sama dan pembangunan Ekonomi mengeluarkan Deklarasi investasi dalam perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk ’pengungkapan informasi’<br />1977 - Federasi Internasional Akuntan didirikan<br />1977 - Kelompok para ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai standar internasional akuntansi dan pelaporan bagi perusahaan transnasional<br />2002 - IASB dan FASB menandatangani ’perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi SAI dan AS<br />2003 - IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS<br /><br /><span style="font-weight:bold;">SEKILAS MENGENAI ORGANISASI INTERNASIONAL UTAMA YANG MENDORONG HARMONISASI AKUNTANSI</span><br />Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:<br />1.Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) <br />2.Komini Uni Eropa (EU) <br />3.Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) <br />4.Federasi Internasional Akuntan (IFAC) <br />5.Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan, bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam perdagangan dan Pembangunan <br />6.Kelompok kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi kerja sama dan Pembangunan Ekonomi. <br /><br />Forum Internasional Pengembangan Akuntansi (IFAD) mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1999. tujuan utamanya adalah untuk membangun kapasitas akuntansi dan audit di negara-negara berkembang.<br />Yang juga penting adalah Federasi Internasional Bursa Efek (FIBV), organisasi perdagangan untuk pasar surat berharga dan derivatif yang teratur diseluruh dunia. FIBV mendorong perkembangan usaha profesional pasar keuangan. Tujuan FIBV adalah untuk menetapakan standar harmonisasi untuk proses usaha (termasuk pelaporan keuangan dan pengungkapan) dalam perdagangan surat berharga lintas batas, termasuk penawaran publik lintas batas.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL</span><br />Tujuan IASB adalah:<br />1.Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipamahi dan dapat diterapkan yang mewajibkan infromasi yang berkualitas tinggi, transaparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan lainnya untuk membantu para partisipan dalam pasar modal dunia dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan ekonomi. <br />2.Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-stnadar tersebut yang ketat <br />3.Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional ke arah solusi berkualitas tinggi. <br /><br />Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO<br />IASB telah berupaya untuk mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh badan pengatur surat berharga diseluruh dunia. IASC mengadopsi suatu rencana kerja untuk menghasilakn satu set inti standar berkualitas tinggi yang komprehensif.<br />Struktur IASB yang baru<br />Pada bulan November 1999 dewan IASC secara bulat menyetujui suatu resolusi yang mendukung usulan struktur baru yang intinnya adalah:<br />1.IASC akan didirikan sebagai sebuah organisasi independen <br />2.organisasi tersebut akan terdiri dari dua badan utama, Perwakilan dan Dewan, serta Komite Interprestasi Tetap dan Dewan Penasihat Standar dan <br />3.dan perwakilan akan menunjuk anggota dewan, melakukan pengawasan dan mengumpulkan dana yang diperlukan, sedangkan dewan memiliki tanggungjawab untuk penentuan standar akuntansi <br />IASB yang direstrukturisasi tersebut bertemu untuk pertamakalinya pada bulan April 2001. IASB telah direorganisasi, akan mencakup badan berikut:<br />1.Badan Wali. IASB memiliki 19 wali, 6 dari Amerika Utara, 6 dari Eropa, 4 dari Wilayah Asia/Pasifik, 3 dari wilayah lain<br />2.Dewan IASB <br />Dewan menetapkan dan memperbaiki standar akuntansi keuangan dan pelaporan usaha. Dewan terdiri dari 14 orang anggota yang ditunjuk oleh Badan Wali untuk memberikan kombinasi terbaik yang ada dari keahlian teknik dan latar belakang pengalaman bisnis internasional dan kondisi pasar yang relevan<br />3.Dewan Penasihat Standar <br />Dewan Penasihat Standar ditunjuk oleh perwakilan, terdiri dari 30 atau lebih anggota yang memiliki latar belakang geografis dan profesional yang berbeda, yang ditunjuk untuk masa tiga tahun yang dapat diperbaharui<br />4.Komite Interprestasi Pelaporan Keuangan Internasional (IFRIC) <br /> IFRIC terdiri dari 12 anggota yang diangkat oleh perwalian. IFRIC menginterprestasikan ’penerapan standar akuntansi internasional dan standar pelaporan keuangan internasional dalam konteks kerangka dasar IASB, menerbitkan rancangan interprestasi dan mengevaluasi komentar atasnya dan memperoleh persetujuan dewan untuk interprestasi akhir. <br /><br />sumber: http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/harmonisasi-akuntansi-internasional.htmlsiswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-14441706322284562062011-03-01T05:55:00.000-08:002011-03-01T05:59:15.367-08:00<span style="font-weight:bold;">MENGAPA AKUNTANSI INTERNASIONAL</span><br /><span style="font-weight:bold;">A. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN</span><br />Faktor-faktor lingkungan yang memberi dampak pada akuntansi, yaitu sebagai berikut:<br />1. Berfikir Secara Global<br />2. Ketergantungan Perekonomian<br />3. Pasar Modal Global<br />4. Perusahaan-perusahaan Multinasional (MNCs)<br />5. Operasi Internasional yang Menguntungkan<br />6. Teori yang Tidak Memadai<br />7. Kompetensi Manajemen Internasional<br />8. Rintangan Akuntansi<br />9. Pendapatan dan Rasio yang Tidak Dapat Diperbandingkan<br />10. Kebutuhan akan Standar Internasional<br />11. Menara Akuntansi “Babel”<br />12. Beragamnya Pembuatan Standar<br />13. Ekonomi-Politik dari Akuntansi Dunia<br />14. “Relevance Lost” dari Akuntansi Manajerial<br />15. Pendidikan dari Riset<br /><br /><span style="font-weight:bold;">B. INTERNASIONALISASI DISIPLIN AKUNTANSI</span><br />Tiga faktor kunci telah memainkan peranan yang memainkan peranan yang menentukan dalam internasionalisasi (bidang atau disiplin) akuntansi:<br />a. Spesialisasi<br />b. Sifat internasional dari sejumlah masalah teknis akuntansi<br />c. Alasan historis <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Spesialisasi Akuntansi</span><br />Spesialisasi-spesialisasi dalam akuntansi telah terbentuk dalam beberapa tahun terakhir dan berkembang penuh seiring dengan berakhirnya abad 20.<br />Saat ini, spesialisasi dalam akuntansi adalah suatu fakta. Di AS, ujian-ujian profesi sekarang mengenal Certified Public Accountant, Certified Internal Auditor, Certified Managemen Accountant dan Certified Financial Analyst. Di Jerman, Public Auditor Certificate harus dilepaskan jika pemegangnya menerima penghasilan kurang dari setengah penghasilan profesinya dari jasa-jasa auditing publik. Di beberapa negara persemakmuran, praktik konsultasi manajemen dipindahkan ke perusahaan-perusahaan jasa profesional terpisah yang didirikan oleh (namun beroperasi secara terpisah dari) kantor-kantor akuntan. <br />Akuntansi internasional (atau multinasional atau transnasional) adalah salah satu bidang keahlian yang diakui dalam bidang akuntansi, bersama-sama dengan akuntansi pemerintahan, akuntansi perpajakan, auditing, akuntansi manajemen, akuntansi perilaku dan sistem informasi akuntansi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Hakekat Internasional dari Sejumlah Masalah Akuntansi yang Bersifat Teknis<br /></span> Perdagangan internasional, operasi bisnis multinasional, investasi asing dan transaksi-transaksi pasar uang pasar modal internasional semuanya melibatkan pemakaian mata uang asing. Transaksi-transaksi yang terjadi dalam 2 atau lebih mata uang asing menimbulkan masalah konversi nilai tukar bagi akuntansi. Jadi kita menghadapi masalah teknis yang unik yang diakibatkan oleh internasionalisasi akuntansi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Alasan Historis</span><br />Sejarah akuntansi adalah sejarah internasional. Pembukuan double-entry, yang dianggap sebagai asal mula akuntansi yang ada sekarang, muncul dari sebuah kota di Italia pada abad 14 dan 15. Sejak itu, “pembukuan Italia” berimigrasi ke Jerman, Perancis, dan negara-negara berdaratan rendah. Dari sana, kemudian mencapai Ingris, yang sebagai penguasa ekonomi dunia selama abad 17 dan 18 membuat Inggris menjadi misionaris yang ideal bagi akuntansi. Pengaruh Inggris menyebarkan tehnik-tehnik akuntansi tidak hanya ke Amerika Utara tetapi keseluruh negara persemakmuran.<br />Seiring dengan tumbuhnya pengaruh ekonomi AS selama pertengahan pertama abad ke 20, konsep-konsep dan praktik akuntansi AS diteruskan tidak hanya ke Jerman dan Jepang tetapi juga ke negara-negara berkembang seperti Brazil, Israel, Mexico dan Filipina.<br />Warisan akuntansi, dengan demikian, bersifat internasional. Walaupun perkembangan nasionalistis yang luar biasa telah terjadi dalam akuntansi selama periode-periode yang berbeda dan pada negara-negara yang berbeda, jelas terdapat tradisi internasional yang seharusnya bias membantu internasionalisasi akuntansi saat ini.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Definisi</span> <br />Akuntansi internasional memperluas akuntansi yang bertujuan umum, yang berorientasi nasional, dalam arti yang luas untuk: (1) analisa komparatif internasional, (2) pengukuran dan isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis multinasional dan bentuk bisnis perusahaan multinasional, (3) kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional, dan (4) harmonisasi akuntansi di seluruh dunia dan harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar.<br /><br /><br />Sumber: Frederick D.S. Choi, Gerhard G. Mueller. Akuntansi Internasional. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat. 1997siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-19749836681914414662010-11-26T19:49:00.000-08:002010-11-26T19:56:26.847-08:00Anggaran Sektor Publik<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align: left;margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; "><span class="Apple-style-span" ></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-indent:-1.0cm;line-height: 150%;mso-list:l3 level1 lfo3"><!--[if !supportLists]--><span class="Apple-style-span" ><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">A.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></span></p><span class="Apple-style-span" > <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Perkembangan Anggaran Sektor Publik<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan yang multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi pengendalian dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengaluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran sektor publik berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional atau anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan <i style="mso-bidi-font-style:normal">New Public Management.</i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -28.9pt;line-height:150%;mso-list:l15 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">A.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK</span></b><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran sektor publik merupakan instumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">“…. Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting. Bagaimanapun juga jelas mengungkapkan apa yang akan dilakukan dimasa mendatang. Pemikiran strategis disetiap organisasi adalah proses dimana manajemen berfikir tentang pengintegrasian aktivitas organisasional ke arah tujuan yang beroerientasi kesasaran masa mendatang. Semakin bergejolak lingkungan pasar, teknologi atau ekonomi eksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun stategi. Pemikiran strategis manajemen, direalisasi dalam berbagai perencanaan, dan proses integrasi keseluruhan ini didukung prosedur penganggaran organisasi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l15 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">B.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran sektor publik berfungsi sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran merupakan akivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Angggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran merupakan instrumen politik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l9 level1 lfo2"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l15 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">C.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">KARAKTERISTIK ANGGARAN SEKTOR PUBLIK<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran mempunyai karakteristik:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l4 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l4 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l4 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l4 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Usulan angggarn ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebvih tinggi adri penyusunan anggaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:49.65pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l4 level1 lfo4"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l15 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">D.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Prinsip-prinsip didalam anggaran sektor publik meliputi:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l7 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Wingdings;mso-fareast-font-family: Wingdings;mso-bidi-font-family:Wingdings"><span style="mso-list:Ignore">Ø<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Otorisasi oleh legislatif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l7 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Wingdings;mso-fareast-font-family: Wingdings;mso-bidi-font-family:Wingdings"><span style="mso-list:Ignore">Ø<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Komprehensif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l7 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Wingdings;mso-fareast-font-family: Wingdings;mso-bidi-font-family:Wingdings"><span style="mso-list:Ignore">Ø<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Keutuhan anggaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:30.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l7 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Wingdings;mso-fareast-font-family: Wingdings;mso-bidi-font-family:Wingdings"><span style="mso-list:Ignore">Ø<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Nondiscretionary Appropriation.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:30.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l7 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Wingdings;mso-fareast-font-family: Wingdings;mso-bidi-font-family:Wingdings"><span style="mso-list:Ignore">Ø<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Periodik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:30.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l7 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Wingdings;mso-fareast-font-family: Wingdings;mso-bidi-font-family:Wingdings"><span style="mso-list:Ignore">Ø<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Akurat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:30.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya understimate pendapatan dan over estimate pengeluaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l7 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Wingdings;mso-fareast-font-family: Wingdings;mso-bidi-font-family:Wingdings"><span style="mso-list:Ignore">Ø<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Jelas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:30.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l7 level1 lfo5"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Wingdings;mso-fareast-font-family: Wingdings;mso-bidi-font-family:Wingdings"><span style="mso-list:Ignore">Ø<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Diketahui publik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:30.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l15 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">E.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran Tradisional atau Anggaran Konvensional<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di negara berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu: (a) cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan (b) struktur dan susunan anggaran yang besifat line-item.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah: (c) cenderung sentralistis; (d) bersifat spesifikasi; (e) tahunan; dan (f) menggunakan prinsip anggaran bruto. Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="1" type="a"> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l2 level1 lfo6"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Incrementalism<o:p></o:p></span></i></b></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas seringkali tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional. Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money ini, seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item, program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meskipun sebenarnya item tersebut sudah tidak relevan dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan penyesuaian lainnya.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top:0cm" start="2" type="a"> <li class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;mso-list:l2 level1 lfo6"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Line-item<o:p></o:p></span></i></b></li> </ol> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena sifatnya yang demikian, penggunaan anggaran tradisional tidak memungkinkan untuk dilakukan penilaian kinerja secara akurat, karena satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan adalah semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak, atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%;tab-stops:center 198.4pt"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Kelemahan Anggaran Tradisional<span style="mso-tab-count:1"> </span><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:36.0pt;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki beberapa kelemahan, antara lain:<span style="mso-tab-count:1"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">1. <span style="mso-tab-count:1"> </span>Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">2. <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">3. <span style="mso-tab-count:1"> </span>Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan sumberdaya, atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">4. <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik, overlapping, kesenjangan, dan persaingan antar departemen.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">5. <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">6. <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tahunan tersebut sebenarnya terlalu pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-praktik yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">7. <span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah munculnya budget padding atau budgetary slack.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">8. <span style="mso-tab-count:1"> </span>Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran dan ’manipulasi anggaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">9. <span style="mso-tab-count:1"> </span>Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l0 level1 lfo7"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran Publik dengan Pendekatan <i style="mso-bidi-font-style:normal">New Public Management</i><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New Public Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi tender.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">a.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintahan katalis</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""> : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik. Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing). Produksi pelayanan publik oleh pemerintah harus dijadikan sebagai pengecualian, dan bukan keharusan, pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan oleh pihak non-pemerintah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">b.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintah milik masyarakat</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""> : memberdayakan masyarakat daripada melayani. Pemerintah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help community).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">c.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintah yang kompetitif</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""> : menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">d.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintah yang digerakkan oleh misi</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""> : mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">e.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintah yang berorientasi hasil</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""> : membiayai hasil bukan masukan. Pada pemerintah tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas masalah yang dihadapi. Semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula dana yang dialokasikan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">f.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintah berorientasi pada pelanggan</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family: "Times New Roman","serif""> : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi. Pemerintah tradisional seringkali salah dalam mengidentifikasikan pelanggannya. Penerimaan pajak memang dari masyarakat dan dunia usaha, tetapi pemanfaatannya harus disetujui oleh DPR/DPRD. Akibatnya, pemerintah seringkali menganggap bahwa DPR/DPRD dan semua pejabat yang ikut dalam pembahasan anggaran adalah pelanggannya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">g.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintahan wirausaha</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""> : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan. Pemerintah daerah wirausaha dapat mengembangkan beberapa pusat pendapatan, misalnya: BPS dan Bappeda, yang dapat menjual informasi tentang daerahnya kepada pusat-pusat penelitian (BUMN/BUMD)<span style="mso-spacerun:yes"> </span>pemberian hak guna usaha yang menarik kepada para pengusaha dan masyarakat, seperti misalnya penyertaan modal, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">h.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintah antisipatif</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""> : berupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah tradisonal yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah publik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">i.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintah desentralisasi</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""> : dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja. Pada saat sekarang perkembangan teknologi sudah sangat maju, kebutuhan/ keinginan masyarakat dan bisnis sudah semakin kompleks, dan staf pemerintah sudah banyak yang berpendidikan tinggi. Sekarang ini, pengambilan keputusan harus digeser ke tangan masyarakat, asosiasi-asosiasi, pelanggan, dan lembaga swadaya masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -14.15pt;line-height:150%;mso-list:l12 level1 lfo8"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">j.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar</span></i><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""> : mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan). Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme administratif. Dari keduanya, mekanisme pasar terbukti sebagai yang terbaik dalam mengalokasi sumberdaya. Pemerintah tradisional menggunakan mekanisme administratif yaitu menggunakan perintah dan pengendalian, mengeluarkan prosedur dan definisi baku dan kemudian memerintahkan orang untuk melaksanakannya (sesuai dengan prosedur tersebut). Pemerintah wirausaha menggunakan mekanisme pasar yaitu tidak memerintahkan dan mengawasi tetapi mengembangkan dan menggunakan sistem insentif agar orang tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Munculnya konsep NPM berpengaruh langsung terhadap konsep anggaran publik. Salah satu pengaruhnya adalah terjadinya perubahan sistem anggaran dari model anggaran tradisional menjadi anggaran yang lebih berorientasi pada kinerja. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l15 level1 lfo1"><!--[if !supportLists]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">F.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya era New Public Management telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan anggaran sektor publik. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik penganggaran sektor publik, misalnya adalah teknik anggaran kinerja (performance budgeting), Zero Based Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pendekatan baru dalam sistem anggaran publik tersebut cenderung memiliki karakteristik umum sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">1. komprehensif/komparatif<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">2. terintegrasi dan lintas departemen<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">3. proses pengambilan keputusan yang rasional<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">4. berjangka panjang<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">5. spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">6. analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">7. berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">8. adanya pengawasan kinerja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">ANGGARAN KINERJA</span></i></b><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayan publik. Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang sistematik dan rasional dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mengimplementasikan hal-hal tersebut anggaran kinerja dilengkapi dengan teknik penganggaran analitis.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Oleh karena itu, anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penilaian kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money dan efektivitas anggaran. Pendekatan ini cenderung menolak pandangan anggaran tradisional yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan, pemerintah akan menyalahgunakan kedudukan mereka dan cenderung boros (overspending). Menurut pendekatan anggaran kinerja, dominasi pemerintah akan dapat diawasi dan dikendalikan melalui penerapan internal cost awareness, audit keuangan dan audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal. Dengan kata lain, pemerintah dipaksa bertindak berdasarkan cost minded dan harus efisien. Selain didorong untuk menggunakan dana secara ekonomis, pemerintah juga dituntut untuk mampu mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, agar dapat mencapai tujuan tersebut maka diperlukan adanya program dan tolok ukur sebagai standar kinerja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Sistem anggaran kinerja pada dasarnya merupakan sistem yang mencakup kegiatan penyusunan program dan tolok ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran program. Penerapan sistem anggaran kinerja dalam penyusunan anggaran dimulai dengan perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah yang sesuai dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program, serta penentuan indikator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam mencapai tujuan program yang telah ditetapkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal">ZERO BASED BUDGETING (ZBB)<o:p></o:p></i></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem anggara tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep Zero Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-base). Penyusunan anggaran yang bersifat incremental mendasarkan besarnya anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan, yaitu dengan menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau jumlah penduduk. ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini. Dengan ZBB seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali. Item anggaran yang sudah tidak relevan dibutuhkan dan tidak mendukung pencapaian tujuan organisasi dapat hilang dari struktur anggaran atau mungkin juga muncul item baru.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Proses Implementasi ZBB<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Proses implementasi ZBB terdiri dari tiga tahap, yaitu:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l16 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Identifikasi unit-unit keputusan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Struktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat pertanggungjawaban (responsibility center). Setiap pusat pertanggungjawaban merupakan unit pembuat keputusan (decision unit) yang salah satu fungsinya adalah untuk menyiapkan anggaran. Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang berbasis pusat pertanggungjawaban sebagai dasar perencanaan dan pengendalian anggaran. Suatu unit keputusan merupakan kumpulan dari unit keputusan level yang lebih kecil. Sebagai contoh, pemerintah daerah merupakan suatu unit keputusan besar yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi dinas-dinas; dinas-dinas dipecah lagi menjadi subdinas-subdinas; subdinas dipecah lagi menjadi subprogram, dan sebagainya. Dengan demikian, suatu pemerintah daerah bisa memiliki ribuan unit keputusan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Setelah dilakukan identifikasi unit-unit keputusan secara tepat, tahap berikutnya adalah menyiapkan dokumen yang berisi tujuan unit keputusan dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dokumen tersebut disebut paket-paket keputusan (decision packages).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l16 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Penentuan paket-paket keputusan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif mengenai bagian dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual. Paket keputusan dibuat oleh manajer pusat pertanggungjawaban dan harus menunjukkan secara detail estimasi biaya dan pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian tugas dan perolehan manfaat. Secara teoritis, paket-paket keputusan dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai alternatif kegiatan untuk melaksanakan fungsi unit keputusan dan untuk menentukan perbedaan level usaha pada tiap-tiap alternatif. Terdapat dua jenis paket keputusan, yaitu:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -18.0pt;line-height:150%;mso-list:l6 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">a.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Paket keputusan mutually-exclusive. Paket keputusan yang bersifat mutually-exclusive adalah paket-paket keputusan yang memiliki fungsi yang sama. Apabila dipilih salah satu paket kegiatan atau program, maka konsekuensinya adalah menolak semua alternatif yang lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -18.55pt;line-height:150%;mso-list:l6 level1 lfo10"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">b.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Paket keputusan incremental. Paket keputusan incremental merefleksikan tingkat usaha yang berbeda (dikaitkan dengan biaya) dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Terdapat base package yang menunjukkan tingkat minimal suatu kegiatan, dan paket lain yang tingkat aktivitasnya lebih tinggi yang akan berpengaruh terhadap kenaikan level aktivitas dan juga akan berpengaruh terhadap biaya. Setiap paket memiliki biaya dan manfaat yang dapat ditabulasikan dengan jelas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l16 level1 lfo9"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Meranking dan mengevaluasi paket keputusan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Jika paket keputusan telah disiapkan, tahap berikutnya adalah meranking semua paket berdasarkan manfaatnya terhadap organisasi. Tahap ini merupakan jembatan untuk menuju proses alokasi sumber daya di antara berbagai kegiatan yang beberapa di antaranya sudah ada dan lainnya baru sama sekali.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Keunggulan ZBB<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l8 level1 lfo11"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih efisien.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l8 level1 lfo11"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">ZBB berfokus pada value for money<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l8 level1 lfo11"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l8 level1 lfo11"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l8 level1 lfo11"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l8 level1 lfo11"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Kelemahan ZBB<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l1 level1 lfo12"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Prosesnya memakan waktu lama (time consuming), terlalu teoritis dan tidak praktis, membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l1 level1 lfo12"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l1 level1 lfo12"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l1 level1 lfo12"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah pada proses meranking dan mereview paket keputusan. Mereview ribuan paket keputusan merupakan pekerjaan yang melelahkan dan membosankan, sehingga dapat mempengaruhi keputusan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l1 level1 lfo12"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang mungkin tidak dimiliki organisasi. ZBB berasumsi bahwa semua staf memiliki kemampuan untuk mengkalkulasi paket keputusan. Selain itu dalam perankingan muncul pertimbangan subyektif atau mungkin terdapat tekanan politik sehingga tidak obyektif lagi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l1 level1 lfo12"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk dalam anggaran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%;mso-list:l1 level1 lfo12"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PLANNING, PROGRAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)<o:p></o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan program, yaitu pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PPBS adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik. Hal tersebut disebabkan sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas jumlahnya, sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas jumlahnya. Dalam keadaaan tersebut pemerintah dihadapkan pada pilihan alternatif keputusan yang memberikan manfaat paling besar dalam pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. PPBS memberikan rerangka untuk membuat pilihan tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Proses Implementasi PPBS<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Langkah-langkah implementasi PPBS meliputi:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l5 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l5 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l5 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">3.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-masing program.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l5 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">4.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:21.3pt;text-align:justify;text-indent: -21.3pt;line-height:150%;mso-list:l5 level1 lfo13"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman""><span style="mso-list:Ignore">5.<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PPBS mensyaratkan organisasi menyusun rencana jangka panjang untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui program-program. Kuncinya adalah bahwa program-program yang disusun harus terkait dengan tujuan organisasi dan tersebar ke seluruh bagian organisasi. Pemerintah harus dapat mengidentifikasi struktur program dan melakukan analisis program. Struktur program merupakan rerangka untuk mengidentifikasi keterkaitan antara sumber daya yang dimiliki dengan aktivitas yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi, struktur program merupakan semacam kerangka bangunan dari desain sistem PPBS. Analisis program terkait dengan kegiatan menganalisis biaya dan manfaat dari masing-masing program sehingga dapat dilakukan pilihan. Untuk mendukung hal tersebut PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih agar dapat memonitor kemajuan dalam pencapaian tujuan organisasi. Sistem pelaporan anggaran PPBS harus mampu melaporkan hasil (manfaat) program bukan sekedar jumlah pengeluaran yang telah dilakukan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Karakteristik PPBS:<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l11 level1 lfo14"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l11 level1 lfo14"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang karena PPBS berorientasi pada masa depan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l11 level1 lfo14"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l11 level1 lfo14"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program, yang meliputi: <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:3.0cm;text-align:justify;text-indent: -21.25pt;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">(a)<span style="mso-spacerun:yes"> </span><span style="mso-tab-count:1"> </span>identifikasi tujuan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:3.0cm;text-align:justify;text-indent: -21.25pt;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">(b) <span style="mso-tab-count:1"> </span>identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan, <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:3.0cm;text-align:justify;text-indent: -21.25pt;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">(c) <span style="mso-tab-count:1"> </span>estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program,<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:3.0cm;text-align:justify;text-indent: -21.25pt;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">(d) <span style="mso-tab-count:1"> </span>estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-masing alternatif program.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Kelebihan PPBS<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l13 level1 lfo15"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen menengah.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l13 level1 lfo15"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l13 level1 lfo15"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-consciousness/cost awareness) dalam perencanaan program<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l13 level1 lfo15"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antardepartemen<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l13 level1 lfo15"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaian tujuan organisasi<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l13 level1 lfo15"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PPBS menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi sumber daya secara optimal<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Kelemahan PPBS<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l14 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l14 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan teknologi yang canggih<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l14 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l14 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang kompleks<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l14 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaan statistik terkadang kurang tajam untuk mengukur efektivitas program. Statististik hanya tepat untuk mengukur beberapa program tertentu saja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l14 level1 lfo16"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:Symbol;mso-fareast-font-family: Symbol;mso-bidi-font-family:Symbol"><span style="mso-list:Ignore">·<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan sifat progam atau kegiatan yang lintas departemen sehingga menyulitkan dalam melakukan alokasi biaya. Sementara itu sistem akuntansi dibuat berdasarkan departemen bukan program.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><span style="mso-spacerun:yes"> </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal">Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l10 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk melakukan aktivitas.<b style="mso-bidi-font-weight: normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l10 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk mengukur output.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l10 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan politik, dan ekonomi.<b style="mso-bidi-font-weight: normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l10 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l10 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketika terdapat pertentangan kepentingan (conflict of interest).<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l10 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara cepat dan tepat.<b style="mso-bidi-font-weight: normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l10 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah (resistence to change).<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l10 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Pelaksanaan teknik tersebut sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan politik. Politik berusaha membuat pelaksanaan lebih “technocratic” yang hal tersebut bisa mempengaruhi proses anggaran.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:14.2pt;text-align:justify;text-indent: -14.2pt;line-height:150%;mso-list:l10 level1 lfo17"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Courier New";mso-fareast-font-family: "Courier New""><span style="mso-list:Ignore">o<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif"">Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional.<b style="mso-bidi-font-weight:normal"><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">CONTOH KASUS<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Akuntabilitas Anggaran Publik, Konferensi Administrasi Negara III, Bandung, 6-8 Juli 2010 10 Juli 2010 Sebuah pertemuan akbar diantara para dosen dan peneliti bidang ilmu administrasi negara digelar di kota Bandung, tgl 6-8 Juli 2010. Ini adalah konferensi nasional yang ketiga kalinya setelah yang pertama di UGM-Jogja, dan yang kedua di Unair-Surabaya. Saya menulis paper tentang akuntabilitas anggaran publik. Saya tidak bisa memaparkannya dalam KAN-3 ini karena sakit, tetapi saya berharap ide dalam paper saya tetap bisa memberi kontribusi. Rendahnya akuntabilitas anggaran publik, terutama jika disoroti dari proses perumusan APBD dan realisasinya, terbukti dari tiga fenomena pokok. Pertama, perumusan APBD sejauh ini masih didikte oleh kepentingan politik para elit pejabat di daerah, baik di jajaran eksekutif maupun legislatif. Akibatnya, kepentingan untuk memakmurkan rakyat seringkali terpinggirkan. Kedua, prioritas belanja daerah ternyata masih sangat dipengaruhi alokasi untuk gaji dan belanja pegawai, bukan untuk membuat program-program yang responsif bagi rakyat di daerah. Kecenderungan seperti ini sesungguhnya sudah ada sejak masa pemerintahan Orde Baru, di mana SDO (Subsidi Daerah Otonom) selalu menyedot dana publik yang proporsinya begitu besar. Ketiga, kurangnya kemampuan perencanaan dan penganggaran diantara para pegawai Pemda dan semakin ketatnya ketentuan pengadaan barang dan jasa mengakibatkan semakin besarnya SiLPA (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran). Akibatnya, sekali lagi semakin banyak dana APBD yang kurang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kemakmuran rakyat karena tidak bisa dibelanjakan secara efektif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:1.0cm;text-align:justify;text-indent: -1.0cm;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%; font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;text-indent:1.0cm; line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family: "Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;text-indent:1.0cm; line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family: "Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Terdapat dua pendekatan dalam penyusunan angaran sektor publik, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan <i style="mso-bidi-font-style:normal">New Public Management. </i>Pendekatan NPM dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan NPM terdiri dari beberapa jenis, yaitu anggaran kinerja, ZBB, dan PPBS. Anggaran dengan pendekatan NPM sangat menekankan pada konsep <i style="mso-bidi-font-style:normal">value for money</i> dan pengawasan atas kinerja output. Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem anggaran dengan pendekatan NPM merupakan bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi anggaran sektor publik dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan publik dan menekankan <i style="mso-bidi-font-style:normal">value for money. </i>Beberapa jenis anggatan dengan pendekatan NPM, seperti ZBB, PPBS, dan Anggaran Kinerja perlu dikaji lebih mendalam sebelum diaplikasikan, karena pada masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Penerapan sistem anggaran juga perlu mempertimbangkan aspek sosial, kultural, dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-indent:1.0cm;line-height: 150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt; line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif"">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;text-indent:1.0cm; line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Sektor_Publik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">http://kumoro.staff.ugm.ac.id/file_artikel/UU%2520No.27%2520th%25202009%2520ttg%2520Susduk.pdf?act=arsipberita&cari=&mulai=10<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"Times New Roman","serif"">Mardiasmo. 2002. <i style="mso-bidi-font-style:normal">Akuntansi Sektor Publik</i>. Yogyakarta: Andi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:1.0cm;line-height:150%"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:12.0pt;line-height: 150%;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></b></p></span><p></p>siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-75552829435439987312010-04-14T07:28:00.000-07:002010-04-14T07:32:49.622-07:00Tugas Riset Akuntansi<p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:">NAMA<span style="mso-tab-count:2"> </span>: EVI SISWIDYA KUSUMADEWI</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:">NPM<span style="mso-tab-count:3"> </span>: 20207420</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:">KELAS<span style="mso-tab-count:2"> </span>: 3EB05</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:">MATA KULIAH<span style="mso-tab-count:1"> </span>: RISET AKUNTANSI</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;line-height:150%"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:">DOSEN <span style="mso-tab-count:2"> </span>: ISTICHANAH</span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">ABSTRAKSI</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level1 lfo1"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"><span style="mso-list:Ignore">1.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">Sumber<span style="mso-tab-count:1"> </span>: </span></i><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">UG Jurnal, Vol. 4, No. 02, Tahun 2010, Hal. 30 – 33. </span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">Oleh<span style="mso-tab-count:2"> </span>:</span></i><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"> <b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ekaning Setyarini</b></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">Judul<span style="mso-tab-count:2"> </span>:</span></i><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"> <b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>Analisis Rasio Modal Kerja Pada PT. XXX Guna Peningkatan Investasi Modal Kerja Aktual</b></span></p> <p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">ABSRAK</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify"><span style="'font-size:12.0pt;">Setiap perusahaan dalam melakukan aktivitasnya selalu memerlukan dana untuk membiayai investasi jangka panjang, dana yang digunakan inilah yang disebut dengan modal kerja. Manajeman modal kerja menjadi suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan karena lebih dari 50% asset perusahaan digunakan untuk aktiva lancar. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan dan pengelolaan modal kerja serta mengetahui rasio modal PT. XXX. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan <i style="mso-bidi-font-style: normal">cash conversion cycle </i>yaitu bahwa modal kerja PT. XXX tidak efektif. Pada tahun 2002 dimana kebutuhannya lebih besar dari pada modal kerja aktualnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan dapat memenuhi kebutuhan modalnya dan tidak mengganggu kelancaran proses produksi dan kegiatan kegiatan operasi perusahaan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify"><span style="'font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align:justify;text-indent:-18.0pt; mso-list:l0 level1 lfo1"><span style="'font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore">2.<span style="'font:7.0pt"> </span></span></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">Sumber</span></i><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"> <span style="mso-tab-count:1"> </span>: <b style="mso-bidi-font-weight: normal">UG Jurnal, Vol. 4, No. 01, Tahun 2010, Hal. 18 – 21.</b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align:justify"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:">Oleh</span></i><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="mso-tab-count:1"> </span></b>: <b style="mso-bidi-font-weight: normal">Yusye Milawaty</b></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align:justify"><i style="mso-bidi-font-style: normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">Judul</span></i><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"><span style="mso-tab-count:1"> </span>: <b style="mso-bidi-font-weight: normal">Analisis Pergerakan Harga Saham PT. ANTM, Tbk. Di Bursa Efek Indonesia dengan Metode CAN SLIM</b></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:106.35pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-70.35pt"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left:106.35pt;mso-add-space: auto;text-align:justify;text-indent:-70.35pt"><span style="'font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" align="center" style="margin-left:0cm; mso-add-space:auto;text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">ABSTRAK</span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" align="center" style="margin-left:0cm; mso-add-space:auto;text-align:center"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left:0cm;mso-add-space:auto; text-align:justify"><span style="'font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:">Investasi dalam bentuk saham banyak dipilih oleh berbagai pihak karena dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi pelakunya, namun investasi ini juga diikuti dengan risiko yang cukup besar karena harga saham dapat bergerak dengan fluktuasi yang cukup besar. Analisis dengan mengunakan metode CAN SLIM ini berguna dalam menentukan waktu yang tepat untuk menjual ataupun membeli saham agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Berdasarkan analisis metode CAN SLIM pergerakan harga saham PT. ANTAM menunjukan pergerakan positif, maka saham PT. ANTAM merupakan saham yang baik untuk dimiliki karena pergerakannya cukup baik.</span></p>siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-82784391756934616772010-03-27T05:48:00.000-07:002010-03-27T05:51:13.817-07:00NAMA : EVI SISWIDYA KUSUMADEWI<br />NPM : 20207420<br />KELAS : 3EB05<br />MATA KULIAH : RISET AKUNTANSI<br />DOSEN : ISTICHANAH<br /><br /><span style="font-weight:bold;">RESUME JURNAL</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">1. Sumber: Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 5, No.2, Sept-Des.2001 <br />Oleh: Makmun, SE, MM<br />Judul: Kajian Tentang NPWP Sebagai Identitas Wajib Pajak Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi Administrasi Perpajakan<br /></span><br />Resume: <br /><br />Pertama, dalam rangka mendorong supaya wajib pajak mendaftarkan diri ke KPP, maka NPWP dijadikan salah satu syarat untuk mengajukan ijin usaha atau fasilitas.<br /><br />Kedua, sehubungan dengan butir pertama, apabila dikaitkan dengan efisiensi sistem administrasi perpajakan tidak efektif. Banyak para calon wajib pajak yang tidak mendapatkan ijin usaha ataupun tidak mengajukan penghapusan NPWP ke KPP.<br /><br />Ketiga, sejak tahun 1997 sistem penomoran tersebut disamakan, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memasukkan nomor NPWP dan NPPKP dapat diminimalisir.<br /><br />Keempat, meskipun sistem penomoran NPWP dan NPPKP sudah disamakan, namun kemungkinan terjadinya kesalahan KPP dalam mengadministrasikan pajak tetap ada.<br /><br />Kelima, NPWP sebagai identitas wajib pajak masih dirasakan terlalu berbelit-belit, terlalu banyak angka, sehingga sulit untuk dihafalkan, dan<br /><br />Keenem, sistem NPWP yang berlaku sekarang masih mengandung banyak kelemahan, seperti:<br />a. Apabila ada wajib pajak yang memiliki kantor cabang lebih dari satu yang mengajukan restitusi, maka KPP harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke kantor cabang untuk menentukan kantor caang mana yang mengalami kelebihan pembayaran pajak. <br />b. Sistem penomoran NPWP belum ditunjang oleh on-line system antara KPP dan PDIP, akibatnya data KPP dan PDIP tidak pernah sama.<br /><br /><span style="font-style:italic;">2. Sumber : Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 5, No.2, Sept-Des.2001<br />Oleh: Drs. Romulus Manurung, MSc, Drs. Ig. Bambang Dwiarto, MSc dan Ni Made Rooskareni, Ph.D <br />Judul: Analisis Peluang Dan Kendala Peningkatan Penerimaan PPN Dalam APBN, Studi Kasus: KPP</span><br /><br />Resume:<br /><br />Tantangan berat yang dihadapi Ditjen Pajak dari segi penerimaan PPN, yaitu:<br />Pertama, 52% dari jumlah WP PKP terdaftar tersebut adalah tidak aktif atau dianggap tidak operasional karena tidak melaporkan SPT ke Kantor Pajak (KPP).<br /><br />Kedua, meskipun rata-rata 48% dari jumlah WP PKP terdaftar per tahun adalah aktif, namun jumlah PKP yang memenuhi kewajiban pajaknya sangat kecil.<br /><br />Ketiga, sistem perpajakan yang menganut “ self assessment” tanpa dibarengi dengan penegakan hukum dan pengadilan akan sulit diharapkan kesadaran sukarela dari wajib pajak untuk melaporkan SPTnya, apalagi untuk membayar pajak sepenuhnya. dan <br /><br />Keempat, konsekuensi dari ketentuan peraturan pemeriksaan yang terfokus hanya pada SPT Lebih Bayar akan berakibat negatif terhadap penerimaan PPN, karena PKP akan berusaha menghindari pajak melalui laporan SPT Nilhil atau SPT Kurang Bayar.siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-68847111706898612312010-03-24T21:49:00.000-07:002010-03-24T22:02:17.177-07:00Tugas Riset Akuntansi<p>NAMA : EVI SISWIDYA KUSUMADEWI<br />NPM : 20207420<br />KELAS : 3EB05<br />MATA KULIAH : RISET AKUNTANSI<br />DOSEN : ISTICHANAH<br /><br /><em>Sumber : Septika Sari Dewi. 21200657</em><br /><br /><strong>ANALISIS BIAYA DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA UD.SUMBER BARU<br /><br />PI, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2003.</strong><br /><br /><strong>A. KOMPONEN-KOMPONEN ARTIKEL:</strong></p><strong></strong><p><br /><strong><em>1. Judul Penelitian</em></strong><br />Analisis Biaya Differensial Dalam Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Pada UD.Sumber Baru <br /><br /><strong><em>2. Latar Belakang Masalah</em></strong><br />Penganalisaan terhadap biaya diferensial sangatlah berguna bagi pihak intern perusahaan dalam mengambil keputusan, dan merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan perusahaan selanjutnya untuk mengambil suatu keputusan dan kebijaksanaan perusahaan.<br /><br /><strong><em>3. Rumusan Masalah</em></strong><br />Bagaimana analisis biaya diferensial yang dibuat oleh perusahaan dalam memutuskan menerima atau menolak suatu pesanan khusus produk lemari pintu tiga pada UD. Sumber Baru.<br /><br /><strong><em>4. Batasan Masalah</em></strong><br />hanya pada akuntansi diferensial untuk menerima atau menolak pesanan khusus dari suatu produk lemari pintu tiga pada UD. Sumber Baru. Data diambil pada bulan mei 2003.<br /><br /><strong><em>5. Tujuan Masalah</em></strong><br />1. Untuk mengetahui pengaruh biaya diferensial terhadap pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus lemari pintu tiga yang ditawarkan kepada UD.Sumber Baru<br />2. Untuk mengetahui apakah perusahaan menerima atau menolak pesanan-pesanan khusus tersebut.<br /><br /><strong><em>6. Metode Penelitian</em></strong><br />1. Penelitian Kepustakaan<br />2. Penelitian Lapangan<br /><br /><strong><em>7. Sistematika Penelitian</em></strong></p><strong><em></em></strong><p><br /><strong>BAB I PENDAHULUAN</strong><br />Uraian tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan.</p><p><br /><strong>BAB II LANDASAN TEORI</strong><br />Mengemukakan teori-teori yang menjadi dasar pemecahan masalah atau analisa dari pengertian informasi akuntansi, pengertian informasi akuntansi differensial, manfaat informasi akuntansi differensial, informasi akuntansi differensial yang relevan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, penggolongan biaya, penggolongan informasi akuntansi manajemen, kriteria pesanan khusus.</p><p><br /><strong>BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN</strong><br />Uraian tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan kegiatan usaha perusahaan.</p><p><br /><strong>BAB IV PEMBAHASAN MASALAH</strong><br />Mengenai prosedur prhitungan harga poko produksi serta biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menentukan harga jual, serta perbandingan pendapat serta biaya diferensial untuk menentukan apakah suatu pesanan khusus dapat diterima atau ditolak.</p><p><br /><strong>BAB V PENUTUP</strong><br />Kesimpulan data-data dalam pembahasan yang telah dikemukakan diatas.<br />8. Landasan Teori<br />1. Pengertian Informasi Akuntansi<br />2. Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial<br />3. Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan<br />4. Informasi Akuntansi Diferensial Yang Relevan Dalam Pengambilan Keputusan Menerima / Menolak Pesanan Khusus<br />5. Penggolongan Biaya<br />6. Penggolongan Informasi Akuntansi Manajemen<br />7. Peranan Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan<br />8. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan <br /> <br />9. Pembahasan<br />1. Kapasitas Produksi Dan Biaya<br />2. Penyajian Data Biaya Yang Diperlukan Untuk Memproduksi Lemari Pintu Tiga<br />3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan Laporan Rugi Laba Sebelum Ada Pesanan Khusus<br />4. Pesanan Khusus<br />5. Perhitungan Laba Dan Laporan Rugi-Laba Setelah Ada Pesanan Khusus<br />6. Analisis Biaya Diferensial Dalam Pengembalian Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus 5 Unit Lemari Pintu Tiga <br /> <br /><strong>B. IDENTIFIKASI ARTIKEL (Penulisan Ilmiah)</strong><br />Penulisan ilmiah tersebut merupakan applied research karena penulisan tersebut bertujuan untuk mengetahui biaya differensial dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus pada UD.Sumber Baru. <br /><br /> </p>siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6341711662752960377.post-56922974667927268932010-03-15T23:26:00.000-07:002010-03-15T23:33:12.766-07:00Good Corporate GovernanceNAMA : EVI SISWIDYA KUSUMADEWI<br />NPM : 20207420<br />KELAS : 3EB05<br />MATA KULIAH : PEMERIKSAAN AKUNTANSI<br />DOSEN : RENNY NUR’AINY<br /><br /><strong>GOOD CORPORATE GOVERNANCE</strong><br /><br /><strong>A. Pengertian</strong><br />Multi krisis yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 mangakibatkan keterpurukan di berbagai bidang. Kelemahan dan keterbatasan pemerintah serta perkembangan lingkungan global berujung pada ketidak percayaan masyarakat kepada pemerintah.<br />Setelah era reformasi di awali, pemerintah mulai melakukan perubahan paradigma pemerintahan yang dipakai selama ini yaitu dari paradigma government ( pemerintah ) ke governance ( kepemerintahan ).<br />Perubahan ini ditujukan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih ( good governance ), yang pada umumnya berlangsung pada masyarakat yang memiliki kontrol sosial efektif yang merupakan ciri masyarakat demokratis.<br />Rogers W’O Okot Uma dari Common wealth secretariat London ( ndraha, 2003 : 692) mendefinisikan good governance sebagai compressing the processing and structure that guides political and social economic relationship, with particular reference to " commitment to democratic values, norms and honest business. (mempersingkat proses dan struktur yang mengatur hubungan ekonomi sosial dan politis, dengan acuan tertentu untuk memenuhi nilai-nilai demokratis, norma-norma dan bisnis yang sehat).<br />Tim GCG BPKP mendefinisikan Good Corporate Governance , yaitu: komitmen, aturan main, serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika.<br />Dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/M-Mbu/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (Bumn) dijelaskan bahwa Corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.<br />Jadi Good Corporate Governance dapat diartikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan usaha, dan akuntabilitas perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan stakeholders serta berlandaskan peraturan perundang-undangan, moral dan nilai etika.<br /><br />Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam Good Corporate Governance, terdapat beberapa hal penting yaitu : <br />1. Efektivitas yang bersumber dari Budaya Perusahaan, Etika, Nilai, Sistem, Proses bisnis, Kebijakan dan Struktur Organisasi rusahaan yang bertujuan untuk mendukung dan mendorong pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan resiko secara lebih efektif dan efisien, pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya.<br />2. Seperangkat prinsip, kebijakan dan sistem manajemen perusahaan yang diterapkan bagi terwujudnya operasional perusahaan yang efisien, efektif dan profitable dalam menjalankan organisasi dan bisnis perusahaan untuk mencapai sasaran strategis yang memenuhi prinsip-prinsip praktek bisnis yang baik dan penerapannya sesuai dengan peraturan yang berlaku, peduli terhadap lingkungan serta dilandasi oleh nilai-nilai sosial budaya yang tinggi. <br />3. Seperangkat peraturan dan ataupun sistem yang mengarahkan kepada pengendalian perusahaan bagi penciptaan pertambahan nilai bagi pihak pemegang kepentingan (Pemerintah, Pemegang saham, Pimpinan perusahaan dan Karyawan) dan bagi perusahaan itu sendiri.<br /><br />Good Corporate Governance (GCG) tidak lain pengelolaan bisnis yang melibatkan kepentingan stakeholders serta penggunaan sumber daya berprinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas. Hal tersebut, dalam keberadaannya penting dikarenakan dua hal. Hal yang pertama, cepatnya perubahan lingkungan yang berdampak pada peta persaingan global. Sedangkan sebab kedua karena semakin banyak dan kompleksitas stakeholders termasuk struktur kepemilikan bisnis. Dua hal telah dikemukakan, menimbulkan: turbulensi, stres, risiko terhadap bisnis yang menuntut antisipasi peluang dan ancaman dalam strategi termasuk sistem pengendalian yang prima. Good Corporate Governance tercipta apabila terjadi keseimbangan kepentingan antara semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis kita. Identifikasi keseimbangan dalam keberadaannya memerlukan sebuah system pengukuran yang dapat menyerap setiap dimensi strategis dan operasional bisnis serta berbasis informasi. Sistem pengukuran tersebut, tidak lain konsep BSC. BSC mampu mengukur kinerja komprehensif dan mengakomodasikan kepentingan internal bersama kepentingan eksternal bisnis. Pengukuran kinerja konsep GCG berdasarkan kepada lima dasar,yaitu: perlindungan hak pemegang saham, persamaan perlakuan pemegang saham, peranan stakeholders terkait dengan bisnis, keterbukaan dan transparansi, akuntabilitas dewan komisaris. Pengukuran kinerja tersebut juga, berdimensi aktifitas operasional internal, intelektual kapital dan pembelajaran, kapasitas untuk inovasi dan respon terhadap pasar, produk dan penerimaan pasar, hubungan dengan pelanggan, hubungan dengan investor, hubungan dengan partner dan stakeholders lainnya seperti Deperindag, hubungan dengan publik sasaran, lingkungan, keuangan. Pendek kata, pengukuran kinerja yang berorientasi GCG dipandang sebagai pengembangan dari pengukuran kinerja BSC. Good Corporate Governance memebrikan kontribusi dapat dijadikan alternatif penting meningkatkan kualitas proses bisnis melalui informasi yang dihasilkan serta peranannya sebagai performance driver, performance measurement. Karena, walau bagaimana pun proses bisnis diperbaiki secara tepat dan akurat apabila diperoleh informasi yang akurat serta komprehensif tentang apa yang harus diperbaiki termasuk apa yang harus ditingkatkan. Information is profit.<br /><br /><strong>B. Latar belakang</strong><br />Konsep Good Corporate Governance ini mulai banyak di perbincangkan di Indonesia pada pertengahan tahun 1997, saat krisis ekonomi melanda Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dampak dari krisis tersebut, banyak perusahaan berjatuhan karena tidak mampu bertahan, salah satu penyebabnya adalah karena pertumbuhan yang dicapai selama ini tidak dibangun di atas landasan yang kokoh sesuai prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.<br />Menyadari situasi dan kondisi demikian, pemerintah melalui Kementerian Negara BUMN mulai memperkenalkan konsep Good Corporate Governance ini di lingkungan BUMN, sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki kinerja BUMN yang memiliki nilai aset yang demikian besar untuk mendukung pencapaian penerimaan/pendapatan negara, sekaligus menghapuskan berbagai bentuk praktek inefisiensi, korupsi, kolusi, nepotisme dan penyimpangan lainnya untuk memperkuat daya saing BUMN menghadapi pasar global.<br /><br />Menurut Kartiwa (2004 : 8.7) terdapat dua perspektif tentang Good Corporate Governance yaitu :<br />1. perspektif yang memandang Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan.<br />2. perspektif yang lain Good Corporate Governance menekankan pentingnya pemenuhan tanggung jawab badan usaha sebagai entitas bisnis dalam masyarakat kepada stakeholder.<br /><br />Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia telah diperkuat dengan kapastian hukum, dengan lahirnya peraturan perundangan antara lain :<br />1. Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).<br />2. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang dirobah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001<br />3. Keputusan Menteri Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara No. Kep-23/PM PBUMN/2000 tanggal 31 Mei 2000 Tentang Pengembangan Praktek Good Corporate Governance (GCG) dalam Perusahaan Perseroan.<br />4. Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.<br />5. Surat Edaran Menteri PM-PBUMN No. S-106/M-PM.PBUMN/2000 tanggal 17 April 2000 perihal Kebijakan Penerapan Corporate Governance yang baik di semua BUMN.<br />6. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia No. 37a/M-PAN/2002 tanggal 28 Februari 2002 perihal Intensifikasi dan Percepatan Pemberantasan KKN.<br />7. Surat Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) Nomor. 518/S-KU/2000 tanggal 2 Oktober 2000 perihal Pelaksanaan GCG dan Instruksi Untuk Pembentukan Tim Perumus Panduan Penerapan GCG.<br />8. Surat Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) Nomor. 520/S-KU/2000 tanggal 2 Oktober 2000 perihal Pembentukan Komite Audit. 9. Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) No. 81/Dirut/1201 tanggal 27 Desember 2001 Tentang Gerakan Moral Pos Indonesia ? BTP (Bersih, Transparan dan Profesional).<br /><br /><strong>C. Pelaksanaan</strong><br />Setelah Indonesia dan negara-negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1987, isu mengenai corporate governance telah menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan perekonomian yang stabil di masa yang akan datang.<br />Pada dasarnya terminologi tersebut digunakan untuk suatu konsep lama yang merupakan kewajiban dari mereka yang mengontrol perusahaan untuk bertindak bagi kepentingan seluruh pemegang saham dan stakeholder. <br />Khusus di Indonesia, karena struktur kepemilikan perusahaan yang sangat terkonsentrasi, maka masalah biaya perusahaan dapat timbul dari perbedaan kepentingan antara pemegang saham pengendali dengan pemegang saham minoritas ( stakeholders ). Karena kewajiban inilah maka dewan komisaris, direksi atau pemegang saham pengendali perusahaan dilarang untuk mengambil keuntungan dari orang yang memberi kepercayaan yakni pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya seperti kreditur melalui transaksi yang tidak wajar dan tidak adil. <br />Pada April 1998, (OECD) telah mengeluarkan seperangkat prinsip corporate governance yang dikembangkan seuniversal mungkin ( Herwidayatmo, 2000 : 25). Hal ini mengingat bahwa prinsip ini disusun untuk digunakan sebagai referensi di berbagai negara yang mempunyai karakteristik sistem hukum, budaya, dan lingkungan yang berbeda. Dengan demikian, prinsip yang universal tersebut akan dapat dijadikan pedoman oleh semua negara atau perusahaan namun diselaraskan dengan sistem hukum, aturan, atau nilai yang berlaku di negara masing-masing bilamana diperlukan. <br /><br />Prinsip-prinsip good corporate governance yang dikembangkan OECD meliputi 5 hal sebagai berikut :<br />1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham. .<br />2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham.<br />3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan.<br />4. Keterbukaan dan Transparansi.<br />5. Akuntabilitas dewan komisaris (board of directors) <br /><br />Secara umum Good Corporate Governance diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlandaskan pada beberapa prinsip dasar yaitu :<br />1. Pertanggungjawaban (responsibility).<br />Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham juga kepada stake holder.<br />2. Transparansi (transparency)<br />perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.<br />3. Akuntabilitas (accountability)<br />Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar<br />4. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness )<br />Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran<br />5. Independensi (Independency)<br />Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. <br /><br /><br /><em>Sumber : <br />http://one.indoskripsi.com/node/7061<br />http://id.shvoong.com/business-management/management/1658624-good-corporate-governance/</em>siswidya_dewihttp://www.blogger.com/profile/15879433240818495413noreply@blogger.com0