Rabu, 24 Februari 2010

Audit Manufaktur

NAMA : EVI SISWIDYA KUSUMADEWI
NPM : 20207420
KELAS : 3EB05
MATA KULIAH : PEMERIKSAAN AKUNTANSI
DOSEN : RENNY NUR’AINY

AUDIT MANUFAKTUR
Audit manufakturing melakukan pengujian-pengujian atas ketaatan atas kebujakan yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyelenggarakan upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari pencapaian tujuan tersebut.
Data Pokok
B.H. Walley dalam bukunya “Production Management Handbook”(1980), memberikan data pokok untuk audit manufakturing sebagai berikut:
• Proses Produksi
• Kendala Kebijakan
• Pola Permintaan
• Persaingan
• Pabrik dan Mesin
• Hubungan Industrial
• Informasi Operasi
• Organisasi
• Penggunaan Sumber Daya
• Produk dan Produksi
• Informasi Biaya
• Produktivitas
• Jam Kerja
• Sistem Produksi
• Tata Ruang dan Pabrik
Langkah-langkah Audit Manajemen
1. Merumuskan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya audit manufakturing.
2. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan.
3. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat umum tentang obyek audit.
4. Menyusun program dan prosedur audit yang dilaksanakan .
5. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program dan prosedur audit yang mencakup pengumpulan dan pemeriksaan data serta mengadakan wawancara.
6. Mengolah dan menganalisis hasil temuan.
7. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting dan saran perbaikan.
Berdasarkan maksud dan tujuan dari pelaksanaan audit manufakturing. Maka kemudian ditentukan lingkup audit manajemen yang akan dilakukan, yang dapat berupa:
a. Audit mengenai tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan manufakturing perusahaan yang ditetapkan.
b. Audit mengenai disain sistem manufakturing yang dijalankan, yang mencakup pemilihan lokasi, pengaturan tata letak, keadaan bangunan dan sarana penunjang, teknologi yang digunakan, proses manufakturing yang dijalankan, keadaan mesin dan peralatan.
c. Audit mengenai penerapan sistem manufakturing, yang mencakup perencanaan dan program operasi/produksi, pembelian dan pengadaan bahan, pelaksanaan manufakturing, persediaan dan pengiriman barang jadi serta pergudangannya, biaya, serta pemeliharaan peralatan.
Sistem transformasi informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada dua macam lingkungan yang perlu diperhatikan:
a. Fungsi bisnis lain atau tingkat manajemen yang lebih tinggi di dalam perusahaan tetapi di luar fungsi operasi mungkin mengubah kebijakan, sumber daya, perkiraan, asumsi, atau kendala. Sebagaimana akibatnya sistem informasi pada fungsi operasi perlu beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan lingkungan internal yang baru.
b. Lingkungan di luar perusahaan mungkin mengalami perubahan dilihat dari segi hukum, politik, sosial atau ekonomi, sehingga mengakibatkan perubahan pada masukkan, keluaran maupun sistem informasi operasi. Perubahan yang terus menerus dalam lingkungan operasi tampaknyatelah menjadi sesuatu yang lazim, bukan lagi sebagai pengecualian.
Ruang Lingkup Audit Manufakturing
 Sistem Transformasi : meliputi masukkan, proses dan keluaran.
 Fungsi Manajemen : perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
 Standar kriteria yang digunakan : jumlah, mutu atau spesifikasi, waktu dan biaya serta daya yang tersedia.

Sumber:
1. Buku Audit Manajemen Kontemporer (Drs.Amin Widjaja Tungal,AK.MBA.)
2. Modul praktikum Audit Lanjut. Laboratorium Akuntansi Lanjut A, Universitas Gunadarma

Kamis, 18 Februari 2010

AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA

NAMA : EVI SISWIDYA KUSUMADEWI
NPM : 20207420
KELAS : 3EB05
MATA KULIAH : PEMERIKSAAN AKUNTANSI
DOSEN : RENNY NUR’AINY

AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA
Audit sumber daya manusia merupakan suatu metoda untuk memastikan bahwa potensial sumber daya manusia dari organisasi dipenuhi. Menurut Sherman dan Bohlander, audit sumber daya manusia memberikan peluang untuk:
1. Menilai efektivitas fungsi sumber daya manusia.
2. Memastikan ketaatan terhadap hukum kebijakan, peraturan, dan prosedur.
3. Menetapkan pedoman untuk menetapkan standar.
4. Memperbaiki mutu dan staf sumber daya manusia.
5. Meningkatkan citra dari fungsi sumber daya manusia.
6. Meningkatkan perubahan dan kreativitas.
7. Menilai kelebihan dan kekurangan dari berbagai fungsi sumber daya manusia.
8. Memfokus staf sumber daya manusia pada masalah-masalah yang penting.
9. Membawa sumber daya manusia lebih dekat kepada fungsi organisasi yang lain.
Langkah-langkah dalam Proses Audit
Seorang spesialis auditing (Walter R. Mahler) mengusulkan bahwa proses audit harus terdiri dari 6 langkah, sebagai berikut:
1. Memperkenalkan gagasan audit dan menekankan manfaat yang akan diperoleh dari audit.
2. Memilih personel dengan kisaran ketrampila yang luas untuk tim audit dan memberikan pelatihan yang diperlukan.
3. Mengumpulkan data dari tingkat yang berbeda dari organisasi.
4. Menyiapkan laporan audit untuk manajer lini dan evaluasi departemen sumber daya manusia.
5. Mendiskusikan laporan dengan manajer operasi yang kemudian mengujikan penilaian mereka sendiri.
6. Mempersatukan tindakan korektif ke dalam proses penetapan tujuan perusahaan yang reguler.
Pendekatan dalam Audit Sumber Daya Manusia
Fungsi yang paling penting dari audit sumber daya manusia adalah menentukan efektivitas. Yaitu tujuan dari program sumber daya manusia dapat dicapai. Sebelum memulai audit, tujuan dan standar program harus secara jelas dinyatakan. Suatu audit harus mencakup paling sedikit 3 pendekatan utama, yaitu:
1. Menentukan ketaatan dengan hukum dan peraturan.
2. Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi.
3. Menilai performa program. Selain itu, kebijakan dan prosedur harus diuji secara teliti untuk menentukan apakah mereka sesuai dalam memenuhi tujuan.
Manfaat Temuan Audit
Terdapat banyak sumber dan indikator yaitu informasi dapat diperoleh mengenai efektivitas secara keseluruhan dari program manajemen sumber daya manusia. Informasi ini kemudian harus dianalisis untuk mengidentifikasi tipe tindakan korektif yang diperlukan dan personil yang paling cocok untuk melaksanakannya.
Metode-metode Menganalis Temuan
Beberapa pendekatan dapat digunakan dalam menganalisis informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Pendekatan tersebut mencakup yang berikut:
1. Membandingkan sumber daya manusia dengan organisasi yang lain, khususnya program dari perusahaan yang berhasil.
2. Berdasarkan audit dari beberapa sumber otoritas, seperti norma konsultan, temuan pengetahuan perilaku, atau buku teks manajemen sumber daya mansia.
3. Mempercayai suatu rasio atau rata-rata, seperti rasio dari staf sumber daya manusia terhadap karyawan total.
4. Menggunakan suatu audit ketaatan untuk mengukur apakah aktivitas manajer dan staf dalam manajemen sumber daya manusia sesuai dengan kebijakan, prosedur, dan peraturan-suatu audit internal.
5. Mengelola departemen sumber daya manusia berdasarkan sasaran dan menggunakan suatu tipe audit sistem.

Sumber: buku Audit Manajemen Kontemporer (Drs.Amin Widjaja Tungal,AK.MBA.)

Kamis, 11 Februari 2010

Audit Mutu Internal

NAMA : EVI SISWIDYA KUSUMADEWI
NPM : 20207420
KELAS : 3EB05
MATA KULIAH : PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2
DOSEN : RENNY NUR'AINY


A. PENGERTIAN AUDIT MUTU

Pengertian audit mutu dapat dijumpai dalam Panduan Audit Sitem Manajemen Mutu SNI 19-19011-2002. Dalam panduan tersebut, audit mutu didefinisikan sebagai proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauhmana kriteria audit dipenuhi (BSN, 2002). Audit Sistem Mutu biasanya dilakukan untuk menentukan tingkat kesesuaian aktivitas organisasi terhadap standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang telah ditentukan serta efektivitas dari penerapan system tersebut.

B. TUJUAN AUDIT MUTU

Dari pengertian audit mutu yang diuraiakan di atas, bahwa tujuan audit mutu adalah untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Temuan hasil audit selanjutnya dianalisis, dinilai kecukupan dan kesesuaiannya terhadap standar ISO 9001:2000. Hasil temuan auditor tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan. Secara rinci tujuan umum dari audit mutu yaitu (Willy Susilo,2000) :

1. Untuk memperoleh prioritas permasalahan yang tengah dihadapi organisasi
2. Untuk merencanakan pengembangan usaha Untuk memenuhi persyaratan suatu sistem manajemen yang digunakan sebagai acuan
3. Untuk memenuhi persyaratan regulasi ataupun persyaratan kontrak dengan (misalnya) pelanggan
4. Untuk mengevaluasi terhadap pemasok
5. Untuk menemukan adanya potensi resiko kegiatan organisasi

Sedangkan tujuan audit mutu secara khusus adalah untuk memberikan umpan balik tentang kinerja organisasi yang diuraikan sebagai berikut (Iskandar Indranata,2006):

1. Mengarahkan pencapaian sasaran Memberikan sense of urgency
2. Menemukan peluang perbaikan
3. Memastikan apakah sistem diterapkan secara efektif
4. Mendeteksi penyimpangan-penyimpangan terthadap kebijakan mutu sedini mungkin

C. PRINSIP AUDIT MUTU

Audit mutu didasarkan pada sejumlah prinsip. Ketaatan dan kepatuhan terhadap prinsip tersebut merupakan prasyarat untuk memberikan kesimpulan audit yang sesuai dan cukup serta memungkinkan auditor bekerja secara independen untuk mencapai kesamaan kesimpulan pada situasi serupa. Prinsip Audit Mutu, secara garis besar terdiri dari dua prinsip yaitu prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor dan prinsip-prinsip yang terkait dengan kegiatan audit.

1. Prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor, yaitu :

a. Kode Etik sebagai Dasar Profesionalisme.

Kode Etik merupakan dasar profesionalisme auditor dalam pelaksaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian. Seorang auditor harus mampu menunjukkan sikap berpendirian, yaitu sikap mampu memberikan penilaian yang proporsional dan kontekstual.

b. Menyajikan hasil yang obyektif dan akurat,

Seorang auditor berkewajiban untuk melaporkan hasil temuan audit secara benar dan akurat. Temuan audit, kesimpulan audit dan laporan audit mencerminkan pelaksanaan kegiatan audit secara benar dan akurat. Hambatan signifikan yang ditemukan selama audit dan perbedaan pendapat yang tidak terselesaikan antara tim audit dan auditi harus dilaporkan.

c. Profesional, memiliki kompetensi sebagai auditor.

2. Prinsip Audit yang relevan dengan kegiatan audit, yaitu :

1. Independen-auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit pada area yang bukan tanggungjawabnya.
2. Bukti Obyektif sebagai dasar membuat kesimpulan audit, dapat diverifikasi dan sample audit yang diambil cukup mewakili
3. Terencana, audit harus terencana secara sistematik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.

D. ALASAN MELAKUKAN AUDIT MUTU

Dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) ada beberapa alasan melakukan audit berkesinambungan yaitu untuk melihat efektivitas system berdasar sampling dan lokasi/bagian, walaupun alasan yang pokok memberi jaminan dan mencegah timbulnya masalah-masalah dan meningkatkan efektivitas SMM alasan melakukan Audit antara lain (Iskandar Indranata, 2006) :

1. Mengembangkan sistem pada organisasi.
2. Meyakinkan organisasi akan efektivitas dan kesesuaian akan system itu sendiri.
3. Meyakinkan organisasi dalam memilih pemasok baru, bahwa SMM pemasok sesuai dengan apa yang diinginkan organisasi.
4. Meyakinkan organisasi bahwa pemasok yang ada masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan organisasi.
5. Memenuhi kesesuaian standar/undang-undang, bahwa organisasi harus terus menerus mengimplementasikan dan memelihara SMM secara konsisten.

E. MANFAAT AUDIT

Hasil audit dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperuam . alah atu manfaat audit yang paling sentral adalah sebagai dasar untuk mengambil keputusan, melakukan perbaikan, meningkatkan eisiensi dan efektivitas fungsi organisasi. Dengan informasi hasil penilaian auditor dan rekomendasi yang disampaikan, akan memungkinkan pimpinan unit operasi melakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi, efektivita maupun produktivitas usaha secara lebih terarah.

Proses audit merupakan media pembelajaran dan pertumbuhan yang tidak ternilai harganya bagi para pelaku audit itu sendiri. Karena melalui proses audit, tejadi proses pemahaman secara mendalam tentang seluk beluk operasi organisasi serta permasalahannya yang dihadapinya, baik permasalahan skala organisasi maupun permasalahan spesifik yang ada pada setiap fungsi dalam organisasi. Dengan demikian seorang auditor secara disadari atau tidak telah mempelajari proses manajemen organisasi secara komprehensif dan manajemen fungsional secara intensif. (BQST)

sumber : google(http://bambangkesit.staff.uii.ac.id/2009/01/15/audit-mutu-internal-1-dasar-dasar-audit/)